Beda hobi dalam satu keluarga? Apa masalahnya? Biasa aja atuh satu rumah beda-beda hobinya. Yayaya, sebagai mahluk yang menjunjung semboyan Bhinneka Tunggal Ika, beda-beda toh tetap satu keluarga. Tapi pernah nggak sih mengalami masalah gara-gara beda hobi dalam satu rumah-tangga?
Kalau saya sih pernah.
“Sesi” pertama, cerita beda hobi dengan suami dulu
yaaa...
Salah satu hal yang butuh waktu untuk klop adalah soal
mancing. Sejak kecil, BJ sudah akrab dengan aktifitas memancing. Sebaliknya,
saya sekadar tahu apa itu mancing. Meski sudah berteman sejak lama, sepertinya
setelah mau menikah saya baru tahu tentang hobi mancing ini. Bukan hobi yang
mengerikan, jadi no problem toh?
Apalagi, sejak komitmen hingga beberapa bulan setelah menikah kami LDR. Sejauh
itu, persoalan memancing ikan tidak pernah berubah jadi memancing keributan.
Bahkan, sampai setahun pertama setelah kami tinggal bareng,
saya masih oke-oke saja dengan hobi mancing BJ. Sebelum hamil besar, saya malah
beberapa kali ikut BJ mancing.
Rasa sebel baru muncul setelah kami pindah ke Siantar (di
Sumut juga). Mungkin karena waktu itu, sebagai emak baru dari seorang balita,
mau me time itu susaaaaah. Emak-emak-bayi pasti pahaaam deeh. Mana BJ waktu itu
bisa dua kali mancing dalam seminggu, yakni Sabtu sama Minggu. Lha saya kapan
liburnya??
Sebel dan kezel berkembang aktif menjadi aneka perasaan
negatif lainnya😡😡.
Suatu hari, saya menggibah dengan tetangga sebelah, sebut
saja Mama A. Suami Mama A, yakni Bapak A adalah karib BJ dalam urusan mancing. Ceritanya,
kami menggibah suami –suami kami gituu...Gibah soal mancing hihihi.
Mama A cerita kalau duluuuu, Bapak A lebih heboh dalam
urusan mancing.
Pernah di suatu Minggu pagi, Bapak-Mama A dan anak-anak
sudah bersiap ke gereja. Tiba-tiba, datang seorang teman Bapak A mengajak
mancing. Alih-alih menolak, Bapak A malah mau berganti pakaian untuk pergi
mancing. Coba gimana “suara hati istri”? Kesel gak? Kesel gak? Kesel gak?
“Kalau(kau) tetap berangkat mancing, kupatahkan pancingmu
nanti!!!!”
Saking kesalnya, Mama A sampai mengeluarkan ultimatum. Berhubung TKP di Siantar, bisa coba baca ultimatum itu pakai
logat Batak biar lebih dapat feel-nya.
Setelah serangkaian sebel-kezel-gemes, bersyukurnya saya dan
BJ bisa mengomunikasikan hal itu. Kesepakatannya : bagi waktu libur untuk
mancing dan keluarga. Kalau Sabtu sudah mancing, Minggu-nya buat anak-istri,
atau sebaliknya. Bukan kesepakatan yang kaku sih, setidaknya satu sama lain sudah saling mengerti.
Setelah pindah ke Medan, BJ tak lagi punya sohib mancing sekarib Bapak A. Dari yang dulu seminggu minimal sekali, jadi sangaaat jarang. Memang ya, hobi itu, selain memang suka juga bisa karena keberadaan teman. Alih-alih hepi 100 persen, saya kok malah “kasihan” sama BJ. Bagaimanapun, bagi dia, mancing adalah cara ampuh untuk meredakan stress.
Jadilah, tiap kali dia tampak suntuk saya malah “mengusirnya” untuk mancing. Tapi
malah dia yang kurang semangat pergi mancing. Sampai suatu hari, BJ “menemukan”
tempat mancing yang ramah keluarga. Tempatnya tidak seberapa jauh dari Kota Medan.
