Cita-cita perlu digantung setinggi langit. Tapi kalau
data-data, cukup digantung setinggi awan. Cita-cita dan data-data mesti
digantung terpisah. Kalau dua-duanya sama-sama di langit atau sama-sama di awan,
ntar kerjaannya malah asik main bareng saja. Hahaha, opo seh ini? Semacam
kata-kata yang absurd dan nirfaedah.
Tapi mudah-mudahan apa yang saya tulis selanjutnya berfaedah
sih. Meski faedahnya mungkin nggak akan langsung dirasakan langsung di saat
ini. Jadi, beberapa waktu lalu, yakni saat kita masih syok dengan bencana Palu,
di salah satu grup WhatsApp ada pesan terusan tentang back-up data-data
penting. Entah aslinya pesan dari siapa (karena tidak tertulis sumbernya). Saya
tulis ulang di sini sekaligus dengan sharing pengalaman pribadi.
Judul pesannya adalah “Dokumentasikan Surat-Surat Penting.”
Mungkin teman-teman juga dapat pesan ini. Soalnya, pesan terusan semacam itu
kan lazim tersebar dengan masif. Masalahnya, sudah dilakukan atau belum?
pic : pixabay
Sebenernya, saran untuk mendokumentasikan surat-surat
penting itu bukan hal baru. Sudah lama saya dengar tapi kok ya nggak bersegera
melakukan. Yang kemarin-kemarin sudah kami lakukan baru sebatas membuat kopian
data/surat penting, kemudian menyimpan di tempat yang berbeda dari aslinya. Kalau-kalau ada masalah dengan berkas asli, kami masih punya kopiannya. Etapi, kalau
dua-duanya hilang/rusak gimana? Misal, jauh-jauh ya, rumah kebakaran dan semua
musnah, termasuk berkas-berkas penting dan kopiannya.
Kita kan nggak tahu, apa yang akan terjadi dan kapan
terjadi. Musibah bisa datang tanpa tanda-tanda yang bisa ditangkap orang awam. Musibah bisa terjadi
kapan saja dan di mana saja. Makanya, prolog pesan WA yang jadi sumber tulisan
saya adalah begini : “dengan begitu seringnya bencana alam terjadi akhir-akhir
ini, alangkah baiknya jika kita melakukan persiapan untuk jaga-jaga kemungkinan
terburuk itu terjadi. Yaitu dengan cara back-up dokumen-dokumen penting.”
Berdasarkan pengalaman banyak orang, kehilangan data bisa
terjadi bukan hanya karena bencana alam. Tapi juga seperti kejadian lain yang
juga adalah musibah, seperti kebakaran atau kemalingan. Kehilangan surat-surat
penting jelas masalah banget. Mengurus pembuatan ulang pasti makan waktu,
tenaga, dan biaya. Kalau ada back-upnya, mudah-mudahan bisa membantu.
Apa saja sih surat/data penting yang perlu diback-up?
Bagi masing-masing orang, jawabannya bisa bervariasi. Tapi,
daftar di bawah tentu disepakati sebagai data/surat penting, yakni antara lain :
KTP/SIM/Passport
Akta Kelahiran
Akta/Surat Nikah
Kartu Keluarga
Sertifikat rumah/tanah
BPKB/STNK
Buku Rekening
Polis asuransi
Sepakat kan kalau kehilangan surat/data tersebut di atas
bakalan bikin kita ribet? Makanya, kami dulu sempat gaya banget menyimpan
berkas-berkas penting di save deposit box sebuah bank di Kota Pematangsiantar.
Ya jelas berasa gaya lah, karena menyimpan di SDB kan mesti bayar. Padahal yang
disimpan bukannya permata-berlian, melainkan “sekedar” berkas-berkas semacam
akta dan ijazah, bukannya sertifikat tanah/rumah, data kepemilikan saham atau
sejenisnya.
