cat and fish (not catfish^-^), pic by pixabay |
Ale, si sulung gemar makan ikan lele (goreng). Cocok ya sama
rima namanya... Le, Ale ...sukanya ikan lele. Sudah cukup lama saya nggak masak
ikan lele. Jadi, kemarin, dengan sangat memohon, Ale minta saya menggoreng ikan
lele. Harusnya bukan permintaan yang susah, mengingat ikan lele mudah didapatkan. Harganya pun
tergolong murah untuk ikan segar.
Ikan dengan nama internasional catfish ini juga mengandung
banyak nutrisi. Dilansir dari sehatqu.com, manfaat ikan lele antara lain sumber
lemak omega-3, sumber vitamin B12, sumber vitamin D, dan sumber protein. Sebagai
ikan air tawar yang mudah diternakkan, ikan lele juga sedikit kemungkinan
mengandung merkuri.
Saat masih mentah, ikan lele memang sedikit “menjijikkan.”
Bahkan, selain licin berlendir, ikan lele juga punya potensi menyakiti dengan sengatan
patil-nya (sampai sekarang, saya belum berani memotong ikan lele sendiri,
mending serahin ke penjualnya :D). Tapi,
kalau sudah jadi sajian ikan lele goreng atau panggang, (atau mangut – jika suka),
rasanya nyam-nyam.
gambar lele mentah, pic by radarbali.jawapos.com |
lele goreng, pic by selerarasa.com |
Masalahnya, si bungsu Elo alergi ikan lele!
Sepertinya jenis alergi yang jarang ya? Biasa dengar tuh
alergi udang, kepiting, susu sapi, gluten, atau yang non makanan semisal alergi
debu.... Setidaknya kalau yang berhubungan dengan ikan, biasanya ikan laut yang
bikin alergi. Lha ini alergi ikan lele. Sementara, tiap makan ikan lain -bahkan udang, dia baiq-baiq saja. Jadi, saya sempat merasa lucu dan sangsi. Mosok alergi lele?
stiker WA 😂 |
Tapi ternyata, alergi itu penyebabnya buanyaaak banget. Dari yang penyebabnya
mainstream (kayak sea food) sampai yang anti mainstream. (Waktu saya bikin status
facebook tentang Elo alergi lele, ada teman komentar tentang alergi jeruk lemon.
Kayaknya ini juga kasus yang jarang terdengar ya..)
Bagaimana bisa ketahuan kalau alergi ikan lele?
Apakah sudah test alergi?
Jadi gini ceritanya :
Awalnya, saya juga nggak paham kalau Elo alergi lele.
Karena, penampakan alergi-nya bukan gatal-gatal atau merah-merah. Setahu saya
yang awam ilmu kesehatan, penampakan alergi ya cuma gatel-gatel dan merah-merah
:D. Ternyata penyebab dan penampakan alergi itu macem-macem ya... Bisa sampai
sesak nafas segala :D.
Jadi ingat, waktu kecil, saya alergi laron. Tiap makan
laron, jadi gatal-gatal sekujur badan. Iyaaa...laron yang terbang-terbang itu.
Bagi yang tidak pernah, mungkin merasa : weksss laron kok dimakan. Kampung saya
memang cukup jauh dari Gunung Kidul yang terkenal dengan beberapa kuliner unik seperti belalang, puthul, dan tawon goreng
(alih-alih unik, sebutan lainnya adalah kuliner ekstrem). Tapi, nggak heran-lah
dengan kuliner ekstrem-ekstrem begitu. Ada sebagian orang di kampung saya yang
sampai saat ini juga masih melakukannya.
Waktu kecil, dengan inferioritas geografis, saya merasa ndeso makan makanan semacam itu. Apalagi, dengan istilah Jawa yang rada sarkas, makan makanan semacam itu dibilang nggragas. Tapi, sekarang saya bangga dong jadi wong ndeso 😀. Saya menganggap makanan ekstrem sebagai kearifan lokal dan kemampuan diversifikasi bahan pangan (eh ya, kemampuan survival juga).
