video by The Dj
Sejak dengar cerita mantan tetangga sebelah, kami pengin
pergi ke Taman Air Percut (makasih ya Ummu Aura). Hihi, jujur kami baru tahu,
padahal tempat wisata ini sudah beroperasi sejak Lebaran 2017. Setelah sempat dua
kali batal, hari Sabtu (7 April 2018) kesampaian juga kesana.
Sesuai namanya, obyek wisata ini memang menawarkan “air”
sebagai tema utama. Taman Air Percut digadang-gadang sebagai destinasi wisata
Medan dan sekitarnya. Namun secara administratif lokasinya bukan di Kota Medan
melainkan di Kabupaten Deli Serdang. Tepatnya di Jalan Paluh Gelombang, Tanjung
Rejo, Percut Sei Tuan.
Sebenarnya kami juga tinggal di wilayah Deli Serdang sih.
Tapi bener-bener dekat perbatasan dan hanya sak-nyuk ke wilayah Kota Medan. Jadi
kadang kami perlu disadarkan kalau sebenarnya warga Deli Serdang (LOL).
Sabtu siang itu, hujan turun sangat deras. Kami yang
berencana keluar rumah sekitar tengah hari, jadi baru keluar usai hujan, yakni
sekitar pukul 14.00. Sempat terjebak macet di Patumbak, akhirnya kami masuk
pintu tol Amplas dengan situasi antara ya dan tidak untuk lanjut ke Taman Air
Percut. Hihihi, memang dasarnya nggak ada niat baja buat pergi ke sana. Hari
itu, yang penting kami keluar rumah. Buat Elo, sekedar lewat jalan tol saja
sudah seneeeng. Di tol kan banyak truk kontainer dengan liu-liu (lampu sirine
^_^).
Sempat hendak mengubah tujuan untuk sekedar putar-putar
kota. Tapi ternyata, keluar pintu tol Cemara cuaca sangat bersahabat. Nggak
hujan dan juga nggak panas menyengat. Hitung-hitungan waktu, taman air
(infonya) tutup pukul 18.00. Kalau kami bisa sampai sana pukul 16.00, masih ada
waktu dua jam untuk main-main.
BJ (suami) sudah cukup hafal jalan besar Sampali (rute
menuju taman air). Tapi mendekati lokasi, tak urung kami mesti pakai GPS juga.
Padahal, tanpa GPS pun, nyaris tiap simpang jalan pasti ada baliho penunjuk
arah menuju taman air.
Dad and kids |
Tepat seperti perkiraan, kami sampai taman air sekitar pukul
16.00. Biaya masuk lokasi @Rp 10.000, free parkir dan free soft drink
(lumayaan). Saat mengambil soft drink, kami lihat list wahana dan harga
tiketnya. Ada bebek air, perahu karet, sepeda onthel, flying fox, dan bola air.
Sayang, bola airnya lagi rusak. Padahal, saat browsing tentang taman air, kami
penginnya coba permainan itu huhuhu. Harga tiket masing-masing wahana @Rp
10.000, kecuali flying fox yang @Rp 20.000. Juga ada fasilitas pemancingan
dengan biaya pendaftaran @Rp 50.000 (ntar ikan hasil tangkapan ditimbang dan
masih harus dibayar lagi).
manciiiing |
Begitu masuk area, Ale Elo pengin langsung naik bebek air
(namanya juga bocah). Tapi kami mengajak mereka untuk jalan-jalan lebih dulu.
Di sini, tak seperti water
park kebanyakan yang adalah wisata basah-basahan. Saya justru nggak
melihat adanya kolam renang dengan fasilitas semacam seluncuran dan
lain-lainnya. Entah kalau kelak dibangun kolam renang.
Sejauh mata memandang adalah kolam-kolam (ikan?) yang ditata
rapi. Pembatas antar kolam adalah jalan tanah keras berumput yang cukup
lebar untuk jalan kaki tapi tidak muat untuk mobil. Di pembatas ini ada
kursi-kursi yang bisa digunakan pengunjung (banyak dipakai pacaran euy ^-^).
