pic from www.ninjaxpress.co |
Belanja online sudah menjadi hal biasa dalam kehidupan di
masa sekarang. Perubahan budaya yang memakan waktu tak terlalu lama. Coba ingat-ingat sepuluh tahun lalu, mungkin kita masih antara
percaya tak percaya untuk melakukan transaksi tanpa mengenal siapa
penjual/pembeli. Sekarang? Orang sudah merasa biasa untuk transfer uang pada
orang tak dikenal ketika barang belum di tangan.
Ya ya
ya, banyaaak ya yang rajin belanja online. Pasti sudah pada hafal a-z tatacara
belanja online, sudah hafal toko-toko online yang kredibel, juga nggak
ketinggalan aneka promo belanja di macam-macam marketplace.
Temen saya bilang, belanja online itu ratjoen!!!
Saya sendiri? Puji Tuhan tidak terlalu parah terpapar
racun belanja online. Hahaha, maaf pada para pegiat belanja online, bukan maksud negatif yaak. Buat saya, menahan diri untuk tidak rajin belanja online memang bisa menghindari penyakit “kanker”. Kantong kering J.
Selain itu, di saya memang ada kondisi yang mendukung untuk tidak
rajin belanja online.
Pertama, domisili di Medan membuat ongkos kirim tak selalu
ramah. Apalagi untuk barang-barang dengan volume/dimensi besar. Saat melihat ketentuan toko, pengiriman untuk
Jabodetabek bisa free-ongkir. Tapi ke Medan, jelas enggak free dong. Promo free/diskon ongkir lumayan membantu. Tapi kadang momentnya
nggak pas. Pas butuh barang, pas nggak ada diskon ongkir. Begitu pasang filter
untuk toko yang dekat, harga sudah mahal.
Atau memang saya-nya aja yang kurang
cerdik blusukan belantara maya untuk mendapat toko dan harga yang tepat :D.
Atau kurang rajin berburu promo. (Mungkin karena kurang lihai belanja online
juga-lah penyebab keribetan paket nyasar dalam tulisan ini :D)
Kedua, belanja langsung adalah salah satu alasan untuk keluar
rumah. Buat ibuk-ibuk rumahan kayak saya, keluar rumah sejenak (yang sekedar ke
indo/alfamart) itu bisa jadi me time hehehe. Untuk barang keperluan
sehari-hari, semacam sembako atau homecare, saya masih pilih belanja langsung. Toh
saya nggak sibuk-sibuk amat. Sembari pulang dari antar sekolah anak, misalnya,
saya bisa sempatkan mampir toko. Hanya saja, dalam situasi pandemi begini, belanja
ke swalayan atau warung terdekat memang jadi nggak seleluasa sebelumnya.
Tapi memang, untuk barang-barang tertentu, lebih enak cari
di pasar online. Termasuk ketika kemarin saya pesan panci listrik multifungsi
buat BJ (pak suami). Sebenernya ada tetangga yang jualan panci ini secara
offline. Tapi dengan pertimbangan kepraktisan (juga ongkos kirim), saya
memutuskan beli di marketplace.
panci kayak gini lhoo,(pic from bukalapak.com) |
Saya punya video cara pakai si panci mini. Tapi yang saya beli bukan merk ini sih.
Eh, ngapain beli panci kayak gini buat pak suami? Buat yang ngikutin
blog ini, sudah tahu dong kalau saat ini kami sedang LDF (long distance
family). Saya dan anak-anak masih di Medan sementara BJ sudah di Makasar.
Kami keluarga non-muslim, jadi nggak ikut ibadah Ramadhan.
Nah, sebelum puasa, BJ masih gampang-gampang saja cari makan. Tapi masuk bulan
puasa, BJ mulai kesulitan cari sarapan
karena banyak warung makan masih tutup di pagi hari. Untuk makan siang dan
malam sih relatif nggak masalah. Kayaknya terbantu kalau bisa masak sendiri,
setidaknya untuk sarapan. Singkat cerita, saya order panci mini itu di salah
satu toko di Bukalapak. Kalau lihat di iklan-iklannya, panci kayak gini pas
banget buat masak sorangan. Kalau buat rumah tangga sih terlalu mini, mending pakai wajan hehehe.
Biasanya, tiap order online, saya chat dulu ke admin toko
untuk menanyakan ketersediaan barang. Tapi entah, malam itu saya malas menunggu
respon admin toko. Saya langsung order, juga langsung bayar. Pikir saya, kalau
barangnya enggak ada, toh ntar duit balik ke saldo.
