BJ sering menggunakan taksi Bluebird saat pergi dari rumah
ke bandara. Taksi Bluebird juga mudah dijumpai di jalan raya. Itu sebabnya
Ale-Elo familiar dengan moda transportasi berwarna biru muda ini. Ada satu hal
yang rasanya tak pernah luput dibahas dua anak itu tiap melihat taksi Bluebird,
yakni warna logo. “Katanya Bluebird, tapi kok burungnya warna putih? Harusnya
whitebird dong.” Selalu begitu celoteh dua bocah tersebut.
Hmmh... Iya ya hahaha. Jujur aku malah nggak pernah
memerhatikan detail tersebut. Sejak dulu yang aku tahu kan memang namanya Bluebird.
Kalau naik ya naik saja (terus bayar tentunya :D). Aku nggak pernah mikir soal
gambar burungnya yang bukan warna biru karena itu nggak ngaruh ke kenyamanan
saat naik taksinya hahaha.
Bagi banyak orang (yang merasa) dewasa, hal seperti ini memang apa atuh ya. Nggak penting banget. Tapi celoteh itu justru membuatku jadi berpikir. Aku merasa “berutang” pada pandangan polos mereka. Di
usia tersebut, manusia masih cakap melihat dengan jernih, bukan berdasarkan
kebiasaan atau persepsi.
Dan gara-gara “polemik” (uoooo polemik :P) warna burung itu, aku jadi antusias ketika berkesempatan datang ke pool Bluebird
Medan di Jalan Kapten Muslim pada Kamis (26 September lalu). Memang sih, tujuanku ke situ
bukan dengan agenda utama tanya soal warna burung :P. Tapi karena saat itu sedang
ada acara cek mata gratis untuk seluruh pengemudi taksi Bluebird di area Medan.
Jujur, ini untuk kali pertama aku datang ke pool taksi
Bluebird. Selama ini, cuma lewat doang, itu pun pool taksi Bluebird yang di
daerah Amplas. Lha kalau mau pakai taksi Bluebird kan memang nggak perlu ke
pool dong. Cukup lambaikan tangan (kalau nyetop di pinggir jalan ^-^), atau
order via telepon, atau lebih praktis lagi order via aplikasi.
Begitu sampai di pool Bluebird, langsung deh terlihat
jejeran mobil warna biru terparkir, baik itu taksi maupun bus (BigBird). Coba
Ale-Elo ikut, pasti mereka antusiassss. Maklum, antusiasme mereka terhadap
macam-macam moda transportasi belum luntur (ah indahnya masa anak-anak, mudah
bahagia dengan hal-hal sederhana
>> sederhana menurut kriteria orang dewasa tentunya).
Daaaaan... apa coba yang kira-kira bakalan bikin mereka sangat
hepi?
Di situ ada taksi Bluebird dengan logo burung berwarna
biru!!! Emaknya jadi kudu bawa oleh-oleh berupa foto bareng di depan armada
taksi Bluebird dong. Saat temen dari Blog M, kak Willy Oliver lucu-lucuan foto
di belakang kemudi taksi Bluebird, aku cuma ketawa-ketawa. Setelah balik, baru
deh nyesel, kok tadi nggak ikutan foto lebay hahaha. Kan jarang-jarang ada
kesempatan begitu. Coba aku punya foto kayak gitu, Ale-Elo pasti tambah
ter-wowwow.
Mau dibilang norak ya silakan wkwkwkwk.
Oke, sekarang fokus cerita acara Bluebird-nya nih :
Jadi, hari itu
Bluebird bekerja sama dengan Essilor Indonesia -yang adalah salah salah satu
perusahaan penyedia lensa kacamata- mengadakan pengecekan mata GRATIS kepada
seluruh pengemudi Bluebird di area Medan.
Sebelum di Medan, kegiatan serupa telah dilaksanakan di Jakarta,
Bandung, dan Semarang. Kegiatan ini memang merupakan bagian dari rangkaian
acara kerja sama Bluebird dan Essilor melalui kampanye bertajuk
#safetyridingchampaign. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keselamatan
masyarakat dalam berkendara, terutama bagi para pengemudi Bluebird. Hari itu,
cuma pengecekan kondisi mata aja sih. Kacamatanya diserahkan nanti kalau sudah
jadi berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi mata.
Sebagai pengguna kacamata, aku memang merasakan
sangat-amat-pentingnya pengecekan indera penglihatan. Banyak orang menunda,
atau bahkan menolak, pakai kacamata dengan alasan repot dan nggak nyaman.
Padahal, semakin menunda, bisa jadi kemampuan penglihatannya semakin berkurang.
Bahkan, setelah pakai kacamata, seseorang tetap perlu untuk memeriksakan
kesehatan matanya secara berkala. Karena, bisa jadi sudah perlu ganti kacamata.