Kolam pancing itu bersih dan rapi. Di halaman yang sekaligus tempat parkir,
tumbuh beberapa pohon besar memberikan keteduhannya. Tanaman hias berjajar dari halaman hingga
menuju pondok utama yang bisa digunakan untuk tempat makan atau acara
rame-rame. Di samping pondok utama, ada pondok-pondok kecil di atas kolam
pemancingan.
Selama mancing, pengunjung bisa memesan makanan. Kami
berempat beberapa kali pergi ke sana. BJ dan anak-anak asik mancing. Sementara
saya, bisa rebahan atau baca atau pepotoan. Santuyy...
Lainnya mancing, sayanya santuy |
Setelah pindah ke Makassar, beberapa kali kami sempat pergi bersama untuk memancing. Tapi memang belum ketemu tempat memancing yang family friendly lagi. Jadi, belakangan BJ mancing sendiri deh. Beruntungnya, dekat kompleks ada sungai yang bisa untuk mancing meski nggak selalu dapat ikan. Haha, yang penting kan mancingnya, dapat ikan mah bonusss.
Dulu, dengan naif saya berpikir,
“Apa sih enaknya mancing? Duduk menunggu ketidakpastian ikan nyantol di mata
pancing?”
Lah, saya sendiri punya hobi yang bisa saja BJ berpikir :
“Apa sih enaknya baca buku? Duduk diam membaca rangkaian kata?”
Apalagi kalau mikir hobi zaman dulu. “Apa sih enaknya naik
gunung. Capek-capek naik, eh besoknya turun lagi, mana kotor dan butuh duit.
Kurang kerjaan.”
Yah, urusan hobi memang sangat subyektif. Asik buat gue,
belum tentu buat elu, demikian juga sebaliknya. Dalam hubungan suami istri,
urusan hobi bisa jadi pemicu konflik yang lebih besar. Satu pihak merasa
dikekang, sedangkan pihak lainnya merasa tak dianggap. Kadang, komunikasi yang
efektif tak segera terjadi. Butuh proses yang cukup lama hingga sampai ke titik
harmoni.
Eh jadi inget, tempo hari saat pandemi bikin orang-orang demam bersepeda. Penjualan sepeda yang meningkat memunculkan candaan tentang “stempel” ISO dan SNI bagi sepeda baru bapack-bapack. ISO di sini bukan International Organization for Standardization melainkan Istri Sudah Oke. SNI juga bukan Standar Nasional Indonesia tetapi Sudah Nanya Istri.😀😀
Memang komunikasi adalah koentji.
Masalahnya, husband from mars and wife from venus, jadi sering miskomunikasi. Menulis ini bukan karena sudah 100 persen sukses berkomunikasi dengan BJ. Haha, jujur, hingga usia pernikahan lebih dari satu dekade, masih saja ada hal-hal yang bikin miskom. Saling sepaham soal memancing ini adalah reminder untuk miskom dalam hal-hal lainnya.
***
Sekarang tiba ke “sesi” kedua, yakni cerita beda hobi dengan
anak-anak.
Hmmmh, kalau ada pertanyaan “apakah hobi kebanyakan
anak-anak zaman now?” Rasanya banyak orang akan menjawab “main game”, ya nggak?
Ale dan Elo, termasuk golongan penghobi game. Belajar dari
pertanyaan naif di masa lalu tentang hobi mancing BJ, saya nggak lagi bertanya “apa sih serunya main
game?” Buat mereka ya pasti seruuu lah... Kalau nggak seru kan nggak bakalan
suka.
Jadi, soal “apa asiknya” bukan lagi masalah buat saya.
Apalagi zaman sekarang, hobi tak bisa lagi dipandang sekadar sebagai hobi ya...
Tuh ada e-sport, main game jadi kompetisi bergengsi. Tak hanya kompetisi di
event tunggal, “main game” juga mampu menembus gelaran olahraga besar yang
sudah mapan (seperti SEA Games dan Asian Games).
Perkembangan dunia main game memang tidak main-main.
Masalahnya....
