Selamat ulang tahun, pic : www.alihamdan.id |
Beberapa hari lalu, salah satu teman saya berulang tahun.
Jujur, saya nggak ingat kalau hari itu adalah ulang tahunnya. Saya tahunya dari facebook. Kan di facebook ada pemberitahuan siapa saja teman yang berulang
tahun di hari itu (bahkan hingga beberapa hari ke depan).
Data di facebook bisa saja bukan kebenaran. Seorang teman
kuliah saya sengaja mengisi data birthday yang nggak bener. Alhasil, di tanggal
itu dia banjir ucapan selamat ultah. Padahal, dia sedang enggak berulang tahun.
Entah apa motivasinya. Sekedar lucu-lucuan atau ada alasan serius? Saya nggak
tahu dan juga nggak tanya.
Tapi, teman yang saya maksud di alinea satu tadi, menulis status ucapan syukur atas pertambahan
umurnya (yang disambut banyak ucapan selamat di kolom komentar). Jadi
notifikasi tentang ulang tahunnya itu jelas sahih, dikonfimasi oleh status yang
bersangkutan.
FYI, nama teman saya itu bukan Lisdha.
Lisdha itu nama saya. Dan Maret ini bukanlah bulan di mana
ada hari ulang tahun saya. Tapi pengin aja bikin judul itu, mana tahu ada yang
kena jebakan betmen (LOL).
Hayo...apakah kamu terdampar di postingan ini karena jebet?๐
By the way, belakangan
saya hanya mendapat sedikit ucapan selamat ulang tahun via facebook. Apalagi via
instagram, twitter, dan media sosial online lainnya. Lha wong, akun yang terbilang aktif cuma facebook (jadi ngapain ngomongin
medsos lainnya?? LOL). Eh ya, tahun ini, saya malah sama sekali nggak dapat
ucapan selamat ultah di jejaring sosial bikinan Mark Zuckenberg itu.
pic :www.andriansyah757.blogspot.com |
Sedih??
Enggak.
Mungkin karena sejak dulu saya nggak pernah secara serius
merayakan ulang tahun. Dari kecil, keluarga juga nggak pernah memestakan ultah
saya. Jangankan yang pakai kue dan tiup lilin, yang sekedar nasi urap ala kadarnya
aja nggak pernah. Bahkan, orangtua saya sering lupa (atau sebenarnya ingat tapi
nggak) mengucapkan selamat ulang tahun. Sampai sekarang, emak saya nggak pernah
sengaja telepon untuk say happy birthday. Kecuali kalau saya yang telepon, lalu
saya bilang “Mak, aku ultah lho.” Barulah beliau bilang “oh iyoo, selamat ulang
tahun yo...”
Hihihi, soal beginian, emak memang garing. Tapi, saya tahu kok, di balik kegaringan soal beginian (dan kegarangan kalau lagi sewot), emak itu teduuuuuh.
Sepi ucapan selamat ultah di medsos, bukan berarti
benar-benar melalui hari itu tanpa ucapan. Di Whatsapp, ucapan berhamburan baik
di grup maupun japri (jalur pribadi). Mereka yang ingat kalau hari itu saya
ultah, memilih untuk kontak WA daripada menulis di wall fesbuk. Thanks a lot
gaesss....
The most important, ada ucapan selamat dari suami dan
anak-anak. Nggak masalah kalau orang-orang nggak kasih ucapan selamat ultah ke
saya. Tapi kalau sampai suami lupa kasih ucapan ultah.....weeeeew, itu bakalan
jadi ultah terkelabu sepanjang hidup #eaaaa.
Kalau facebook saya sepi ucapan ultah, itu memang akibat
tindakan yang saya lakukan, yakni menghapus data birth-day di facebook.
Untuk alasan keamanan??
Hari gini, kejahatan online merajalela. Yang hari-hari ini lagi hot, skimming kartu ATM. "Merayakan" ultah di facebook mungkin sesuatu yang tak tampak bahaya. Tapi, siapa tahu seseorang menggunakan data kelahiran kita untuk maksud jahat?
Tampak sangat parno alias paranoid yaaa..... Tapi bukan itu alasan saya menghapus data kelahiran di facebook. Toh, saya nggak menggunakan data tanggal-bulan-tahun lahir untuk password apapun. Ya sih, mungkin saja ada yang bertindak jahat di luar urusan password. Tapi saya menghapus data bukan karena alasan itu. Hapus data saya lakukan setelah, dua atau tiga tahun lalu, saya gagal membalas semua ucapan selamat ulang tahun secara personal.
Mengapa nggak balas? Karena saya dan medsos itu tidak lengket seperti amplop dan perangko (halah, padanan katanya enggak era digital bangeeet yaak๐). Ada kalanya saya rajin buka facebook, termasuk rajin update status. Tapi di kali lain, saya malesss banget fesbukan. Jangankan update atau balas status, buka aja enggak. Saya nggak bisa balas semua ucapan ultah karena waktu itu saya lagi malessss fesbukan untuk periode cukup lama (lama di sini maksudnya berhari-hari). Dari semula "ah balas besok aja," akhirnya malah jadi sama sekali nggak balas. Dan saya merasa nggak nyaman karena itu...