Seperti aku yang punya minus dan silinder jadi bermasalah
dalam pandangan jarak jauh. Kalau bepergian keluar rumah dalam waktu agak lama
dan lupa pakai kacamata, sudah pasti bakalan peniiiing. Coba kalau seorang
driver mengalami masalah kayak gitu, pekerjaannya jelas bakalan terganggu. Dan
bagi pengendara mobil, gangguan penglihatan itu taruhan terbesarnya adalah
keselamatan diri maupun orang lain.
Dalam rilisnya, Direktur PT Bluebird Tbk, Adrianto
Djokosoetono menyampaikan bahwa kegiatan kegiatan ini merupakan partisipasi
perusahaan dalam menyambut “World Sight Day” atau Hari Penglihatan Sedunia yang
diperingati tiap tanggal 10 Oktober. “Kenyamanan dan keselamatan pelanggan
merupakan faktor mutlak yang kami tawarkan kepada masyarakat yang bepergian
menggunakan layanan transportasi Bluebird. Tentunya pelayanan terbaik dapat
diberikan dengan sumber daya manusia, dalam hal ini mengemudi, yakni dalam
kondisi sehat dan fit,” ujar Adrianto.
Sedangkan Country Manager Essilor Indonesia, Peter Pelnis menyatakan,
kegiatan seperti ini tidak hanya meningkatkan daya penglihatan para pengemudi
Bluebird, tapi juga mampu meningkatkan kesadaran keselamatan saat berkendara di
jalan raya. Sekilas tentang Essilor, ini
merupakan gabungan dari dua perusahaan asal Pranciss, yakni Essel dan Silor.
Keduanya adalah perusahaan yang sudah punya pengalaman panjang dalam produksi
dan pemasaran kacamata, yakni masing-masing berdiri sejak tahun 1849 dan 1931.
Essilor terkenal dengan inovasi lensa Varilux, yakni lensa varifocal pertama di
dunia, yang diciptakan pada tahun 1959.
Rrrr..jadi browsing deh, apaan sih lensa varifocal? Secara aku
kan awam banget soal per-kacamata-an. Ternyata varifocal adalah singkatan dari
variable focal. Lensa varifocal berarti jenis lensa yang panjang fokusnya dapat
bervariasi untuk memberikan gambar/pandangan sesuai kebutuhan. Kalau pakai lensa varifocal, jadi cukup satu
kacamata saja untuk berbagai keperluan jarak pandang. Fiuhhh, sudah lebih
sepuluh tahun pakai kacamata, tapi baru ngerti hal beginian hahaha.
General Manager Bluebird Area Medan, Achmad Suhandi
menambahkan, Bluebird tidak hanya peduli pada aspek kesehatan mata. “Kami juga
menyediakan fasilitas layanan kesehatan dokter umum dan spesialis di
masing-masing pool,” ungkat Achmad.
Salah satu driver Bluebird, Rusman Effendi, mengaku sangat
terbantu dengan kegiatan ini. Ia mengaku terakhir mengecek mata-nya dua tahun
lalu. “Jadi saat ini memang sudah perlu ganti kaca mata,” ujar Rusman yang
mengaku ada masalah dalam pandangan jarak dekat. “Kalau jarak jauh memang tidak
ada kendala, bahkan saat menyetir malam hari sekalipun. Tapi penglihatan jarak
dekat terganggu itu kan juga jadi masalah, misalnya saat saya membaca order penumpang,” kata
Rusman.
Jadi gaisss, memang penting bagi para pengendara moda
transportasi umum untuk rutin mengecek kesehatan mata demi #safetyriding.
Tentang pertanyaan Ale-Elo mengenai bluebird tapi berbulu
putih, daku justru tak berhasil mendapatkan jawaban yang memuaskan, kecuali
bahwa itu terjadi karena perubahan logo perusahaan. Haha, burung biru berwarna putih sih rasanya bukan masalah besar. Beda halnya kalau musang berbulu domba :P
Di rumah, Ale Elo sudah cukup senang hanya dengan melihat foto taksi berlogo burung yang benar-benar biru. Mereka
tambah hepi ketika di hari selanjutnya, kami pergi naik Bluebird dengan order by phone. Daaaan... ternyata kami dapat taksi yang logo-nya
burung berwarna biru. Ah ya, ada masa-masa ketika bahagia itu terasa berat. Tapi juga ada waktu-waktu di mana aku setuju kalau bahagia itu sederhana. Haha, kok berasa dipaksain banget ya kalimat penutupnya iniii :P
(LSD)
(LSD)
hahaha.. menarik yaa mba hasil pengamatan anak2.. mungkin kalo burung biru itu burungnya jantan.. yang putih betina.. :p
BalasHapusrrrrr.....boleh juga tuh analisa mas dinul hahaha
Hapus