pic by energir.com |
Ini postingan yang sudah beberapa minggu ngendon di draft. Bukan karena tulisan nggak kelar-kelar. Tapi karena, entah kenapa tampilan postingan ini kacau balau nggak seperti biasanya. Beberapa aline ter-blok sampai nggak bisa dibaca, bahkan ada bagian tulisan yang tumpang tindih dengan tayangan iklan. Semua itu belum tercover dengan level kemampuan ngeblog saya yang masih saja unyu-unyu :D. Sempat konsultasi ke partner saya, solusi paling gampangnya memang tulis ulang.
Tapi sudah ditulis ulang pun, tampilannya tetap tidak bisa seperti biasa. So, monmaap kalau baca ini kurang nyaman gara-gara warna-warna tulisan yang enggak seragam.
Tulisan ini nyambung dengan posting tema DIY berjudul “Permak Bingkai Foto”. Jadi, masih tentang bingkai foto dan wallpaper. Bedanya, kali ini bukan cuma permak, tapi bikin dari awal. Selain wallpaper, bahannya adalah bekas kotak susu dan sampah plastik. Jadi, lumayan ramah lingkungan lah (meski dengan menggunakan wallpaper baru, berarti masih pakai bahan yang bukan dari sampah).
Tapi sudah ditulis ulang pun, tampilannya tetap tidak bisa seperti biasa. So, monmaap kalau baca ini kurang nyaman gara-gara warna-warna tulisan yang enggak seragam.
Tulisan ini nyambung dengan posting tema DIY berjudul “Permak Bingkai Foto”. Jadi, masih tentang bingkai foto dan wallpaper. Bedanya, kali ini bukan cuma permak, tapi bikin dari awal. Selain wallpaper, bahannya adalah bekas kotak susu dan sampah plastik. Jadi, lumayan ramah lingkungan lah (meski dengan menggunakan wallpaper baru, berarti masih pakai bahan yang bukan dari sampah).
Buat saya, karya sederhana ini
adalah suatu langkah maju dari upaya “diet plastik”. Nggak perlu
saya jembrengin di sini pun, semua pasti sudah tahu bahaya
sampah plastik kan? Minimal, sudah jadi pengetahuan bersama kalau sampah plastik itu susah banget terurai sehingga menjadi bahan pencemar lingkungan.
Saya sudah cukup lama turut dalam gerakan diet plastik alias membatasi penggunaan plastik. Baru gerakan personal sih, belum ikut-ikutan komunitasnya. Langkah kecil yang sudah biasa saya lakukan antara lain dengan membawa kantong sendiri saat belanja. Juga, membawa wadah sendiri saat beli makanan masak matang.
Tapi jujur, diet ini pun ada bolong-bolongnya juga. Kadang ada situasi-situasi yang membuat saya masih pulang membawa plastik kresek. Itu sebabnya dalam postingan di media sosial, saya belum berani pakai tagar #zerowaste atau #zeroplastick. Palingan baru berani pakai tagar #minimizewsate atau #minimizeplastic.
Lagipula, upaya-upaya yang saya sebut di atas barulah sebatas "mengurangi penggunaan." Baru sebagian kecil dari keseluruhan penggunaan benda berbahan plastik. Dalam keseharian, masih sangat sulit untuk menghindarkan diri dari "nyampah plastik." Snack anak misalnya, yang namanya wafer-biskuit-permen dan lain-lain, nggak ada kan yang dibungkus daun? Belum lagi kemasan margarin, kopi sachet, susu, de el el. Meski kemasan kecil-kecil, kalau diakumulai banyak juga juga loh.
Jadi, beberapa minggu lalu (dan masih jalan sampai sekarang), saya coba bikin proyek pribadi untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik semacam itu. Hasilnya cukup bikin saya wow.... Duuh, dalam seminggu saja, terkumpul cukup banyak kemasan plastik. Itupun belum 100 persen karena sampah plastik basah dan bau masih saya buang ke tempat sampah.
Hmmh, di era ini, betapa hidup plasticless itu adalah sesuatu yang tak mudah.
Saya sudah cukup lama turut dalam gerakan diet plastik alias membatasi penggunaan plastik. Baru gerakan personal sih, belum ikut-ikutan komunitasnya. Langkah kecil yang sudah biasa saya lakukan antara lain dengan membawa kantong sendiri saat belanja. Juga, membawa wadah sendiri saat beli makanan masak matang.
Tapi jujur, diet ini pun ada bolong-bolongnya juga. Kadang ada situasi-situasi yang membuat saya masih pulang membawa plastik kresek. Itu sebabnya dalam postingan di media sosial, saya belum berani pakai tagar #zerowaste atau #zeroplastick. Palingan baru berani pakai tagar #minimizewsate atau #minimizeplastic.