Waktu kecil, dengan inferioritas geografis, saya merasa ndeso makan makanan semacam itu. Apalagi, dengan istilah Jawa yang rada sarkas, makan makanan semacam itu dibilang nggragas. Tapi, sekarang saya bangga dong jadi wong ndeso 😀. Saya menganggap makanan ekstrem sebagai kearifan lokal dan kemampuan diversifikasi bahan pangan (eh ya, kemampuan survival juga).
Next saya tulis deh nostalgia tentang laron (haha, langsung
dapat ide #updateblog).
Kembali ke alergi.
Alergi pada Elo termanifestasi pada bengkak di area sekitar mata.
Bengkaknya tidak selalu di area dua kelopak mata lho, bisa sebelah mata saja.
Maka itu, saat pertama kali Elo bengkak kelopak matanya, saya sama sekali tidak
menyangka bahwa itu akibat alergi. Bahkan, saya menduga penyebabnya adalah
gigitan serangga! Saya lupa, kapan pertama kali mendapati situasi ini. Mungkin
ketika Elo berusia dua tahunan. Yang pasti dia sudah makan biasa (bukan makanan
MPASI yang lembut lagi)
Elo saat bengkak parah, kalau makan lelenya sedikit, bengkaknya nggak separah ini |
Penanganan saat itu, cuma dioles minyak zaitun. Haha entah
ngaruh apa nggak, soalnya kalau kasih minyak telon atau kayu putih kan panas. Sementara,
TKP di area sekitar mata. Beberapa jam
kemudian, bengkaknya kempes. Ya wis, fixed kami duga sebagai akibat gigitan
serangga.
Berhubung Ale gemar makan lele, saya jadi
saya sering memasak ikan ini (beberapa orang anti makan ikan lele karena stigma
sebagai ikan jorok ya hehhe, konon ada ikan lele yang diternakkan di
septitank). Tiap masak lele, si Elo jelas ikut makan, wong dia ikutan sukak.
Akibatnya, kejadian bengkak di mata terulang beberapa kali. Barulah
saya berpikir, apakah ini alergi?? Namun, saat itu juga belum terpikir kalau
alergi ikan lele. Hanya saja, saya mulai mengingat apa saja makanan Elo sebelum
matanya bengkak.
Kecurigaan mulai mengarah pada ikan lele. Tapi saya masih merasa
sangsi, mosok alergi ikan lele sih? Nggak umum gitu... Hingga suatu hari, kami pergi berempat dan di mobil sarapan dengan lauk ikan lele. Sarapan, artinya
baru nasi dengan lele yang dimakan hari itu. Tak berapa lama, mata Elo sedikit
bengkak.
Tiap ada kejadian mata bengkak, dia hanya mau dikompres air
dingin dan tidur. Biasanya, saat bangun tidur, bengkaknya sudah berkurang
signifikan. Meski sudah ada dugaan alergi, tapi saya nggak kasih obat bebas, macem CTM atau cetirizine.
Soalnya, selain saya belum yakin, Elo juga anak yang anti banget minum obat. Tiap kali
kejadian, rasanya bakalan sia-sia bawa ke dokter kalau akhirnya dikasih obat.
Baca : Balada Anak Susah Minum Obat
Baca : Balada Anak Susah Minum Obat
Saat Elo opname yang ke-empat (opnam-nya bukan karena
alergi), kami sekalian curcol ke dokter soal dugaan alergi lele. Siapa tahu
bisa sekalian test alergi. Tapi rupanya test alergi harus dilakukan saat anak
dalam keadaan sehat. Saat itu, dokternya ketawa-ketawa mendengar dugaan ikan
lele sebagai penyebab alergi. Meski bukan tidak mungkin, menurutnya ini kasus
yang langka.