Pertama, saya belum mengerti cara untuk membersamai anak ke
arah itu. Sejauh ini, anak-anak masih main game sebagai hal rekreatif yang
sering kebablasan sehingga jadi kurang produktif. Jujur, saya belum bisa sepenuhnya tegas dan konsisten
menerapkan aturan main game. Terlebih, kini mereka belajar di rumah, jadi setelah tugas selesai memang banyak waktu luang. PR buat saya untuk lebih banyak membikin alternatif aktifitas.
Kedua, saya nggak hobi main game. Di antara kami berempat,
saya adalah spesies pencilan😀. Suami dan anak-anak sama-sama suka main game
(meski game si ayah dan anak-anak beda jenisnya). Beneran saya sendiri yang
kurang hobi main game. Dari dulu, saya kalah mulu kalau main game. Palingan
lancar di mode easy, lalu tersendat di level selanjutnya. Padahal, di alam
bawah sadar manusia pasti ada dong “rasa nggak mau kalah.” Berhubung kalah mulu,
jadi keterusan malas wkwkwkw.
Etapi, nggak hobi bukan berarti anti yaaa...Dulu pas masih gawe,
tiap selesai kerjaan, saya sering main Zuma. Pas masih kuliah juga sempat
install Mario Bross di laptop lemot saya. Tapi ya mainnya gitu-gitu aja...Nggak
pernah sampai level jago :D
Di sisi lain, saya pengin dong bisa “masuk ke dunia anak-anak.” Kalau bisa seru-seruan main game bersama, pasti lebih seru. Nah, beberapa waktu lalu, saya membaca cerita teman-teman blogger tentang situs game www.plays.org .Di situs ini ada lebih dari 1.000 jenis game yang bisa dimainkan baik di PC/laptop maupun telepon genggam.
tampilan di HP |
Buat generasi 80/90-an, games di sini pasti akan menghadirkan nostalgia masa lalu, seperti Solitaire, Star Wars, dan Sudoku. Jadi, sepertinya pas banget nih buat ortu millenial. Tak hanya game rekreatif, di sini juga banyak game edukatif. Jadi bisa main bareng anak-anak. Haseeek.
Tampilan halaman mukanya simpel. Meski ada ribuan game (dan selalu diupdate secara berkala!!), ada menu yang membantu kita untuk memilih jenis game. Ketika kita klik satu kategori, akan muncul pilihan game di kategori tersebut. Setiap game ada petunjuk bermain meski bisa aja langsung dicoba (kalau males baca petunjuknya :D).
Banyaaaaak game-nya |
Berhubung ada-sangat-banyak game, kami belum mengeksplor
semuanya. So far, dibandingkan Ale, si adik Elo yang lebih suka main di sini. Favoritnya adalah game yang
berhubungan dengan geografi, seperti World Bingo yang menebak nama negara berdasarkan bendera
dan ibukota.
World Bingo |
Zombie Typing |
Kalau saya sih sukanya ngajak main Zombie Typing. Menurut saya, ini
game “belajar mengetik” yang kreatif. Cara mainnya, kita mesti mengetik kata-kata
yang tampil di layar. Jika berhasil mengetik sebelum batas waktu, zombie akan
tertembak dan mati. Kalau gagal, player kalah oleh zombie.
Haha, ini seru sih. Anak-anak belum bisa mengetik cepat,
jadi kalau lomba, saya pasti menang. Horeeeee....sekali-kali boleh dong menang
adu game sama anak. Tapi ujung-ujungnya si bocah juga nggak mau kalah. Alhasil,
dia cuma mau ngetik kata-kata yang simpel. Ketika kata-katanya sudah kompleks,
langsung diserahkan ke emaknya. Pergantian pemain harus cepet karena zombie terus
berjalan menyerang. Main bareng depan laptop tapi sampai teriak-teriak seperti ma-bar game kekinian. Game simpel juga bisa bikin seru kok...
***
Gimana dengan teman DW, beda hobi apa saja nih dalam satu
keluarga? Lalu, bagaimana keseruan menyiasatinya? Boleh berbagi di komentar
yaaa....
kesediaan berkomunikasi adalah koentji. Ahh, noted ini mbaaa. karena daku juga sering kzl banget kalo suwamik sama sekali ngga peduli dgn kondisi rumah, trus siboookk mulu ama hobinya.