Lagipula, upaya-upaya yang saya sebut di atas barulah sebatas "mengurangi penggunaan." Baru sebagian kecil dari keseluruhan penggunaan benda berbahan plastik. Dalam keseharian, masih sangat sulit untuk menghindarkan diri dari "nyampah plastik." Snack anak misalnya, yang namanya wafer-biskuit-permen dan lain-lain, nggak ada kan yang dibungkus daun? Belum lagi kemasan margarin, kopi sachet, susu, de el el. Meski kemasan kecil-kecil, kalau diakumulai banyak juga juga loh.
Jadi, beberapa minggu lalu (dan masih jalan sampai sekarang), saya coba bikin proyek pribadi untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik semacam itu. Hasilnya cukup bikin saya wow.... Duuh, dalam seminggu saja, terkumpul cukup banyak kemasan plastik. Itupun belum 100 persen karena sampah plastik basah dan bau masih saya buang ke tempat sampah.
Hmmh, di era ini, betapa hidup plasticless itu adalah sesuatu yang tak mudah.
Oh ya, saya mengumpulkan plastik
kering karena memang sudah kepikiran buat bingkai foto sih. Idenya adalah
menculik konsep ecobrick.
Apa sih ecobrick itu?
Secara harfiah ecobrick bisa diartikan sebagai bata ramah lingkungan. Ecobrick dibuat dengan cara memasukkan sampah plastik yang bersih dan kering ke dalam botol-botol plastik. Selanjutnya sampah plastik tersebut dipadatkan menggunakan tongkat kayu. Ecobrick bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk struktur dinding bangunan, furnitur indoor, dan dekorasi rumah.
Jujur, saya belum pernah bikin ecobrick. Dari segi teknis, pembuatan ecobrick tampak mudah. Namun, saya yakin butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membuat ecobrick. Berhubung belum pernah bikin sendiri, jadi foto-foto ecobrick di bawah ini saya pinjam dari IG @ecobrick.id :
Apa sih ecobrick itu?
Secara harfiah ecobrick bisa diartikan sebagai bata ramah lingkungan. Ecobrick dibuat dengan cara memasukkan sampah plastik yang bersih dan kering ke dalam botol-botol plastik. Selanjutnya sampah plastik tersebut dipadatkan menggunakan tongkat kayu. Ecobrick bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk struktur dinding bangunan, furnitur indoor, dan dekorasi rumah.
Jujur, saya belum pernah bikin ecobrick. Dari segi teknis, pembuatan ecobrick tampak mudah. Namun, saya yakin butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membuat ecobrick. Berhubung belum pernah bikin sendiri, jadi foto-foto ecobrick di bawah ini saya pinjam dari IG @ecobrick.id :
Keren-keren ya... Tapi dengan rumah semungil Rumah Ben, saya belum terpikir untuk bikin ecobrick. Belum kepikiran cara buat nyimpan botol dan sampah supaya nggak makan tempat dan bikin rumah yang nggak rapi makin nggak rapi lagi :D. Jadi sementara memang bikin bingkai foto dengan menculik konsep ecobrick. Berikut langkah-langkahnya :
Alat dan bahan :
- Kotak susu
- Kumpulan plastik bersih dan kering
- Wallpaper
- Gunting
- Lem/selotip
- Gambar/foto
Cara :
- Isikan sampah plastik ke dalam kotak susu hingga penuh. Berbeda dengan ecobrick, pengisian sampah plastik pada kotak susu tidak bisa dipadatkan. Jika terlalu ditekan, kotak susu akan menggembung dan kurang bagus saat ditempel gambar/foto.
- Setelah penuh, tutup kotak dengan lem/selotip.
- Tempelkan gambar/foto pada permukaan kotak.
- Tutup sisi luar foto dan sekeliling kotak menggunakan wallpaper.
- Berikan garis pada tepi foto untuk memberi aksen sekaligus menutupi potongan wallpaper yang kurang rapi.
Selesai.
