Durian. Ini salah satu buah favoritku. Favorit teman-teman
juga nggak? Atau teman-teman malah anti setengah mati sama buah yang satu ini? Ada
orang yang sampai merem melek saat menikmati durian. Tapi ada juga yang baru
mencium baunya saja sudah muntah. Kayaknya, dalam hal cinta dan benci, durian
mirip sama calon presiden deh. Ada golongan pecinta –sampai cinta banget,
sebaliknya ada golongan pembenci –yang sampai benci banget ^-^
Meskipun suka durian, nggak setiap hari juga sih aku makan
buah ini. Mahal di ongkos booo. Lagipula, keseringan makan durian juga nggak
bagus buat kesehatan. Aku pernah pusing beberapa hari setelah kebanyakan makan
durian. Mungkin itu yang dinamakan “mabuk durian.”
Nah, durian pertama ini bukan tentang kapan pertama kali aku
makan durian atau tentang durian pertama yang aku makan (asyaaah, dua-duanya
aku sudah lupa-lah, entah kapan itu kejadiannya). Durian yang aku ceritakan di
sini adalah akronim dari Diskusi Ringan Anak Medan. Ini adalah salah satu
agenda rutin komunitas Blogger Medan (BLOG M). Durian diselenggarakan sebulan
sekali dengan tema, pembicara, dan tempat yang bervariasi.
pic by IG Blog M |
Sabtu (23/3), untuk pertama kalinya aku ikut acara Durian
yang entah sudah ke-berapa kalinya digelar. Aku ikut Durian karena, pertama
memang wajib bagi anggota baru Blog M (minggu lalu aku posting tentang gabung BlogM), kedua karena memang pengin (kalaupun nggak diwajibkan, aku memang pengin
datang). Memang pengin dan ternyata diwajibkan, ibarat sudah naksir lalu
dijodohkan. Pucuk dicinta ulam tiba ya kan...
Durian kali ini digelar di Serayu Kopi di Jalan Sei Serayu nomor 85 pukul 16.00. Bersyukur BJ lagi nggak ada agenda keluar kota dan doski juga siap
jadi nanny Ale-Elo selama aku ikut acara. Tadinya aku izin mau naik ojol saja tapi
ternyata BJ juga siap sedia mengantar istrinya sampai lokasi (ihiii, makasih ya
Beb..). Sehabis tengah hari kami sudah keluar rumah. Selain jarak dari rumah ke
tempat acara cukup jauh, BJ juga mau memenuhi janji ke Ale-Elo untuk makan ke
Pizza Hut. Usai makan di PH, kami meluncur ke Jalan Sei Serayu.
Selain pertama kali datang ke Durian, ini juga untuk pertama
kalinya aku datang ke Kopi Serayu. Jadi, memang belum tahu posisi persisnya. Saat
pertama lewat Kopi Serayu, yang justru terbaca adalah merk rokok sponsor yang
terletak di atas nama kafe dengan ukuran font yang lebih besar. Jadi deh terlewat
dan kami mesti muter sekali lagi.
Elo sempat kepengin “ikut Bunda”, tapi kemudian
diiming-imingi BJ untuk melihat rusa. Jadi deh, aku di-drop dan trio bapak-anak
lanjut jalan ke tempat rusa di Universitas Sumatera Utara (USU). Judul acara
mereka bertiga hari itu adalah “Sabtu Bersama Bapak.”
Aku sendiri, sempat celingak-celinguk saat masuk ke kafe. Ya
kan aku juga belum kenal wajah-wajah anggota Blog M. Jadi aku menelpon salah
satu nomor yang ada di grup WA (Kak Fuji) dan ternyata tempat acaranya di lantai dua.
Sampai di ruangan, ternyata masih sepi. Baru beberapa orang saja yang hadir.
Dari jadwal acara mulai sesi diskusi pukul 16.30, baru bisa mulai kurang lebih pukul
17.00 :D. Sebelum acara mulai, aku kenal-kenalan dulu sama beberapa orang. Tapi
ya gitu deh, namanya juga anak baru jadi aku masih rada malu-malu (eaaaaa).
Padahal nantinya potensial malu-maluin wkwk. Setidaknya bisa lihat langsung
orang-orang yang selama ini cuma aku “kenal” dari blog, salah satunya KakMollyta.
Tema kali ini adalah “Literasi Digital”, dibawakan oleh
Shakinah Mariz, salah satu blogger Medan yang sebelumnya juga hanya aku kenal
di grup WA Kumpulan Emak Blogger. Meski dibawakan secara santai dan lucu (acung
jempol untuk Mak Kina), tapi cukup mencerahkan. Terutama buat aku, yang selama
ini sudah sering mendengar bahkan juga menggunakan kata literasi, tapi ternyata
malah nggak pernah mengulik apa itu definisi literasi hihihi. Ada yang kayak
aku-kah? Semoga tidak sih. Tapi kalau iya, ini aku salin definisi literasi :
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat
kemampuan dan ketrampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara,
menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Jujur sih, definisi ini aku salin dari Wikipedia soalnya aku
nggak mencatat/memotret definisi yang disampaikan Kina. Kalau kita browsing,
pastinya akan banyak menemukan variasi kalimat definisi tentang literasi. Tapi garis
besarnya pastilah serupa, yakni literasi berhubungan dengan kemampuan memahami
(dari membaca/mendengar/melihat) sesuatu.
