pic source : www.klikmania.net |
Walaupun sudah dua kali posting dengan topik reksadana, tapi saya malah belum pernah membuat tulisan tentang "apa itu" reksadana". Soalnya merasa belum punya kapasitas untuk menjelaskan, dalam level paling basic sekalipun. Tapi cukup sering, saat ngobrol sama temen, mereka bener-bener sama sekali belum mengerti "mahluk macam apa sih reksadana" itu? Dan beberapa waktu lalu, saya ikut Bareksa Fund Academy, yakni kelas online (di Whatsapp) bertema penjelasan dasar reksadana.
Buat temen-temen yang tertarik ikut kelas Whatsapp dengan Bareksa, tinggal klik aja Bareksa.com. Cari deh menu Bareksa Fund Academy lalu isi data-data. Nanti kita akan dikirimi email konfirmasi dan nomor Whatsapp kita akan diundang ke kelas tersebut. Kelas berisi orang-orang baru yang mendaftar pada periode tertentu. Jadi bukan seperti kita masuk ke grup yang sudah berjalan.
Kelas memang cuma berlangsung satu hari. Tapi masih bisa kok kalau di hari-hari selanjutnya masih ingin tanya-tanya (lagi) seputar reksadana. Sejauh ini, sudah beberapa bulan berlalu, beberapa anggota grup sudah keluar. Namun admin dari Bareksa masih stay dan sesekali ada diskusi dengan anggota yang masih bertahan.
Baca : Pengalaman Membeli Reksadana di Bank
Sesuai dengan tujuannya, untuk pemula, maka penjelasannya pun dari hal-hal yang paling basic, antara lain definisi, cara beli, cara jual, dan macam-macam reksadana. Jadi kalaupun merasa bener-bener blank tentang reksadana, nggak usah khawatir jadi-bego di kelas ini. Kalau blank terus ikutan grup yang middle - expert kan potensial jadi bengong, ini pada ngomongin apa seeeeh... itu yang sering terjadi pada saya #LOL (bodoh kok bangga :D)
Baca : Pengalaman Membeli Reksadana di Bank
Sesuai dengan tujuannya, untuk pemula, maka penjelasannya pun dari hal-hal yang paling basic, antara lain definisi, cara beli, cara jual, dan macam-macam reksadana. Jadi kalaupun merasa bener-bener blank tentang reksadana, nggak usah khawatir jadi-bego di kelas ini. Kalau blank terus ikutan grup yang middle - expert kan potensial jadi bengong, ini pada ngomongin apa seeeeh... itu yang sering terjadi pada saya #LOL (bodoh kok bangga :D)
Oke, mengutip dari materi kelas, reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana.
Baca : Pengalaman Membeli Reksadana Online
Rrrrr... dengan definisi ala buku kuliah begini sih rasanya masih remang-remang, bahkan gelap. Terlebih jika pemirsa adalah orang-orang yang benar-benar masih blank tentang reksadana. Jadi, Bang Admin menggunakan ilustrasi menabung emas untuk mempermudah gambaran tentang menabung reksadana.
Jadi, ambil contoh seperti rutin menabung emas. Misal (ini misal saja yah) bulan Januari menabung 4 gram emas dengan harga beli Rp 530 ribu per gram. Lalu, bulan Februari, menabung 6.5 gram emas dengan harga Rp 525 ribu per gram. Selanjutnya, baru pada bulan April bisa kembali menabung, yakni 3.5 gram emas dengan harga Rp 515 ribu per gram.
Maka di bulan April kita sudah memiliki emas sebanyak 14 gram dengan harga pembelian yang bervariasi. Suatu hari kita bisa menjual sebagian atau seluruh emas tersebut dengan harga yang berlaku pada saat kita menjual. Saat menjual ini, kita bisa untung, bisa juga rugi.
Demikian juga di reksadana. Kita bisa membeli reksadana saat ada uang atau rutin bulanan dengan beli sendiri ataupun autodebet dari rekening (tapi tak semua reksadana memiliki fasilitas autodebet). Bila emas menggunakan satuan gram maka di reksadana adalah unit. Harga unit (dalam reksadana disebut nilai aktiva bersih/NAB) naik turun setiap hari. Sehingga pembelian secara berkala akan mendapatkan harga unit yang berbeda-beda.