Oh ya, sewaktu pulang kampung di Natal 2019, Elo demam
tinggi. Karena Elo anti obat oral, kakak saya mencoba memberinya ibuprofen
(merk Proris) suppositoria (diberikan lewat anal). Ternyata, terjadi bengkak di
mata. Dugaan alergen bertambah : ibuprofen. Saat itu, Elo kembali opname
(kelima kalinya) dan kami jadi lebih waspada dengan kemungkinan alergi. Dengan
keterangan dugaan alergi saat registrasi pasien, pemberian makan dan
obat-obatan lebih diperhatikan.
Baca : Elo, Biyung, dan Rumah Sakit
Baca : Elo, Biyung, dan Rumah Sakit
Kurang lebih sebulan pasca opname, Elo opname lagi (haha,
kalau ada komentar e-buset opname melulu.... penyebabnya sudah pernah saya
ceritakan di blog ini yaa hehehe). Saat opname ke-enam, kami kembali sekalian
curcol tentang alergi Elo. Tapi memang, alergi hanya bisa dicek saat anak dalam
kondisi sehat. Jadi, saat kontrol pasca opname, saya sekalian minta surat
pengantar untuk cek alergi. Dokter sudah kasih perkiraan biaya, yakni sekitar
dua juta rupiah.
Baca : Opname Lagi
Baca : Opname Lagi
Namun, saya masih juga menunda-nunda (sigh), sampai kemudian
boooom!! Pandemi Covid-19 jadi momok untuk pergi ke rumah sakit. Jangankan ke
rumah sakit, pergi-pergi ke tempat yang bukan rumah sakit saja sangat
diminimalkan. Alhasil, sampai sekarang, Elo tetap belum jadi test alergi.
Saya nggak tahu nih, setelah test alergi dan diketahui apa
saja alergennya, **apakah seseorang diberi obat untuk menghilangkan atau
meminimalisasi alerginya? **Ataukah hasil test hanya semacam rekomendasi untuk
kita menghindari alergennya? **Apakah alergi bersifat menetap sampai seumur
hidup? **Apakah alergi terjadi setiap terpapar alergen atau hanya saat kondisi
imun lemah?
Haha, banyak banget pertanyaannya. Bagi yang tahu tentang ini, semoga bermurah hati
untuk berbagi di kolom komentar 💚💚.
Terimakasiiiih sebelumnya.(LSD)
dulua dikku alergi udang, tp karena suak makan terus tersu minum obat alergi, lama2 jadi kebal dan gak alergi lagi
BalasHapusjd tiap alergi lgsg minum.obat gitu ya mbak tira?
HapusYa Allah kasian banget, Mba alerginya sampai kayak gitu. Iya alergi lele termasuk jarang, sama seperti yang komentar di status FB, Mba yang alergi jeruk lemon. Anak saya juga alergi, tapi nggak sampai kayak Elo.
BalasHapussaya yg awam dunia kedojteran, semula taunya alergi itu cm gatel2 dan merah2 di kulit..tnyata macem2 yaa
HapusWaduuuh, kasian banget Elo kalo lagi bengkak gitu yaaa. Memang ada beberapa kasus nih. Kek temenku bulan lalu sebelom pandemi makan bareng udang taliwang, langsung bengkak donk kaya Elo, aku kaget (padahal ga ada riwayat alergi) Langsung balik ketempat praktekku di Klinik dan dikasih obat, kata dokter Udangnya ga fresh.
BalasHapusOhya setauku, memang lebih baik di tes dulu, biar lebih pasti makanan apa yang beneran menimbulkan alergi, biar bisa ditangani lebih awal.Alergi ada yg menetap dan kambuh tergantung imunnya, mak. Soalnya pasienku ada yang beberap alergi parah sampe butuh treatment khusus. Sebaiknya dikonsultasikan dulu ke dokter dan di tes biar tau cara penanganannya.
Trus aku aneh juga, lele oh lele. Tapi yang parah ada temenku yang alergi nasi wkakakakak, sumpah bikin ngakak ini, jd makan hariannya roti, kentang.
waduuuh alergi nasiiii.. kumaha atuh teh nchie? kalo dateng ke pesta kawinan harus pilih sajian non nasi ya..iya semoga abis corona bisa lgsg eksekusi cek alergi
HapusSama dong anakku berima sama makanan kesukaannya. Maryam suka makan ayam dan bayam. Hehehe..