Kreatif bangeeeet, idenya keren nih buat ngurangin sampah plastik. Kalau ditangan orang super kreatif emang bisa mengubah dari sampah jadi sesuatu yang indah dan berguna yaaa.. Pengen praktek kapan2 deh, tfs mbak
BalasHapusbanyak ide bertebaran di inet. tinggak nyulik kita ya kan mbak lina :)
HapusWaah jadi kepikiran bikin kursi dari botol minuman gitu :D di rumah banyak botol2 bekas seringnya dikasih ke pemulung aja :D
BalasHapuskalau saya, botol batu buat pot mbak. slain dikasih ke orang
HapusBisa begini ya tampilan post blognya. Idenya keren banget Mbak. Bisa mengolah sampah dari botol minuman sekaligus menjadi hiasan gitu y
BalasHapusiya nih mbak. mana buta html hahahaha
Hapusternyata dari kotak susu. kreatif mba, jadi cantik banget hasilnya :)
BalasHapuskalo ecobrick yg dari botol aku dah liat di RW sebelah tamannya pakai itu semua. hasilnya jadi cantik dan menarik
wah rw-nya sdh mebgadopsi ecobrick ya mbak...kereeen
HapusKreatif banget mbak. Sampah-sampahnya bisa dimanfaatkan jadi penghias rumah.
BalasHapusbtw agak capek juga mata baca tulisan hitam di background abu tua. Semoga segera ketemu solusinya ya mbak, biar tampilan blognya nyaman buat pembaca
iya nih mbak, capek di mata. makasih supportnya yaa
HapusUhuuuuyy, seneeeng deh kalo ada tutorial DIY kayak gini.
BalasHapusBisa di-save dan dipraktekkan kapan2 hihihi
--bukanbocahbiasa(dot)com--
aseek...besok2 saya nulis DIY lg ah :)
HapusWah kreatif. Bikin sampah berkurang dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak bakalan suka nih bikin2 DIY kayak gini.
BalasHapusjudulnya nyampah di dinding mbak nia :)
Hapusbagus nih idenya, buat ngabuburit bareng anak nih bisa banget biar ada kegiatan selama puasa
BalasHapusBeberapa hari lalu aku liat-liat itu si ecobrick, lucu ya bisa begitu. Tapi emang penting sih diet plastik itu.
BalasHapussaya blm coba bikin ecobrick. pasti butuh telateeeen
HapusAku baru kali ini liat ecobrick. Bagus ya ternyata. Tapi emang sih tetep harus diet plastik, biar gak kebanyakan sampah di bumi
BalasHapusdan mengurangi pemakaian plastik kan ya mb cindy
HapusKeren banget mba jadinya bingkai fotonya. Iya, ecobrick unyu ya penampilannya Nyeni banget..bisa multiguna juga..
BalasHapusjd tps mbak..tempat pembuangan sementara :)
HapusMengurangi dampaknya ya mba,, aplg klo ini bisa d diambil dr bahan yg bisa diolah,, Makin bermanfaat bngt
BalasHapusyup mb utie :)
HapusGampang banget bikinnya yaa. Aku kira plastik nya harus diapain dulu. Coba ah di rumah
BalasHapusyup mbak. plastiknya dijejel2in aja ^_^
HapusKemarin amak saya abis bikin ecobrick jg di rumah, buat proyek di sekolahnya... Selain botol plastik, bisa jg ya pakai kotak dus...
BalasHapusMantep ini jadi bingkai foto, aku mau coba praktekin ah
BalasHapusyuk mbak lis...coba praktekin. eh sama2 lis kita yaah..
HapusKreatif mbak, aku jg blm pernah bikin ecobrick :D
BalasHapusKalau sampah boto plastik dan kemasan di rumah biasanya aku pisahkan dari sampah basah biar diambil pemulung :D
Memanfaatkan sampah untuk dijadikan barang2 yang kreatif kaya gini. Kadang aku bingung mau diapain malah dibuang aja padahal bisa dimanfaatkan ya
BalasHapusPadahal daribarang yang sudah tidak terpakai yaa...
BalasHapusTapi kenapa hasilnya kece bangeett~
Bedanya benda kalau berada di tangan orang yang paham seni.
Wihhh bisa keren hasilnya ecobrick untuk bingkai foto.
BalasHapusSElama ini aku ngumpulin botol plastik, tapi aku setor ke bank sampah di RT kami
Itu yant pakai botol plastik bekas minuman bisa juga ditiru nih, secara kadang suka gak sengaja bsli minuman botol. Kalau bingkai foto aku biasanya bikin ala scrapbook gitu.
BalasHapusYang kusuka dari mbak Lisdha diantaranya adalah kreativitasnya juwaraaa
BalasHapusAda aja dibikin dan dimanfaatkan.
Keren mbak. Pas nih dibikin buat ngajakin bocah nunggu bedug
Kreatif sekali mbak, suka seneng deh kalau liat yang kreatif gini.
BalasHapusBaru ngeh sampah plastik nya bisa ya dimasukkan ke dalam pigura handmade nya. Hehe. Bener juga ya selama ini aku ga kepikiran
BalasHapusItu kursi beneran bisa diduduk kah? Apa mataku siwer kok agak kecil apa buat mainan anak anak?
BalasHapus