foto dari bacaterus.com |
Menulis ini sebagai ekspresi menertawakan diri sendiri. Bisa menertawakan diri sendiri itu perlu lho untuk kesehatan jiwa. Kayaknya, lebih enak ditertawakan diri sendiri deh daripada ditertawakan orang lain. Tapi tidak berhenti dengan menertawakan diri sendiri dong. Pengetahuannya saya share di blog supaya sedikit banyak saya menjadi bagian dari orang yang solutip (masih kena pengaruh Bu Tejo wkwkwkw).
Baca : Kita Semua adalah Bu Tejo
Ceritanya berawal dari grup WhatsApp ibuk-ibuk kompleks.
Bersyukur, sebulanan bergabung, saya
nggak menemukan aura perjulidan dan perghibahan (haha, belum move on dari film
Tilik memang :D). Isi grup WA ibuk-ibuk di sini adalah informasi random,
obrolan ringan, dan JUALAN! Barang yang dijual macem-macem tipikal tipikal
ibuk-ibuk, mulai dari asam jawa hingga panci susun produk Malaysia.
Jangan remehkan kegiatan ekonomi ibuk-ibuk ya... Ini tuh
termasuk bagian dari kegiatan shadow
economy yang turut berperan menopang ekonomi bangsa. Suka gemesss sama diri
sendiri yang nggak jago urusan jualan :D. Sebagai warga baru plus dalam kondisi pandemi,
saya pribadi merasa terbantu dengan aktifitas jualan ini. Namanya orang baru,
banyak belum tahu tempat-tempat belanja. Sekalian saya juga kenalan-kenalan
meski tidak secara langsung. Mereka juga senang karena barangnya dibeli.
Simbiosis mutualisma lah.
Berhubung jarak dekat, barang diantar tanpa tambahan ongkos
kirim. Pastinya Cash on Delivery dong. Nah, minggu lalu ada open order ikan
tuna segar langsung dari laut. Harganya Rp 50 ribu berisi tujuh ekor ikan.
Sesaat setelah baca pesan, saya mengingat-ingat isi kulkas.
Pas nih, lagi nggak ada stok bahan protein hewani. Lagipula, saya sepertinya
belum pernah beli ikan tuna. Waktu di Medan, belanjaan ikan saya hanya muter
seputar ikan nila, dencis, cucut, gurami, atau tongkol. Ikan mas dan bandeng banyak
dijual, tapi saya nggak sabar menyiasati duri-duri halusnya. Ikan patin saya
suka, sayangnya BJ dan Ale-Elo nggak suka. Sedangkan lele semuanya suka, sayangnya
Elo alergi jadi ikan ini masih saya blacklist.
Baca : Elo Alergi Lele
Jadi belanja ikannya rotasi di jenis itu-itu saja. Intinya,
sebagai penduduk negara maritim, khazanah per-ikan-an saya sangat terbatas. Jadi
kemarin saya memutuskan beli sekalian biar tahu seperti apa ikan tuna segar.
Haha, kasiaaan amat yaaaa.... Di sini nih letak menertawakan diri sendiri itu. Sudah
sering dengar nama ikan tuna, juga makan - makanan dengan tuna (misal pizza toping tuna), tapi nggak tahu persis seperti apa ikan tuna segar!!
Hari selanjutnya, si ikan tuna diantar ke rumah. Saya buka bungkusannya, eh dapat bonus satu ekor, jadi total delapan ekor. Saya timbang,
bobot dengan wadahnya hampir tiga kilogram. Jadi, berat bersihnya sudah pasti
lebih dari 2,5 kg. Tapi-tapi-tapi..... kalau ikan ini sih rasa-rasanya saya
kenal deh. Ini kan ikan tongkol.... Rrrrrr, apa keliru ikan? Saya cek lagi
gambarnya. Tapi memang iya, kayaknya nggak beda dengan gambar.
Untuk memecahkan rasa penasaran, saya WA-kan gambar
belanjaan ikan saya ke teman dan sepupu. Daaaan....mereka langsung bilang itu tongkol!
Saya juga jadi browsing soal ikan tongkol dan tuna. Tradaaaaaa..... ternyata
tongkol itu masih satu keluarga dengan tuna. Satu lagi ikan yang mirip dengan
keduanya adalah cakalang. Ketiganya
memang masih sama-sama tergabung dalam keluarga Scombridae, tapi berbeda marga.
Oleh karena kemiripannya, tongkol-tuna-cakalang sering dikira sebagai ikan yang
sama hanya saja sebutannya berbeda. Tak hanya oleh konsumen, di level pedagang
pun sering terjadi ketidakjelasan penyebutan nama.
Ikan cakalang sering disebut tongkol putih. Saat di Medan
saya sering beli tongkol sisik (padahal nggak bersisik). Nah, nggak tahu nih saya, apakah tongkol sisik ini
sebenernya cakalang? Karena dibandingkan tongkol biasa, tongkol sisik lebih mahal.