(Kata sekedar sengaja pakai tanda kutip, karena meski sekedar toh untuk
memilikinya butuh perjuangan :D). Tapi
jadi pengalaman berharga lah. Setidaknya dalam hidup pernah punya SDB di bank
wkwkwkwk.
Pindah ke Medan, kami nggak sok-sokan pakai SDB lagi. Soalnya
sekarang sudah ada metoda penyimpanan yang murah meriah dan juga relatif aman.
(Relatif karena “di dunia ini, apa sih yang benar-benar-benar aman?). Mengutip pesan terusan tadi, langkah-langkah back-up data adalah sebagai berikut :
Scan semua dokumen penting. Kalau nggak ada scanner, bisa difoto. Meski nggak se-presisi hasil scan, foto sudah lumayan-lah. Apalagi kalau kameranya bagus ^-^
Simpan file dalam harddisk dan flashdisk. Saya belum di flashdisk sih, soalnya flashdisk yang tersisa entah di mana. Mesti nyari :D
Jika ingin lebih aman, simpan file memakai zip/rar kemudian dipasang password yang berbeda dengan password akun. Hihihi, jujur saya jadi belajar pakai zip/rar gara-gara ini. Sebelumnya nggak pernah bikin file dengan zip/rar. Caranya : jelas browsing lah :)
Untuk double back-up, simpan juga di penyimpanan awan (cloud storage) seperti google drive dan dropbox. Di saya, kemarin-kemarin fitur ini cuma buat nyimpen-nyimpen foto/video.
Bagikan nama akun dan password akun dengan keluarga inti. Berhubung anak-anak masih kecil-kecil, sementara ini akun dan password masih jadi pengetahuan saya dan suami. Jangan sampai bocor ke pihak lain yang mengakibatkan kita jadi runyam.
pic : pixabay
Gampang sih sebenernya. Tapi justru karena gampang, jadi biasa saja kalau menggampangkan. Contoh terdekat ya saya yang nggak sedari dulu melakukannya. Kalau kamu, gimana?
Berbagi :
25 komentar
untuk "Gantungkan Data-Datamu Setinggi Awan"
Kalau keluargaku selama ini dibackup dengan foto copy, scan terus simpan data di laptop-flashdisk gitu. :D Memang hal ini remeh dan sering dilupakan tapi sangat penting. Tfs mak.
tipsnya bermanfaat sekali mba. saya yang lebih parah adalah sifat pelupa. makanya semua dokumen mau disimpen dimana saya pasti ada catatannya. mungkin cara ini bisa saya gunakan mba. thanks infonya.
teman kantorku juga kasih saran ini mba cuman aku penyakit malas ehhehe padahal penting banget ya setelah baca ini jadi mau dokumen semuanya ah :) reminder banget
Udah 3x komentar koq gak liat ya. Apa dimoderasi? Okelah komentar lg lja utk bilang thank you for sharing. Petlu banget nyimpen data di beberapa t4 ya. Slm ini bunda cuma bikin 1 fotokopi aja.
Kyk suamiku semua discan hehe. Btw penaaran kalau pakai SDB bayarnya berapa ya mbak? Aku kepoh aja sih meski jg blm ada intan permata berlian yg mau disimpan hihihi
Aku udah scan semua dokumen penting ini, dan disimpan di google drive, kirim ke email masing-masing anggota keluarga juga. Tapi ya baru tahun ini sih, hihii
Penting banget itu mbk, kita memang harus cepat tanggap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Kita harus mulai membuat antisipasi dengan cara mempersiapkan backup.
aku mikir begini dan berguna saat bepergian, misal ke luar negeri trus kehilangan paspor (amit-amit). Cukup cari tempat berinternet dan ngeprint. Ngurus dokumen di negeri orang kan ribet.
Ibuku paling cerewet urusan nyimpan berkas dokumen. Blio punya safety box pribadi di kamarnya. Semuanya masih berupa hard copy. Sama juga denganku sih.