BalasHapusHihi...tosss mbak Ida. Tos juga buat adek Maryam. Saya beberapa kali baca ttg Maryam di blog Mbak Ida :)
HapusAnakku dua-duanya alergi susu sapi, tapi anak pertama masih bisa makan turunannya (Keju/Butter), anakku yang kedua blass ngga bisa sama sekali, bahkan ditambah alergi ikan laut. Tapi sekarang Alhamdulillah anak pertama udah bebas dari alergi, meski baru bisa minum UHT usia 2 tahunan, kalo anak yang kedua, usia 18 bulan sekarang sudah bisa minum UHT tapi masih merah-merah kalo makan ikan laut. Makin kesini merah-merahnya jadi makin sedikit sih, ngga seheboh awal-awal.
BalasHapusSaya juga hingga usia SMP, alergi perubahan cuaca ekstrem, jadi bentol2 seluruh badan. Rumah saya di area Puncak kan dingin, tapi kalo mandi pake aer anget saya malah jadi gatel dan bentol-bentol. Alhamdulillah sekarang udah sembuh.
Hilang alerginya dengan upaya medis ga Mbak Gifta?
HapusAnakku begitu ABG jadi alergi sufor.
BalasHapusPadahal, hobinya minum susu buangeettt, sehari bisa lima gelas
Akhirnya aku ganti pakai susu kedele, Mak.
Mungkin substitusi menu dulu aja kali yaaa
Iya Mbak Nurul..sejauh ini jadi menghindari alergennya aja sih. Bersyukurnya masih mudah sih ya..dalam artian sejauh ini kalau makan ikan/lauk lain belum pernah nampak alergi
HapusHuaaa ternyata alergi lele? Aku juga ga baru tau ada yang bisa alergi sama lele. Kalau aku punya alergi sama beberapa jenis makanan (karena harus dites lengkap, cuma ambil yang simple karena faktor biaya hehehe) dan efeknya emang ga selalu gatal. Muka bruntusan terutama abis makan seafood dan pedas-pedas. Micin juga kalau kebanyakan bikin bruntusan. Nyiksa bener dan akhirnya berdamai dengan kenyataan, jadi lebih selektif. Masih suka bandel (diomelin dokter ini :D) tapi pemicu utama yang parah si seafood. Semoga lekas nemu solusi buat masalah alerginya Elo ya, Mak
BalasHapusHaha..jujur sih, menunda-nunda test salah satunya karena khawatir jadi tau macem2 alergennya. Ntar jadi kepikiran tiap mau makan...(Hahaha, pikiran macam aphaaa ini?) :D
HapusKeponakanku pernah tes alergi kayak gini. Emang banyak yang diteskan. Tusukannya juga lumayan. Tapi akhirnya dia tetap konsumsi makanan2 yang menjadi pemicu alerginya karen menurut dokter pada akhirnya akan kebal kalau dikonsumsi terus. Gitu katanya.
BalasHapusOh ada dokter yang bilang gitu ya Mbak?
HapusSoalnya pernah baca juga referensi yang menyatakan sebaliknya. Nah, pas abangnya minta digorengkan lele, saya nekat sih cobain lg buat Elo (itu juga karena dia minta dan bilang GAPAPA waktu saya bilang risikonya). Tapi ternyata masih bengkak meski ga separah di foto
Udah dicoba makan ikan lain selain lele kah mba? Jika ternyata tidak apa-apa, berarti kemungkinan besar ya memang nggak tahan sama lele.
BalasHapusSemoga saja Elo tetap sehat ya mba. Saya miris juga melihat fotonya yang bengkak parah di kedua mata itu. Duuuhh pasti ga enak banget rasanya ya Elo.
Sudah mbak Uniek. So far, untuk menu2 ikan yang biasa di rumah (pastinya belum pernah masak ikan salmon premium hahaha), dia baiq-baiq saja. Tapi entah ya untuk jenis2 ikan lain yang belum pernah dia cicipi..