Hari gini, saat media sosial dan grup chatting adalah bagian
dari keseharian, hari ulang tahun adalah informasi yang mudah tersebar.
Konsekuensinya, orang-orang dengan mudah mengucapkan selamat. Tak bisa
mengucapkan langsung, tak masalah. Dulu, ucapan selamat bisa jadi hanya datang
dari orang-orang terdekat. Tapi kini, ucapan selamat bisa datang dari siapa
saja yang terhubung dengan kita di dunia maya.
Mungkin, seseorang mengucapkan selamat ulang tahun tanpa
tendensi serius. Berhubung lihat notifikasi ulang tahun, yang tadinya nggak
ingat (atau malah nggak tahu), jadi seperti diingatkan (atau dikasih tahu).
Berhubung teman-teman segrup chat ramai-ramai kasih ucapan selamat, masa nggak
ikutan kasih selamat. Bahkan, di beberapa grup chat, sering lho ucapan selamat
itu hanya copy paste. LOL.
pic from www.idwebtekno.wordpress.com |
Dengan latar belakang seperti itu, saya nggak tersinggung
kalau seseorang tidak membalas ucapan selamat ulang tahun dari saya. Tapi
berbeda halnya jika saya yang mendapat ucapan selamat ulang tahun. Saya merasa
memiliki tanggung jawab untuk mengucapkan terima kasih secara personal meski
mungkin mereka juga cuma “ikut-ikutan” dalam mengucapkan selamat.
Saya ingin bisa mengucapkan terima kasih kepada semuanya. One by one, name by name. Saya merasa nggak asik aja kalau hanya membalas semua ucapan
selamat itu hanya dengan satu terima kasih lewat status. One for all.
Itu saya yaaa...saya tidak sedang menyindir orang yang
melakukan itu. Justru saya sendiri gemessssss, ngapain ribet kalau ternyata
nggak mampu melakukannya.
Ini mungkin setara dengan : kamu malas menyetrika padahal
kamu maunya pakaian serba disetrika. Di luar sana banyak jasa laundry dan kamu bisa sisihkan budget untuk itu. Tapi kamu nggak mau karena kamu nggak nyaman kalau bajunya
disetrika di laundry. Jadilah stres sendiri gara-gara berkeras setrika sendiri.
(Curcol pengalaman pribadi sebelum akhirnya berdamai
dengan setrikaan laundry๐).
Apa masalahnya mengucapkan terima kasih untuk sekian ucapan
selamat ultah lewat satu status? Toh, mungkin yang bersangkutan nggak akan baca
ucapan terima kasih itu (sekalipun saya tag). Mungkin juga, yang
bersangkutan nggak masalah kalau saya nggak berterima kasih secara personal.
Tapi ya begitulah, kadang kita (atau saya saja??) sering
ribet sendiri. Ada cara yang praktis tapi malah pilih cara yang ribet.
Seorang teman bilang, “aku justru senang kalau ulang tahun
didoakan banyak orang.”
Sama, saya juga suka.
“Tapi kenapa kamu malah rahasiakan hari ulang tahunmu?”
Hwaaa....jadi tampak merahasiakan ya? Tapi apa yang benar-benar bisa kita
rahasiakan di era medsos ini? My birthday is not a secret. Saya bukan golongan orang
yang harus merahasiakan data kelahiran karena suatu kepentingan. Saya juga bukan tipe orang yang
butuh merahasiakan data kelahiran karena nggak pengin ketahuan kalau sudah tua.
FYI, tahun ini saya menginjak usia 37 tahun. Ada yang
bilang, life begin at fourty....berarti
tiga tahun lagi saya baru mulai hidup hehehe. Saya hanya memilih untuk
menghapus data di media sosial karena saya belum bisa move on dari keinginan untuk membalas setiap ucapan secara
personal.
Soal ini, rasanya kalian bisa banget pinjem kalimat warisan Gus Dur :
copy this pic from www.trenandroid.com |
Tapi, rasanya nggak cuma tentang ini saya repot aka ribet
sendiri seputar ulang tahun. Beberapa tahun lalu, saya kepengin melakukan sesuatu
yang spesial di hari ulang tahun. Spesial tapi konyol wkwkwkwk. Bersyukur,
seseorang membuat saya batal melakukannya. Kalau tidak, bisa saja saya tak
pernah lagi berulang tahun di bumi.
Hmmmh...apa coba? Next post yaaa....Kepanjangan kalau juga diceritain di sinih๐๐
Bener banget nih, gitu aja kok repot. Aku juga gak mempermasalahkan siapa aja yang ngucapin ultah di facebook, haha. Tapi kalau aku ada temen yang bener-bener aku kenal, ya kau ucapin, gitu sih. XD
BalasHapusBetul banget nih, Mbak. Emang kadang suka ngisi bio di sosmed itu fake. Makanya agak ragu mau ngucapin, hahaha.
BalasHapusHahaha, meskipun gak ada yang ngucapin di sosmed, tapi yang ngucapin di dunia real banyak aja udah seneng.
BalasHapusWah, saya kena jebet nih.. hampir aja ngucapin selamat ulang tahun.. hahaha..
BalasHapus