pic : www.bentengnews.com |
Sudah tiga hari ini saya melakukan diet HP. Iya, HP yang
kependekan dari HandPhone! Tentunya bukan berarti mengatur pola makan HP yaaa..
Karena saya masih makan nasi, bukan makan perangkat elektronik :D. Diet di sini
berarti mengatur pemakaian HP dalam keseharian saya.
Keputusan ini saya (dan suami) ambil karena khawatir anak
kedua kami, El bakal kecanduan HP.
Jangankan lihat HP nganggur, HP lagi dipakai ayahnya atau bundanya atau
mas-nya pun langsung dia rebut. HP lagi dicharge, langsung dicabut kabelnya.
Kalau HP benar-benar habis baterai, dia langsung nangis nggak mau tahu. Duuuh... ini bocah baru 1.5 tahun lho..
Ya sih, kami juga yang salah karena telanjur mengenalkan HP
padanya. Semula sih maksudnya buat pengenalan bunyi-bunyian dan gambar-gambar.
Juga memperlihatkan foto-foto dan rekaman video. Ditambah lagi, kami selaku
orangtua juga sering menggunakan HP di depan anak-anak. Bahkan Al, si sulung
kami yang tahun ini rencana masuk sekolah dasar, sudah pegang HP sendiri. HP bekas si ayah yang nggak diisi paket data,
juga nggak ada Wi-Fi di rumah, jadi buat main game saja. Tapi, kami juga nggak
terlalu khawatir sebab si Al relatif sudah
bisa dibilangin aturan main HP. Lingkungan tempat tinggal kami juga masih memungkinkan untuk dia bermain di luar atau bersama teman-temannya. Sehingga, Al tidak melulu pegang HP.
Sedangkan El masih kecil. Dia belum bisa bermain keluar sendiri. Dia juga belum bisa dikasih tahu aturan main HP.
Padahal, baca-baca berbagai artikel, banyak dampak negatif
ketika anak terlalu banyak menggunakan gadget di usia dini. Seperti dikutip
dari kompas.com, setidaknya ada sepuluh dampak negatif dari penggunaan gadget
di usia dini, yakni :
- · Pertumbuhan otak terlalu cepat
- · Hambatan perkembangan
- · Obesitas
- · Gangguan tidur
- · Penyakit mental
- · Agresifitas
- · Pikun digital
- · Adiksi (kecanduan)
- · Radiasi, dan
- · Edukasi lewat gadget tidaklah berkelanjutan
Banyak artikel juga tidak menyarankan penggunaan gadget
untuk anak di bawah dua tahun, bahkan lima tahun. Kalaupun menggunakan,
waktunya sangatlah minimal, misal 30 menit pada saat week end dengan
pendampingan orangtua. Sedangkan di kami? Gara-gara dia cuma bisa diam kalau
dipegangin HP, saya malah kasih dia HP saat saya mengerjakan tugas-tugas
domestik. Soalnya kalau nggak diam, dia bisa manjat-manjat dan itu bahaya!
Jadi memang, kesalahan ada di kami selaku orangtua :D.
Tapi
okelah, belum terlambat untuk memperbaiki kesalahan. Saya dan suami sepakat
untuk mengatur penggunaan HP saat di rumah. Berhubung saya yang selalu di
rumah, mau tak mau, saya-lah yang lebih banyak diet HP.
Berikut hal-hal yang
saya lakukan sehubungan dengan diet HP :
- Tidak menggunakan HP di depan anak (El). Karena kalau dia melihat saya menggunakan HP, langsung deh diminta.
- Meletakkan HP di tempat yang tidak terjangkau pandangan anak. Tidak hanya tidak terjangkau tangan, tapi juga pandangan. Kalau El masih bisa lihat, dia bakalan nangis minta diambilkan
- Meminta mas-nya (Al) untuk tidak bermain HP dekat El
- Menunda atau mengatur pelaksanaan pekerjaan domestik supaya tidak perlu meninggalkan El dengan HP
- Mendampingi saat El tidak bisa dihindarkan main HP
Puji Tuhan, upaya di atas cukup mampu mengurangi waktu El
menggunakan HP. Memang sih belum sama sekali steril HP dalam satu hari. Tapi
setidaknya waktunya jadi sangat minimal. Memang butuh “pengorbanan”. Kalau
semula saya aktif di grup-grup chat, fesbukan, atau browsing aneka informasi,
sekarang tidak lagi. Mesti curi-curi kesempatan atau menunggu El tidur untuk
membuka HP.
Nggak apa-apa deh. Mending saya diet daripada nanti anak
kecanduan. Mudah-mudahan, saya dan suami –sebagai pemegang kunci dalam hal ini-
bisa konsisten.
Semangat Mba pengen juga saya diet hp tapi suka gatel kalau ga deket2 hp hehehe
BalasHapusMungkin Hpnya tidak penah mandi tuh mbak .. xixixi
Hapuswaah..mbak herva..masa HPnya suruh mandi ^-^
HapusTrimakasih mba Herva. lumayan sih hasil dietnya he2
BalasHapuspemberian HP pada anak-anak, dari dulu saya tidak setuju, seperti yang sudah di jelaskan para peneliti. namun upaya untuk "diet HP", baru kali ini saya menemukan. trima kasih mba Lisda tentang tipsnya
BalasHapusKembali kasih Pak Arief. Dilema kita sebagai orangtua ya. Kita sulit untuk sama sekali tidak menggunakan HP di depan anak-anak. Saya diet karena dulu kan sering pegang HP di depan anak-anak untuk hal-hal yang sebenarnya kurang krusial :D
BalasHapus