Saat itu saya pilih ekspedisi Ninja karena itungannya paling
murah (ada diskon ongkir) dan estimasi waktu pengiriman juga cepet. Sekaligus
pengin cobain ekspedisi ini. Haha, iya ini
untuk pertama kalinya saya pakai jasa pengiriman Ninja! Dibandingkan ekspedisi
lain, Ninja memang lambat saya kenal. Saya tahunya juga dari jalanan, saat
kurir Ninja mengantar paket. Saat pertama kali lihat, langsung terbayang game Shadow Fight yang dulu pernah diinstall anak-anak 😀.
Selesai membayar, saya cek detail order (haha, cek-nya
setelah bayar LOL). Terlihat ada yang
aneh. Pada alamat pengiriman tertulis
rincian alamat BJ di Makasar, tapi ada sambungan Medan, Sumatera Utara. Eh tepatnya sih Gowa, tetangga deketnya Makasar. Sakit deketnya, gampangnya sebut Makasar aja. Jadi rincian alamatnya seperti ini lho :
Yaikksss......Kok begini? Auto merasa ada yang nggak beres dong.
B..J..R.. (nama lengkap BJ)Kompleks bla bla bla, Jalan bla bla bla, Gowa, Sulawesi Selatan, Medan, Sumatera Utara
Yaikksss......Kok begini? Auto merasa ada yang nggak beres dong.
Kalau di Bukalapak (entah di marketplace lain), form alamat
terdiri dari isian manual dan juga klik peta lokasi. Berhubung selama ini order pakai alamat kantor BJ di Medan, peta lokasi adalah Medan. Celakanya, setelah mengubah alamat pada isian manual, saya nggak
mengubah peta DENGAN ASUMSI saya sudah mengisi detail alamat baru. Yayaya... asumsi sodara-sodara!
Lalu, saya coba mengedit peta. Taraaaaa.....ongkir ke Gowa lebih mahal daripada ke Medan (posisi toko di Jakarta). Saat itu juga,
saya klik pembatalan order, tapi nggak bisa. Saya buru-buru chat admin toko, meminta penangguhan pengiriman
barang supaya nantinya uang balik ke saldo dan saya akan order ulang.
Tapi chat saya baru dibaca di sore hari berikutnya dan saat
itu posisi barang sudah dikirim. Grrh....baru sekali itu saya menyesali pengiriman barang yang demikian cepat. Saya cek laporan ekspedisi, seperti
yang saya khawatirkan : barang dikirim ke Medan! Hidiiih....urusan bakal
panjang nih. Saya jadi bolak-balik chat sama admin toko, tapi cuma dikasih tahu kalau mereka sudah
hubungi pihak ekspedisi. Saya disuruh nunggu aja.
Deuuuuh...nunggu sampai kapan? Mana BJ udah butuh banget
pancinya.
Sempet sebel sama toko-nya, kenapa nggak dibaca detail
alamat yang jelas-jelas ke Makasar. Tapi, di sisi lain ada juga kesalahan saya,
yakni nggak ubah peta dan nggak cek and ricek sebelum bayar.
Saya email ke Bukalapak, minta kepastian penangguhan dana
selama barang belum sampai. Inti jawabannya, OKE. Sip, setidaknya yakin kalau
duit nggak akan ditransfer ke pelapak selama urusan belum selesai. (Ini salah satu alasan saya pilih belanja di marketplace)
Dalam hari-hari menunggu itu saya juga tracking nomor resi
di web Ninja. Eheiii, paket sudah sampai Medan. Doooh jauhnya, tujuan ke
Makasar di bawa ke Medan! Saya email ke Ninja. Bersyukurnya fast-respon (saya
bilang, bener-bener “kecepatan ninja” hahaha). Mereka mengecek paket saya dan
memang saat itu sudah di Medan (dan jadi paket yang nggak jelas karena alamat
pengiriman kan ke Makasar :D).
Saya jelasin kronologisnya dan mereka mau mengurusnya. Opsi yang
ditawarkan Ninja adalah mengirim barang ke Makasar tapi butuh waktu agak lama,
apalagi dalam musim PSBB seperti sekarang ini. Widihhh,....berapa lama?? Nggak jelas.
Jadi saya menawarkan opsi perubahan alamat (dikirim ke
rumah). Dalam email, saya melampirkan tangkapan layar bukti order di Bukalapak.
Bersyukur, mereka mengakomodasi perubahan alamat tapi tidak dengan perubahan
nama tujuan. Yo wis, ini nggak masalah karena alamat Medan akan memang alamat
BJ juga.