Fiuuu, memang agak membingungkan ya...
So mari belajar mengenai ketiganya. Meski mungkin saya masih tetap akan kesulitan untuk membedakan secara langsung, setidaknya sudah tahu "teorinya" hehehe. Berikut ini saya rangkum dari berbagai sumber :
tongkol (foto pribadi) |
cakalang (foto : Shopee) |
Tuna (foto : satuharapan.com) |
Penampakan badan
Ketiganya menunjukkan penampakan yang mirip, yakni tidak
bersisik, mengkilap, dengan kombinasi warna silver dan biru metalik di bagian
punggung. Ikan tongkol berwarna paling
gelap, disusul cakalang, dan paling terang adalah ikan tuna.
Penampakan daging
Seperti juga kulitnya, daging ikan tongkol berwarna paling
gelap. Daging tongkol juga paling terlihat berserat. Saat mentah daging tongkol
terlihat merah gelap dan setelah dimasak, ada bagian yang terlihat putih ada
yang coklat. Daging cakalang lebih terang dan lebih halus daripada ikan tongkol
(itu sebabnya disebut ikan tongkol putih). Sedangkan daging ikan tuna berwarna
pink dan seratnya paling halus. Tuna kualitas premium antara lain disajikan
mentah dalam hidangan shusi.
Ukuran
Dalam ukuran terbesarnya, ikan tongkol paling mungil dan
ramping di antara ketiganya. Di pasaran, ikan tongkol dan cakalang banyak
dijual dengan ukuran tak jauh beda. Namun, cakalang bisa ditandai dengan profil
tubuh yang lebih gemuk. Sedangkan tuna adalah the biggest. Bayi tuna bisa
mencapai 5 kilogram (wedeeeew), dan tuna dewasa ada yang beratnya sampai 350
kg. Termasuk jenis ikan raksasa ini mah ya...
Harga dan rasa
Harga memang bervariasi di masing-masing tempat. Tapi secara umum, harga tongkol paling murah. Di
Medan, saya sering beli tongkol dengan harga antara Rp 20 ribu – Rp 30 ribu per
kg. Sedangkan saat saya pesan, kalau dihitung per kg jatuhnya mendekati 20 ribu
(ya miring sedikit lah). Berurut ke atas, cakalang lebih mahal (mendekati Rp 50
ribu/kg), dan tuna yang termahal (di atas 50 ribu/kg). Bahkan, ada harga ikan
tuna yang mencatat rekor fantastis, yakni seekor tuna sirip biru di Tokyo yang
dihargai Rp 44 miliar (waddidaaw, beneran kok miliar). Mengenai rasa, ukurannya memang sangat
subyektif tergantung selera masing-masing orang. Namun, secara umum akan
disepakati jika rasa berbanding lurus dengan harga.
Nutrisi
Meski berbeda dari segi harga dan rasa, tetapi ketiganya
memiliki nutrisi yang bagus untuk dikonsumsi. Ikan tongkol, cakalang, maupun
tuna mengandung omega-3, serta vitamin dan mineral lain yang berguna untuk
kesehatan.
Jadi, nggak harus ikan yang mahal untuk
mendapatkan manfaat nutrisinya. Terakhir saya tutup dengan kalimat legend dari mantan menteri kelautan dan perikanan, Ibu Susi Pujiastuti : kalau tidak mau makan ikan, saya
tenggelamkan.๐๐
Aku cuma ingetnya kalo tuna itu dagingnya merah, gara2 suka sashimi salmon dan tuna, jd inget wrna dagingnya :p.
BalasHapusTongkol yg aku paling ga doyan mba. Trutama bagian daging yg berwarna hitam, kan ada tuuuh. Ihhh lgs aku pisahin kalo udah ketemu dagingnya yg hitam. Rasanya kok LBH pahit dan amis kalo menurut lidahku. Makanya agak menghindari kalo tongkol.
.cakalang selama ini makan dalam bentuk yang udah di adapun, jadi jujur ga tau juga bentuk dagingnya yg seger :D.
wkwkwkwk, khazanah per-ikann-an saya jadi nambah setelah baca artikel ini, Mak :D Selama ini daku juga sering misleading sih, bedain tongkol, tuna, dan bolo2nya ntuuuh
BalasHapusaku suka ragu-ragu kalau ada yang nawarin tuna di pasar, karena cuma pernah beli yang bentuk tuna steak warna merah. Apalagi kayaknya kalau di acara TV ngelihat tuna itu gede-gede, jadi ragu pas dibilang itu ikan tuna pas lagi ke pasar.