Di sana-sini sudah berdiri banyak pohon peneduh sehingga
suasana hamparan kolam tak terlihat gersang. Tapi kalau datang saat hari panas,
kayaknya tetap masih gerah sih. Bersyukur kami main saat matahari sudah tak
garang, juga tidak sedang/habis hujan. Jadi jalan-jalan tanah yang belum
tertutup rumput atau kurang keras tidak becek.
Taman ini berdiri di area seluas 16 hektar. Dengan waktu
terbatas, kami nggak sempat menjelajah semuanya. Apalagi, bocils buru-buru
pengin naik wahana permainan sih. Kalau pengin tuntas menjelajah tanpa capek jalan kaki, bisa sih sewa sepeda onthel
atau naik delman.
Kami sempat pengin ke area kebun binatang mini buat lihat
burung merak. Tapi demi waktu, kebun binatang mini kami skip. Bersyukurnya di
satu area, ada kandang merpati yang cantik. Merpatinya pun berjumlah cukup
banyak dan jinak-jinak merpati (namanya juga merpati!!). Dideketi anteng-anteng
saja, tapi begitu kita semakin dekat...brrrrrrrr terbang semua. Lumayan lah,
mirip-mirip scene merpati terbang di Eropah wkwkwwk.
Oh ya, di dekat “istana” merpati, berdiri bangunan yang
terbuat dari kayu dan ranting pepohonan. Menarik buat foto-foto. Cuma buat
bocil, itu nggak menarik. Mereka lebih tertarik untuk naik perahu karet. Yang
naik hanya saya, Ale, dan Elo. Eh
ternyata mendayung itu nggak semudah kelihatannya. Saya dan Ale ketawa-ketawa
saat kami sampai di tengah kolam dan kesulitan balik ke tepian. Kasiaan deeh...
Habis naik perahu karet, bocil mau naik bebek air. Setelah
itu, baru deh kami area yang sering banget buat area selfie/wefie, yakni di
belakang pondok tempat makan. Tempatnya berupa jembatan kayu panjang melintas
kolam yang dicat warna-warni. Lumayanlah buat tempat foto-foto. Tapi saya sih
nggak enjoy main di jembatan ini. Gimana mau enjoy kalau Elo maunya lari-lari
dan lompat-lompat tanpa mau dipegangi. Begitulah, bocahnya semangat, emaknya
was-was. Kalau kecebur ituuu loh. Soalnya, si jembatan nggak ada pengaman pagar
kanan kiri.
Mam and kids |
Saat kami di situ, ada
pengunjung yang hapenya kecebur ke kolam. Entah terlalu semangat
foto-foto atau sebab lainnya. Bersyukur ada orang yang nyebur ke kolam
(kayaknya staff taman) dan si hape berhasil ditemukan. Mudah-mudahan aja si
hape masih bisa diselamatkan.
Soal makanan, di taman air ini tersedia pondok makan dengan
beberapa variasi menu standar tempat wisata (seperti nasi/mie goreng, sajian
ikan, kelapa muda). Lupa nggak tanya-tanya harganya, jadi nggak bisa kasih info
rate makanan di situ. Kami cuma beli kepala muda yang harganya nggak jauh beda
sih dengan di luar, per butir @Rp10.000. Jadi, makanan lainnya mungkin juga
harganya standar juga. Tapi, kalau mau bawa bekal sendiri dari rumah, nggak ada
larangan kok dari pengelola.
Mudah-mudahan, lain waktu bisa main lagi ke sini. Supaya
bisa puas menjelajah dan bisa naik balon airnya (soalnya Ale masih penasaran).
khusus yang ini, foto hasil browsing |
Adem banget ya mbak tempatnya. Asik kl ke sini bisa sambil piknik.
BalasHapustapi kata temen saya, pas dia ke sana, sampah ada di mana-mana. semoga tetap bersih seperti saat saya main yaa :)
Hapusair yang tenang bikin hati tenang melihatnya
BalasHapusBenar bu Tira ;)
Hapuskepala muda ya bun :p seger tuh minum kelapa
BalasHapus