BJ juga masih belum terbiasa dengan ekspedisi Ninja. Buktinya,
chat ini :
ninja opo?? 😃😃 |
Di saat itu saya juga order ulang buat BJ dengan memastikan
alamat dan petanya benar. Tiga hari, panci dari order baru sudah sampai di
Makasar. Lalu kami ketawa-ketiwi via chat WA karena aktifitas BJ masak pakai
panci tersebut. Masak nasi, telur goreng, ikan sarden, oatmeal, dan lain-lain yang praktis-praktis. Yaaa...nasib bapak-bapak yang lagi single.
Beberapa hari kemudian,
panci yang ke alamat Medan saya terima. Dari Ninja, nggak ada dibilang
penambahan biaya. Padahal di peta, lokasinya Medan (alamat kantor BJ),
sementara barang dikirim ke alamat rumah (sudah masuk Deli Serdang meski
perbatasan Medan). Mudah-mudahan nggak jadi masalah etis kalau saya kasih tip
buat kurir-nya. (Di beberapa perusahaan, karyawan nggak boleh terima tip kan?)
Buat ekspedisi Ninja, thank you for the good service.
Memang jadi double order, tapi no problem, toh barangnya
bisa dipake untuk keperluan lain. Misalnya buat kado untuk ibuk-ibuk yang baru
punya bayi. Kayaknya produk itu cocok juga buat siapin MPASI. Atau entah untuk keperluan
apa nantinya.
Pelajaran yang saya ambil dari keribetan ini : teliti serta jangan
males cek and ricek J
Salam
wah samapi begitu ya,
BalasHapusIya mbak Tira,,rada2 drama hahaha
HapusSaya jadi penasaran ama pancinya kak ahahaha. Sungguh pengalaman menggemaskan yaaa... 😁
BalasHapussudah saya edit pakai video mbak Lin.. :)
HapusWow, kirim paketnya kok bisa nyasar jauh gitu yak hahaha :) Untung lekas dikirimkan ke tujuan aslinya jadi yang nunggu2 barang happy deh. Coba kasih lihat gambar panci mininya mbak :) Kepo akuh hihihi :D
BalasHapusada gambarnya lho mbak..saya tambahin video juga :)
HapusMungkin lupa milih alamat, Mbak. Kan biasanya ada opsi alamat kalau emang di marketplace itu pernah ngirim ke alamat lain. Hihihi. Btw, Kok kita samaan sih, Mbak. Ngga begitu keranjingan belanja online dengan alasan yang sama. Hahaha.
BalasHapusnggak lupa lho mbak...wong jelas2 di rincian alamat tujuannya sulsel tp lanjut medan sumut...alamat yg aneh jdinya haha
HapusYa ampun jauh amat perjalanan pancinya hehehe.
BalasHapusEkspedisi Ninja bisa ke Makassar, ya Mak?
Eh btw, setuju dengan ini
Buat saya, menahan diri untuk tidak rajin belanja online memang bisa menghindari penyakit “kanker”. Kantong kering.
Berhubung ongkir ke Makassar mihill, saya juga menahan diri kalo belanja online, yang benar-benar butuh banget baru deh hehe.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuspas order ulang nggak ada opsi Ninja Mbak Niar. Jadinya pakai JNE...sudah familier bgt kalo ini sih ya...
HapusHahhahaa, Ninja . Tadi ku pikir juga Ninja Hattori . Ternyata ekspedisi.
BalasHapusAku baru tahu juga nih, ada ekspedisi ini, di Bandung asa belom denger.
Btw padahal gpp yakalo mo ngasih tips juga, kan kitanya ikhlas.
yang ngasih ikhlas kalo kode etik perusahaannya bilang ga boleh dan ketahuan kan tetap jadi masalah mbak :)
HapusSaya kalau pas mau order suka cek terus alamatnya, soalnya pernah juga kayak gini haha untung saja nyasarnya ke alamat rumah temen, hehe.
BalasHapusjd cek and ricek itu memang wajib kan teh..plus, jangan berasumsi hihihi
HapusPanciinya kok ratjoen yaa hahaha, belanja online emang ngebantu bgt sih di masa2 kyk gini, selain untuk kebutuhan harian juga untuk hiburan soalnya berasa dpt kado klo las paketan datang. . Aku baru denger ninja ini, kyknya di Semarang blm ada
BalasHapusIya mbak..keknya Ninja ini memang belum sehits temen biru-nya :)
Hapusjadi pancinya gimana kak? hehehe, tapi emang buat belanja online harus pilih ekspedisi yang bisa dipercaya
BalasHapusjd double order mbak. Haha kalo ini kesalahan bukan di ekspedisi, malahan di kasus ini Ninja kasih good service
HapusAku ngacungg, duh udah gak tau berapa banyak aku beli apapun secara online dan kebantu banget sama ekspedisi kaya Ninja ini untuk nganterin paket sampe tujuan
BalasHapushahaha..parah terpapar racunnya yo mbak. gapapasih kalau memang produk yang kita butuh dan kita juga terbantu banget. case di tiap2 orang pasti berbeda ya kan..