BalasHapussecara fisik agak mirip mirip ya jadi sukar bedain, tapi jadi tahu ini tetap ada bedanya dari warnanya
Saya hampir tak bisa membedakan tongkol, cakalang dan tuna. Habis secara fisik mereka serupa banget. Ternyata beda ya. Hahaha baru tahu saya setelah membaca artikel ini. Namun apapun, tongkol, cakalang atau tuna, enak banget dimasak asam padeh, makanan khas Minangkabau
BalasHapusKalo tuna biasanya gede-gede dan dagingnya lebih putih. Apa salah paham ya yang jual, Mbak? Kalo tuna dagingnya kayak slice-slice gitu. Kalo cakalang atau tongkon beda tekstur dagingnya.
BalasHapusKalau aku disuruh pilih bakal milih Tuna dan Cakalang karena aku doyannya ikan itu. Apalagi kalau Cakalang dibikin masakan manado gitu dan pakai nasi panas, duh enak banget pasti.
BalasHapusWaaah alu juga baru tau setelah baca artikel ini loh Mbak kalau Tuna, Cakalang dan Tongkol itu mirip-mirip.
BalasHapusMakasih ya jadi tambah ilmu baru
Ternyata Tongkol, Cakalang, dan Tuna tuh tiga hal eh tiga ikan yang berbeda yaa. Beneran lho, sampai sekarang saya belum bisa juga membedakannya.
BalasHapusMayan segitu Mbak Lisdha karena freeong dan COD. kwkw Segar pula ikannya!
BalasHapusKalau di Jakarta dah 30 rb/kilonya
Dan ku jadi mupeng sama kesegaran ikannya.
Ditunggu postingan resepnya, si tuna dibikin apa
Saya juga nih paling sering bingung kalau soal membedakan mana ikan tuna/tongkol/cakalang ehehe... Manut tukang ikan keliling saja deh gitu...
BalasHapusMakasih infonya ya mbak, jadi ngerti jenis 3 ikan ini emang masih sodaraan ๐
cakalang aku lebih suka ketimbang tongkol dan tuna... entah kenapa, mungkin karena rasanya lebih gurih dan enak
BalasHapusMbkkk aku paling susah bedain mana tuna, tongkol dan cakalang wkwkwk. Tapi habis baca ini, lumayan tau.. Khususnya untuk ukuran badan ikan.
BalasHapusKalo ikan entaj kenapa aku gak pintar2 nebak deh, apalagi kalo disuruh nebak antara tuna, tongkol and cakalang. Maksudku kalo udah jadi makanan ya, kalo masih mentah, ya aku msih bisalah :) soalnya bentuknya hampir2 mirip :)
BalasHapusSebagai orang timur udah terbiasa dengan cakalang dan tuna. :D Membedakan cukup lihat garis di tubuh ikan hehehe ...
BalasHapusIkan cakalang setauku banyak di Indonesia timur. Dan biasanya kami orang Manado suka bikin cakalang fufu (cakalang diasapin). Tuna juga ada berbagai macam.
Thanks for your sharing but i am never eat Tongkol. It can make me get any problem after eat.if Cakalang i am often eat moreover not problem for me. I am often buy it fish
BalasHapusWah, makasih sharingnya mak... Saya lebih sedikit pengetahuan tentang perikanan, sekarang jadi tau tentang tuna tongkol dan cakalang
BalasHapusanu aku ga tau mba. taunya tongkol ama lele malah xD soalnya kalau ikan lele licin daging dalamnya. kalau tongkol itu suka ada durinya tapi gizinya banyaaak. Kalau tuna ama cakalang apa ya xD
BalasHapusAku suka banget ikan cakalang kalau dibakar atau disambel, mantaap. Tuna sama tongkol jarang makan, hihi. Aku tahunya tadinya ikan ya kembung banjar Mba karena beli di tukanh sayur adanya ituu. Duh jadi kangen cakalang :D
BalasHapusKetiganya tersedia sangat melimpah di perairan Indonesia ya.. segala musim aelalu ada ikan2 jenis ini.. gampang juga diolahnya..
BalasHapuskalau dimintain bedain blass saya gak ngerti, dan baru tau tuna ma tongkol dan cakalang itu sodaraan. saya seringnya beli tongkol, lebih murah dan disini lebih mudah didapat ^_^
BalasHapusAku pun masih suka susah bedain lho kukira cangkalang itu versi ikan tuna yg diasepin ternyata bukan yaa, beda juga sama tongkol yg kukira versi diasinin dari Tuna
BalasHapusSaya pun kalau masih utuh susah bedain, Mba. Tapi kalau sudah dipotong baru saya tau bedanya tongkol dan tuna. Saya belum pernah beli cakalang. Karena ank saya suka tuna jadi saya taรน sedikit. Xixixi
BalasHapusAwalnya aku juga nggak bisa mbedain mba wwkwkwk
BalasHapustapi makin sering belanja makin tahu nih, dikasih tahu tukang ikannya
Saya suka makan ikan, mbak. Kami di Palembang punya sungai Musi yang ikannya sangat melimpah, jadi saya hampir tiap tiap hari makan ikan sungai :D
BalasHapusKalo ikan laut, emang jarang. Tapi sesekali pernah sih