Tulisan ini aku bikin untuk undangan pernikahanku dengan BJ, 6 Des 08
Pernikahan adalah Petualangan
pic : www.pixabay.com |
Kami yang baru saja menerima “tiket” untuk menikah, mendengar dan membaca berbagai definisi tentang pernikahan. Kami tidak mengesampingkan sekian definisi itu. Namun, ada satu definisi yang cepat dan tetap melekat dalam ingatan kami. Bunyinya : pernikahan adalah petualangan komunikasi seumur hidup.
Kami menyukainya meski kami bukan petualang. Jelas saja, kami tak seperti Christopher Johnson McCandless1. Kami juga bukan orang-orang yang beruntung terpilih sebagai presenter acara Jejak Petualang2 atau peserta The Amazing Race3.
Masing-masing kami hanya pernah melakukan “petualangan kecil” seperti menjejakkan kaki di puncak beberapa gunung. Kata petualangan kecil sengaja kami beri tanda kutip karena itu hanya sebuah perjalanan singkat dengan peralatan serta bekal logistik dan pengetahuan seadanya.
Satu hal, kami kompak membayangkan petualangan sebagai sebuah acara yang seru. Petualangan –entah yang direncanakan atau tidak- selalu identik dengan pemandangan dan pengalaman baru. Petualangan bersama selalu berisi kegembiraan, kesedihan, dan sesekali perselisihan karena perbedaan pendapat. Memang, ada juga cerita petualangan yang tragis karena kejadian maut yang tak terelakkan atau perselisihan tajam antar anggota tim. Tapi itu tak membuat kami anti petualangan.
Sayangnya, “petualangan kecil” kami sudah menjadi masa lalu. Sebenarnya, kami sama-sama rindu untuk kembali menjalani kegiatan semacam itu. Namun, karena tak sungguh-sungguh merencanakan, kerinduan itu belum terwujud. Alih-alih serius mengagendakan perjalanan di alam terbuka, kami justru intens merencanakan pernikahan.
Sebab itu, sebuah kebetulan yang indah ketika kami menemukan definisi “pernikahan adalah petualangan komunikasi seumur hidup.” Komunikasi intens dalam pernikahan memungkinkan pasangan untuk menemukan hal-hal seru yang tidak didapati sebelumnya. Apalagi bagi kami yang sebelum pernikahan ini lebih banyak berkomunikasi lewat gelombang. Kami yakin akan menemukan pemandangan dan pengalaman baru.
Kami menyadari jika masing-masing kami adalah individu dengan kekhasan masing-masing. Sebab itu, kami berharap bisa saling memahami untuk memperkecil peluang perselisihan. Kami bersyukur pada Tuhan yang telah memberi “tiket” petualangan ini. Kami berani karena Ia memberi garansi panduan seumur hidup. (L&J)
Note :
1. Seorang Amerika (12 Februari 1968 – 18 Agustus 1992) yang memilih meninggalkan kehidupan “normal” untuk bertualang menuju Alaska. Kisah hidupnya sudah dibukukan serta difilmkan dengan judul Into The Wild.
2. Sebuah acara tentang perjalanan ke berbagai tempat di Indonesia maupun (sesekali) luar negeri yang ditayangkan di stasiun televisi Trans 7
3. Reality show asal Amerika. Dalam acara ini, para peserta (biasanya satu tim terdiri dari dua orang) berlomba ke berbagai tempat di dunia, menerima berbagai tugas, lalu berlomba ke tujuan akhir. Pemenang akan mendapatkan hadiah uang tunai. Versi Asia bernama The Amazing Race Asia.
Selamat ya Mbak Lisdha untuk delapan tahunnya, bahagia dan sehat selalu tim petualangannya :)
BalasHapus