HapusJadi punya dua panci listrik ya, gak apa sih karena bisa juga untuk kado ya.
BalasHapusAku sejak pandemi justru memilih belanja online. Bener-bener waswas ke pasar yang jual segala macam alat rumah tangga di Semarang, padahal deket loh dari rumah gak sampai 10 menit. Jadi malah sering belanja online, dari wajan, lanseng, sampai benih sayuran, wkwkwkk
iya mbak..jd ada dua. nggak masyalah sih memang hehehhe. bakalan kepake juga entah buat apa
HapusWaah udah pindah ke Makassar ya Mbak? Semoga betah di sana dan semoga pancinya segera sampai. Eh udah nyampe ternyata ya. Haha. Drama juga ya gara-gara panci.
BalasHapusbeloooom mba lina. masih wait and see hehehe
HapusAlhandulillah paketnya akhirnya sampai . Lucu panci2nya
BalasHapusmeski double order at least nyampe semua :)
Hapussenang si bapak bisa masak pakai panci cinta yang sempat terdampar antah berantah. semangat mak ldf nya, sehat bahagia selalu sekeluarga <3. langgeng
BalasHapusamiin mak echa hahaha. selain beliin panci, kemarin aku orderin mie instant sehat hahaha
HapusAku pun salut dengan Ninja. Pernah aku beli suatu produk. Eh cepet banget nyampenya. Aku kira bakalan lama. Kudu pada tahu nih orang-orang sama paket Ninja ini.
BalasHapuskecepatan ninja ya kan mbak...semoga remunerasi mereka juga bagus..nggak cuman dipush sama perusahaan, gitu..
HapusSyukurlah urusannya sudah beres ya Mbak Memang kalau belajar online kita harus secara detail memperhatikan barang yang akan kita beli
BalasHapusyes mbak..ini yang aku kadang males : cek and ricek
HapusWohoo.. panci yang oenuh cerita ya.. semoga nan£ makanan apapun yang dimasak jadi makin enak
BalasHapus.. makasih banget emang ga kak sama ninjaaa.. hibi
makanya bikin tulisan ini sbg ucapan terima kasih. karena ini memang bukan tulisan job hahahaha
HapusHuaaa pancinya keliling Nusantara dulu hihihi. Seneng ya respon dari Ninjanya proaktif dan profesional. Layanan kayak gini yang bikin pelanggan suka
BalasHapusiya mbak efi. kan jadi enggak males mau pakai lagi
HapusNinjanya lucuuk...(gambar pertama)
BalasHapusHihii..pengalaman banget ini...beli pancinya kudu sabar dan alhamdulillah, super responsif yaah...
iya teh lendy...gambar ninjanya lucukkk
Hapuskomunikasinya baik ya ini, jadi barang tetap sampai dan emang sesuailah namanya Ninja, begerak cepat dan suka menolong, hihihi
BalasHapuskomunikasi yang enggak cepet itu bikin kesel emang
HapusMuter-muter deh jadinya si panci. Baik ninjan exspress. Karyawannya totalitas di sana, ampek jam 12 malem segala.
BalasHapusoh ya kah mba ida? gimana gitu nerima paket tengah malem?
HapusKok baru dengar ya ekspedisi ninja mbak, hehehe. Tapi alhamdulillah ya masih balik pancinya. Seru banget mbak ceritanya
BalasHapusiya mbak..dibandingkan si biru, si ninja emang belum sefamilier itu ya...
Hapuskebayang gimana ribetnya ituh merubah alamat pengiriman gitu. Dan saya baru tahu juga, kalau sudah pengiriman alamat bisa diubah gitu.
BalasHapusNggak ribet Mbak. Saya cuma email dengan menyertakan bukti tangkap layar order serta komunikasi dengan buka lapak. Memang jd mikir sih kalau2 ada orang jahat yg memanfaatkan kebaikan ini
BalasHapusAhh..untungnya hepi ending...seneng ya kalau respondnya cepet gini..jadi bisa langganan dong dengan ekspedisi ninja...
BalasHapusdulu saya kira kok namanya ninja jangan2 mas kurirnya suka loncat2. ternyata jam operasinya sampai malam loh kalau di sidoarjo. masnya ke rumah pas isya, wah...jadi cepat sampai
BalasHapus