Sebagai backup dokumen cara ini adalah yang paling mudah dan aman. Mempermudah pengurusan jika dokumen aslinya hilang. Thanks infonya mbak ^^
BalasHapussama-sama mb yulie :)
HapusKalau keluargaku selama ini dibackup dengan foto copy, scan terus simpan data di laptop-flashdisk gitu. :D Memang hal ini remeh dan sering dilupakan tapi sangat penting. Tfs mak.
BalasHapuspenting bgt mendokumentasikan data2 penting ya, pernah kelimpungan cari surat2 penting soalnya..tp belum pernah kalo simpan di save deposit
BalasHapustipsnya bermanfaat sekali mba. saya yang lebih parah adalah sifat pelupa. makanya semua dokumen mau disimpen dimana saya pasti ada catatannya. mungkin cara ini bisa saya gunakan mba. thanks infonya.
BalasHapusnah sangat berguna nih, solusi untuk jaga-jaga apabila data yang kita miliki hilang atau rusak.
BalasHapusteman kantorku juga kasih saran ini mba cuman aku penyakit malas ehhehe padahal penting banget ya setelah baca ini jadi mau dokumen semuanya ah :) reminder banget
BalasHapusThank u mba tips nya selama inj sy hanya scan n simpan d laptop
BalasHapusMemang kita harus waspada juga ya soal data or dokumen penting yang kita punya. Aku jadi mau mempraktikkan apa yang mba sarankan.
BalasHapusWaah...belom sampai segitunya siih...dalam penyimpanan data.
BalasHapusBaru sebatas, di laminating.
Iyaya...
Harusnya di dokumentasi yang baik.
Haturnuhun~
Wah iya, aku juga belum dibackup dokumennya, terima kasih remindernya yaa
BalasHapusWah penting banget ini informasinya Mbak. Makasiihhh...
BalasHapus
BalasHapusWah3x bunda nih cuma nyimpen foto thok di satu tempat. Thank for sharing.
BalasHapusUdah 3x komentar koq gak liat ya. Apa dimoderasi? Okelah komentar lg lja utk bilang thank you for sharing. Petlu banget nyimpen data di beberapa t4 ya. Slm ini bunda cuma bikin 1 fotokopi aja.
Saya sama suami juga mbak, semua data penting di scan dan disimpan di drive juga di flashdisk supaya nanti ga susah kalo ada yang penting
BalasHapusKyk suamiku semua discan hehe.
BalasHapusBtw penaaran kalau pakai SDB bayarnya berapa ya mbak? Aku kepoh aja sih meski jg blm ada intan permata berlian yg mau disimpan hihihi
Aku udah scan semua dokumen penting ini, dan disimpan di google drive, kirim ke email masing-masing anggota keluarga juga. Tapi ya baru tahun ini sih, hihii
BalasHapusAku belum nyimpan dokumen2 ini. Paling scan KTP karena berhubungan dengan kerjaan. Yang lain nanti menyusul buat jaga-jaga
BalasHapusSuka lupa untuk menyimpan data-data penting begini. Giliran butuh aja suka rusuh.
BalasHapusPenting banget itu mbk, kita memang harus cepat tanggap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Kita harus mulai membuat antisipasi dengan cara mempersiapkan backup.
BalasHapusBener juga mbk, saya baru nyadar loh bahwa kita harus foto atau scan data penting kita. Penting banget info ini. Nice artikel kak
BalasHapusOke, harus segera menggantungkan data di cloud lqy ;) Selama ini mini masih nyimpen fotokopian aja. Masih jadul banget ya caranya :))
BalasHapusYupz.. setuju banget.. semua dokumen penting saya juga sudah terscan, hehehe..
BalasHapusaku mikir begini dan berguna saat bepergian, misal ke luar negeri trus kehilangan paspor (amit-amit). Cukup cari tempat berinternet dan ngeprint. Ngurus dokumen di negeri orang kan ribet.
BalasHapusIbuku paling cerewet urusan nyimpan berkas dokumen. Blio punya safety box pribadi di kamarnya. Semuanya masih berupa hard copy. Sama juga denganku sih.
BalasHapus