#Menepati janji kemarin lusa untuk menulis tentang solusi atas
situasi “garing” akibat diet HP.
Lihat gambar gadget di atas... ada yang pernah punya? Pernah pakai? Atau bahkan
sekarang masih pakai? HP QWERTY yang terbilang keren pada masanya. Cukup mampu
membetot perhatian para pengguna gadget, sehingga sampai mendapat sebutan “HP
sejuta umat.” Harga beli waktu itu tak
jauh beda dengan harga beli HP android saya. Sekarang kalau dijual, Nokia ini
laku berapa yah? Pasti sudah jatuuh banget dari harga belinya.
Maka itu, meski sempat beralih ke Blackberry dan android, si
hitam mungil ini nggak saya jual. Mungkin karena itu gadget yang cukup lama
saya pakai, jadi ada keterikatan, jadi ada rasa sayang untuk melepasnya, baik
untuk dikasihkan maupun dijual.
Lagipula, kondisinya memang sudah kurang oke. Kotak kemasan
sudah nggak ada, fisik barang sudah lecet, juga sudah sering mati sendiri
walaupun baterai sudah diganti baru dan dalam kondisi penuh. Di masa Elo kecil,
ini adalah HP yang banyak merekam foto-foto maupun videonya. Juga HP yang sering
dia banting. Jadi, masih bisa menyala itu sudah suatu prestasi tersendiri. Kalau dia sudah kurang oke, ya wajar lah.
Pasti dia sudah lelah ^-^
Sebenarnya sebelum kembali memakai si Nok ini, saya juga
sudah pakai dua gadget. Satu android, satu lagi Blackberry Curve yang tidak
diisi paket BB. Pakai BB sekedar untuk telepon dan SMS kalau-kalau si android
lagi dipakai bocil. Pakai dua gadget bukan karena sibuk atau gaya-gayaan (toh
juga HP jadul semua hehehe). Terlebih si HP android sebenarnya sudah dual SIM.
Tapi ya karena itu tadi, si HP android sering dipakai bocils.
Eh, kok ya ndilalah si BB ilang...
Beli HP baru lagi? Duh, rasanya kok sayang budgetnya. Karena
dibilang penting ya penting, dikata nggak penting juga memang nggak terlalu
penting. Keputusannya, pakai lagi si hitam yang kemarin-kemarin sudah tidur
manis di laci. Hari-hari siang tanpa di android membuat saya berpikir untuk
kembali internetan pakai Nokia. Coba-coba kembali install whatsapp dan opera
mini, juga cek sambungan WLAN-nya. Eh ternyata masih oke.. Cuma masih sering
mati sendiri nih.. Jadi saya niatkan untuk menservisnya. Tapi sebelum itu, HP kembali
dikembalikan ke factory setting. Begitu dimasukkan ke tukang servis, dia bilang
HP ini baik-baik saja. Nggak ada error sama sekali. Dan memang betul, kok jadi
nggak pernah mati-mati sendiri lagi. Mungkin karena disetting pabrikan itu
yah..
So far so good sih. Entah ini solusi atau justru akan
menimbulkan masalah baru. Jangan-jangan nanti saya jadi keasyikan online
sampai-sampai sama saja dong, nggak bisa kasih contoh membatasi pemakaian
gadget sama anak-anak. Tapi, sejauh ini sih rasanya masih jadi solusi. anak-anak
nggak pengin merebut si HP. Tapi, saya juga tak bisa terlalu asyik online
karena gadgetnya nggak secanggih android. Setidaknya masih bisa lah
sedikit-sedikit browsing (kebanyakan browsing ga bakalan nyaman karena tampilan
layar yang terbatas). Setidaknya juga masih bisa juga chatting via Whatsapp (hanya sampai
Juni nanti :D) meski hanya dengan orang-orang dan grup tertentu. Di nomor WA
satunya, saya masih seorang silent reader dan slow responder 😀
Posting Komentar untuk "Solusi (Atau Bukan?)"
Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)