HapusMbaak, saya pemakan ikan tapi alergi sama ikan sungai tertentu hehehe.
BalasHapus*tos ELo.
Saya alerginya sama lele, patin .... dan ada ikan sungai yang saya gak tahu namanya.
Kalu abis makan ikan-ikan itu, di sudut bibir saya, di kedua sudut (di sudut luar) muncul tanda semacam bulatan gitu berwarna hitam. Ih gak banget deh model alerginya. Gak gatal tapi mengganggu penampilan. Mana pula kalo muncul itu, lamaaaa baru hilang tanda hitamnya.
Ini muncul sejak SD, baru saya sadari usia berapa ya ... 20-an atau 30-an gitu. Jadinya sekarang gak mau lagi makan patin dan lele :D
Eh ini malah curhat ya hahaha.
Ya ampun Elo kasian, jd udah fix ya emang alerginya lele? Anakku dua2nya ada alergi jg tapi blm cek apa mbak, kyknya kalau makan makanan dengan pengembang soda yg berlebihan, kalau kumat bengkak jg area bibirnya.
BalasHapusPadahal lele nih enak ya, di rumah salah satu ikan yang sering banget kami stock ya lele ini :D
BTW ibuku dulu pas msh tinggal di desa jg makan laron, aku gak bisa hehe
Wah, sayang padahal enak ya Elo ikan lelenya..hihi. ganti patin saja kalau gitu. Enaak juga lho...kalau saya alergi telur. Mata juga jadi bengkak. Cuma bengkaknya terjadi kalau kebanyakan. Misal 2 hari berturut-turut lauknya telur terus. Siap2 deh,mata jadi bengkak..
BalasHapusAduh dek kasian bengkak gitu. Nggak nyangka lele bisa bikin alergi, aku suka dong lele.
BalasHapusDulu waktu kecil aku pernah alergi telur bengkak juga di mata tapi cuma sebelah mbak. Ini nggak berlanjut sampai besar, aku masih suka makan telur dan baik-baik aja. Mungkin nanti lama-lama akan terbiasa dan kebal dek Elo sama lele.
Aku juga pernah lho mengalami alergi waktu kerja di rimba kaltim.
BalasHapusUntung perusahaan punya klinik dan dokter yang stand by.
Dokter memang langsung tanya, aku habis makan apa?
Aku jawab telur dan sambil bilang biasanya aku tak pernah alergi telur.
Kata dokter mungkin daya tahan aku lagi drop, jadi alergi.
Badanku langsung sangat gatal-gatal, dan usai digaruk, langsung bentol-bentol gede.
Seperti ada makhluk hidup yang berjalan dibalik permukaan kulitku.
Hiiii, serem banget!
Aku langsung disuntik lho saat itu.
Tak sampai 10 menit, rasa gatal dan bentol hilang tidak berbekas. Magic!
Pengalaman itu terus terpatri di hatiku.
Saranku, sebaiknya konsultasi ke dokter.
Atau coba tanya melalui situs-situs kesehatan, Mak
Biasanya ada bagian pertanyaan itu.
Ngomongin ikan lele, aku belum pernah coba jadinya gak tau gimana rasanya
BalasHapusDuh kasihan lihat bengkak di matanya Elo, tapi anaknya suka lele ya dan belum tahu juga karena belum tes alergi.
BalasHapusKatanya kalo alergi dikasih penyembuh alami aja seperti minum air kelapa muda.
Duh dek kesian. Alergi lele ya? Kalau anakku alergi tungau gitu. Kalau dah kegigit, badannya bentol ga karuan sekujur tubuh. Mo nangis smpe 😭😭😭😭
BalasHapusSekarang semakin gede dah lumayan ga kambuhan mba. Seiring nambah imunitasnya.
Mba tapi dulu anakku tes alergi itu iya segituan 2 jutaan. Itu kata dokternya ga tepat buat anak dibawah 5 taun karena suka berubah2.