Baca : Pengalaman Membeli Reksadana Online
Rrrrr... dengan definisi ala buku kuliah begini sih rasanya masih remang-remang, bahkan gelap. Terlebih jika pemirsa adalah orang-orang yang benar-benar masih blank tentang reksadana. Jadi, Bang Admin menggunakan ilustrasi menabung emas untuk mempermudah gambaran tentang menabung reksadana.
Jadi, ambil contoh seperti rutin menabung emas. Misal (ini misal saja yah) bulan Januari menabung 4 gram emas dengan harga beli Rp 530 ribu per gram. Lalu, bulan Februari, menabung 6.5 gram emas dengan harga Rp 525 ribu per gram. Selanjutnya, baru pada bulan April bisa kembali menabung, yakni 3.5 gram emas dengan harga Rp 515 ribu per gram.
Maka di bulan April kita sudah memiliki emas sebanyak 14 gram dengan harga pembelian yang bervariasi. Suatu hari kita bisa menjual sebagian atau seluruh emas tersebut dengan harga yang berlaku pada saat kita menjual. Saat menjual ini, kita bisa untung, bisa juga rugi.
Demikian juga di reksadana. Kita bisa membeli reksadana saat ada uang atau rutin bulanan dengan beli sendiri ataupun autodebet dari rekening (tapi tak semua reksadana memiliki fasilitas autodebet). Bila emas menggunakan satuan gram maka di reksadana adalah unit. Harga unit (dalam reksadana disebut nilai aktiva bersih/NAB) naik turun setiap hari. Sehingga pembelian secara berkala akan mendapatkan harga unit yang berbeda-beda.
Harga unit yang pernah saya beli dari beberapa reksadana adalah ribuan hingga puluhan ribu per unit. Entah ya, ada atau tidak harga ratusan ribu per unit, saya belum tahu.
Menggunakan ilustrasi emas di atas, maka bahasanya kurang lebih jadi begini : Januari menabung 4000 unit reksadana X dengan NAB (harga per unit saat membeli) Rp 5.300. Artinya total pembeliannya adalah 4000 unit x Rp 5.300. Lalu, bulan Februari, menabung 6500 unit reksadana X dengan NAB Rp 5.200. Selanjutnya, bulan April bisa kembali menabung, yakni 3500 unit reksadana X dengan NAB harga Rp 5.150.
Jadi pada bulan April tersebut, kita sudah memiliki 14.000 unit reksadana dengan harga beli bervariasi. Dan kita bisa menjual sebagian atau seluruh unit yang kita miliki dengan harga yang berlaku saat kita menjual.
Jadi pada bulan April tersebut, kita sudah memiliki 14.000 unit reksadana dengan harga beli bervariasi. Dan kita bisa menjual sebagian atau seluruh unit yang kita miliki dengan harga yang berlaku saat kita menjual.
Di pasaran, ada banyak produsen dan penjual emas yang menjual emas dalam berbagai variasi bentuk dan karat . Di reksadana juga hampir sama, dalam artian ada banyak pengelola dan penjual reksadana yang menyediakan berbagai jenis reksadana. Pengelola reksadana disebut manajer investasi atau sering disingkat MI (kata manajer tidak mengacu pada perseorangan melainkan pada sebuah lembaga perusahaan). Contoh MI antara lain Schroeder, Dana Reksa, Manulife. Selain langsung membeli reksadana di MI, kita bisa juga membeli reksadana di perusahaan penjual, seperti bank (seperti Mandiri dan Commonwealth) serta supermarket reksadana (contoh : Indopremier dan Bareksa).
Apakah reksadana selalu menguntungkan? Jawabannya TIDAK. Tetapi nasabah reksadana bisa meminimalisasi risiko kerugian dengan memilih jenis reksadana sesuai "keberanian" nasabah dalam berinvestasi. Sebab, potensi keuntungan selalu berbanding lurus dengan risiko kerugian (high return-high risk, low return-low risk).