Kata literasi sering sekali terkait
dengan pembahasan tentang baca-tulis. Tapi literasi tidak hanya terbatas pada bahasa.
Kina menyampaikan tujuh kompetensi literasi dasar, yakni :
- literasi bahasa
- literasi numerasi
- literasi sains
- literasi digital
- literasi finansial
- literasi budaya
- literasi kewarganegaraan.
Seperti aku tulis di atas, poin diskusi saat itu adalah
tentang literasi digital. Di masa sekarang, saat penetrasi internet sudah
sangat luas dan semakin luas, literasi digital sangatlah penting. Berita
tentang kasus-kasus hukum yang bermula dari penggunaan internet yang tidak
bijak semakin sering kita dengar. Banyak orang yang dikirim ke balik jeruji penjara
karena menggunakan media digital untuk hal-hal yang berlawanan dengan hukum.
Itu belum termasuk kasus-kasus yang tidak sampai berakhir di meja hijau.
Jadi, literasi digital kurang lebih adalah kemampuan
memroses berbagai informasi, memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan
orang lain melalui media digital. Termasuk menciptakan, mengelaborasi,
mengomunikasikan, dan bekerja sesuai dengan etika, dan memahami kapan dan
bagaimana teknologi harus digunakan agar efektif mencapai tujuan. Literasi
digital juga berarti memiliki kesadaran dan berpikir kritis terhadap berbagai
dampak positif maupun negatif yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Weis...tumbenan posting kalimat yang rada berisi. Biasanya remeh-temeh-retjeh
doang hahaha.
Saat sesi tanya jawab, aku mendapatkan hadiah buku dari Mak
Kina. Bukan karena bisa jawab, tapi karena bertanya hehehe (makasih ya Mak
Kina). Usai materi, lanjut ngobrol-ngobrol dan foto-foto. Tapi aku nggak punya
dokumentasi fotbar-nya. Masih malu-malu ngangsurin gadget buat minta tolong
foto hehehe. Kirain bakalan ada di IG Blog M, jadi bisa aku culik ke sini,
ternyata enggak sodara-sodara^-^.
Sebenernya acara ngobrol-ngobrol santai masih lanjut. Tapi
sayang aku nggak bisa ikut. Di bawah, BJ dan duo krucils Alelo sudah menunggu. Mereka
sudah selesai bermain dengan rusa-rusa di taman USU. Pun, hari memang sudah
beranjak malam. Mudah-mudahan bisa gabung lagi di Durian selanjutnya.
Mbaaak...aku juga suka banget sama durian,. ini adalah buah favoritku nomor satu, meskipun harganya mehong, heheheh.....
BalasHapusRupanya, setelah scroll ke bawah, Durian di artikel ini adalah singkatan dari Diskusi Ringan Anak Medan. Asik ya mbak ikutan gabung di diskusi "Literasi Digital”, nambah ilmu, wawasan, dan temen..yuhu......
Salam buat teman-teman Blog M, aku belum pernah ke Medan, pengen banget beli bolu Meranti yang sangat terkenal ituh, hehehehe
hai mbak fika. kalau lagi musim durian, di sini bisa murmer lho. tapi bukan di medannya sih melainkan dari daerah2 asal panennya. pernah kami beli sekarung isi 18 butir (ukuran campur) harga 100ribu :)
Hapusyuk kapan ke medan, biar kutraktir meranti :)
waaah duriannya endeeees bangetttt
BalasHapuskayaknya iya ya..ini cuma nyomot gambarnya hahaha
HapusItu rusannya jinak jinak
BalasHapusbetull..memang jinak dalam artian mendekat kalau dikasih makan :)
HapusWah keren sekali ini catatannya Mak Lisdha, maaf aku baru mampir sekarang karena baru baca part yang ini. Terima kasih sekali sudah menulis tentangku. Benar ya kata Om Pram, menulis adalah kerja keabadian. Sebab mak Lisdha menuliskan ini dengan penuh energi positif, dan pada frekuensi entah keberapa, getaran positif ini menyentuhku hingga akhirnya aku mengklik tulisan ini. Sekali lagi, aku sangat senang bisa belajar banyak dari Mak Lisdha juga. Salam hangat. Semoga bisa berjumpa lagi.
BalasHapusBila ada kesempatan boleh mampir di blogku ya mak wewewe(dot)kinamariz(dot)com :)