Mungkin bisa diterapi atau diobati tepat mba. Biar nemu caranya. Aku ke dsa, dokter kulit sama satu lagi dokter spesialis alergi gt
Sehat2 yo dekkkkk
Oh iya...
BalasHapusAku juga baru tau kalau ada alergi spesifik. Lele.
Kalau seafood lainnya engga?
Kaya udang, cumi, kerang...?
Kemarin anaknya temenku juga baru bangun tidur langsung mukanya bengep-bengep.
Dikira kena hewan pas bobok, tapi alergi, kata dokternya.
Memang gaperlu obat..nanti sembuh sendiri.
Asa gak tega yaa...lihat wajah anak-anak yang mungil jadi bengkak.
Huhuuu~
aduh dek kasian banget kamu sampai bengkak gitu. semoga habis wabah pandemi ini bisa cek alergi ya biar ketahuan penyebabnya apa. kalo bukan karena lele, kan bisa makan lele sepuasnya :D
BalasHapusKasian banget mbak kalo pas alerginya kambuh ya.. semoga ananda Elo selalu sehat ya... yang paling mudah memang menghindari alergennya sih.. tar lama2 dicoba makan sedikit apa masih alergi.. biasanya kalo udah gedean alerginya berkurang..
BalasHapusya ampun mak, sedih banget liat bengkak karena alerginya.. anaknya rewel jg berarti ya pas bengkak gitu? huhu. susah memang kalo mau tes alergi yaaa, sebisa mgkn paling kita nggak konsumsi pemicu alerginya ya mak..
BalasHapusSuka kesal sih dengan alergi yang ada di tubuh, kenapa ya aku harus beralergi terhadap sesuatu, misalnya alergen ke susu laktosa, jadi kalo mau minum susu harus yang lactose-free gitu biar ga kembung dan sakit
BalasHapusketiga anak saya suka juga sama lele goreng Mba, cuma itu keder kalo ngegorengnya ya, hihihi. jadi kadang aku beli aja deg daripada ngak kuat masaknya. dalam pandemi ini terpaksa masak sendiri
BalasHapuswaduh jadi bengkak gitu ya bagian bawah mata.
BalasHapusEmm ... emang unik sih biasanya alergi seafood tapi ini alergi lele. Yaudah dihindari dulu yaa Elo. Biar lelenya dimakan abang Ale
Ya ampun parah juga ya alerginya. Kalau aku malas masak ikan lele ya karena kulitnya licin-licin gitu, jadi geli megangnya. Mending masak ikan yang lain deh. Kalau mau lele, beli di pecel lele aja wkwk
BalasHapusSama kek ponakanku. Bengkak, gatal, dan merah gitu. Tapi dia belum ketahuan alergi apa. Biaya tes alergi lumayan juga, ya. Tapi kalau memang diperlukan, harus diusahakan.
BalasHapusBaru ngeh mata bengkak gejala alergi soalnya kmrin Lukas juga gtu mba.. tpi aku lupa waktu itu apa yg dimakan.. Lukas juga alergi telur bebek..lgsg merah2 semua badanya.m
BalasHapusini lidya simanjuntak?? ^_^
Hapusaku tdnya juga ga tpikir kalau mata bengkak itu karena alergi. Skrg spertinya dia sudah aman makan lele. Tapi ganti sering bumpet hidung sebelah kiri. Auto curiga kalau alergi..cuma ya belum periksa
Kapan waktu saya beserta keluarga ke Wonosari Jogjakarta, sepanjang jalan ada yang jual belalang goreng. Penasaran pengen nyoba, sepanjang jalan ngunyah kriuk-kriuk...selang beberapa menit...duh kok gatelen aku, bentol-bentol di sekujur tubuh...langsung cari apotik beli ctm, akhirnya mereda, tapi bengkak-bengkak muka ku huhuhu...
BalasHapusSaya jg pernah alergi belalang goreng oleh2 dr gunkid hehehe. Bersyukur hanya makan sedikit jd gatalnya sedikit jg
Hapus