Apakah reksadana selalu menguntungkan? Jawabannya TIDAK. Tetapi nasabah reksadana bisa meminimalisasi risiko kerugian dengan memilih jenis reksadana sesuai "keberanian" nasabah dalam berinvestasi. Sebab, potensi keuntungan selalu berbanding lurus dengan risiko kerugian (high return-high risk, low return-low risk).
Berdasarkan potensi keuntungan dan risiko kerugian, reksadana dibedakan menjadi empat jenis (cmiiw). Secara berurutan dari potensi keuntungan dan risiko kerugian paling besar adalah sebagai berikut :
- reksadana saham
- reksadana campuran
- reksadana pendapatan tetap
- reksadana pasar uang
Menimbang berbagai risiko, sekarang saya lebih suka menabung di reksadana daripada di bank. Mengapa? Ada beberapa alasan, yakni :
- Sejak mengenal reksadana online, menabung reksadana sangatlah praktis. Bisa dilakukan dari mana saja (asal ada sambungan internet) dan yang pasti.....ada uang untuk ditabung hehehe.
- Menabung di reksadana menjadikan uang tidak se-likuid di rekening bank (apalagi dengan fasilitas kartu ATM). Ini menolong saya untuk mengendalikan pengeluaran. Kalau semua uang di rekening bank, duuuh gampang banget narik atau mendebit pakai kartu ATM.
- Menabung reksadana bisa dimulai dengan nominal uang yang jauh lebih kecil daripada deposito. Reksadana milik saya pembelian awalnya minimal Rp 500.000 dan pembelian lanjutan (boleh tidak rutin) Rp 100.000. Bandingkan dengan pengalaman buka deposito yang minimal Rp 10 juta. Tapi syarat pembelian ini berbeda-beda antar reksadana...bisa dicek di profil reksadananya.
- Menabung reksadana tak ada pajak/biaya bulanan. Bandingkan dengan deposito yang bunganya dikenai pajak. Juga dengan rekening tabungan bank yang umumnya ada biaya aneka macam setiap bulannya. Tapi memang ada reksadana yang membebankan biaya pembelian, penjualan, dan pengalihan (jika dialihkan). Tapi ada juga yang tidak. (Lagi-lagi bisa dibaca di profil reksadana tersebut).
- Sekarang, reksadana bisa dibeli dan dijual dengan mudah secara online dengan tanpa biaya apapun untuk pembuatan akun. Sedangkan deposito, mesti datang ke bank, mesti antre, dan kena biaya materai. Entah sih ya kalau nasabah prioritas...mungkin prosedurnya beda.
- Pencairan reksadana (online) bisa kapan saja dan dari mana saja, tak ada tanggal jatuh tempo maupun pinalti. Tapi memang dibutuhkan waktu beberapa hari untuk uang masuk ke rekening sehingga tak semudah ambil uang di ATM.
- Tabungan di reksadana memang tidak dijamin oleh pemerintah seperti halnya simpanan di bank. Namun, reksadana adalah cara investasi yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi ini investasi resmi, bukan odong-odong.
Tertarik ber-reksadana? Segera cuzzz ke website para MI atau supermarket reksadana.
Disclaimer : tulisan ini inisiatif saya sendiri dan tidak disponsori oleh bareksa ^_^
Wah saya malah baru pertama kali dengar reksadana mba. Aduh main saya kurang jauh nih dan bahasannya tentang ini membuat saya harus fokus memahaminya hihihi
BalasHapusmakasih sdh kun-bal bunda erysha. ayuk atuh belajar reksadana :)
Hapussaya juga sudah banyak baca-baca tentang reksadana dan tertarik, apalagi semenjak tokopedia kerjasama dengan bareksa. Tapi sekarang masih ngumpulin dana darurat, soalnya gawat kal;au investasi tapi nggak punya dana cadangan.
BalasHapussemula, dana cadangan pun saya simpan dalam bentuk reksadana hehehe.
HapusKemarin diajari tentang Reksadana. Tapi masih belum fokus.
BalasHapusWah ilmu baru nih. Terima kasih ilmunya sangat bermanfaat
BalasHapusPenjelasannya detail dan bikin saya paham. Terima kasih Mom jadi lebih ngeh, tadinya uang full buat ditabung semua. Tapi kalau bisa dikembangkan dengan system yang terjamin, kenapa enggak ya kan Mom.
BalasHapus