BalasHapusBtw, PLAYS org emang ciamik ya.
pilihan games-nya banyaaakkk bener.
bisa utk bangun bonding kluarga kan.
ku udah cobain nih sama anak anak mbak,
BalasHapusmereka awalnya "ngeremehin" karena pegangan gamenya mereka kan game "berat" kayak Assasins Creed, Mobile Legend, resident evil, minecraft, PUBG hehehehe
eh taunya pas main bareng di desktop aku seruuuuu
Suamiku juga hobby mancing mbak. Dulu juga sering nanya, apa sih asyiknya mancing? Mana peralatannya mahal pula harganya, nggak pernah pulang bawa ikan. Sekalinya bawa, ikannya kecil-kecil.
BalasHapusTapi ya namanya hobby ya, menurut orang lain nggak enak, nggak masuk akan, tapi bagi dia itu adalah hal yang menyenangkan.
wah ini mah keluargaku banget, beda-beda hobinya, jadi gak bisa disatuin deh hhehee.. kadang mesti ada salah satu yang ngalah buat nemenin nyalurin hobinya
BalasHapusMengultimatum suami karena hobinya, menurutku kurang tepat ya, udah paling bener kuncinya komunikasi :D
BalasHapusAku kebetulan punya beberapa hobi yang sama dengan suami, seperti motret dan mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan seni desain. Selain itu juga sama2 suka traveling dan bertualang. Jadi ga ada perbedaan.
hihi betul. suami saya jg demen mancing. nah saya jg ikutan kalo beliau mancing, tp saya lakukan kegiatan lain yaitu baca buku sambil nunggu ikan makan umpan. dua2nya jd bs baremgan lakukan hobi deh
HapusAku dan suamiku juga beda 360 derajat untuk urusan hobi, dulu awal-awalnya sering bersitegang juga untuk urusan hobi ini tapi makin ke sini sudah bisa memaklumi dan lebih legowo...hehehe. Kebetulan aku dan anak-anak juga sering main game di situs Plays.org, gamenya banyak ya jadi bisa pilih-pilih sesuai usia anak.
BalasHapusWah seru kayaknya Zombie Typing ya, aku belum nyoba. Tapi baca ini jadi penasaran. Aku mainnya barunyg sederhana2 aja
BalasHapusSama kayak mba maya, aku juga penasaran untuk mencoba zombie typing. Ini beneran deh belajar mengetik tapi dengan cara yang unik dan menarik. Btw soal hobi, aku dan suami punya hobi yang berbeda tapi memang komunikasi ini yang penting
BalasHapusKeluarga Molly juga beda-beda nih hobinya. Tapi kayaknya kitaa semua sukaa maen games. Beruntung ada games online, jadi semua bisa ikutan maen.
BalasHapusAlhamdulillah maak aq hobby samaaak suka dolan, ada yg spesifik sih sebetule hoby suami ngegame kalau stress gamenya makin kenceng untung jg sukaa diajak petualang
BalasHapusHahaha bener banget bunda..bhkan karna hobi suami yg rasanya merugikan kesehatan krn maen ps sampe pagi..ku pernah meletakkan stick PS dan fotoku disebelahnya..ku suruh milih dia milih aku atau PS nya..akhirnya dia berjanji mengurangi hobynya maen PS..😀 (ma gaby)
BalasHapusWah bundaaa nyimak bgt tulisannya,yah inilah keluarga bhineka tunggal ika
BalasHapusWajar aja ada perbedaan namanya juga dua orang yg berbeda ya. Eh tapikalau aku jadi mbak yg ditinggal mancing seminggu juga pasti ngomel hahaha, kecuali aku juga punya waktu untuk me time selama itu.
BalasHapusSyukurlah hobi memancingnya sekaranv tetap bisa dilakukan sambil bawa keluarga ya.
Aku udah khatam main zuma mbak waktu masih hamil anak pertyama tuh hehehe
Hehe iya sekarang aku nggak pernah menghakimi hobi orang lain karena mereka bisa bertanya balik ke saya apa sih enaknya nulis, ngerumpi dan baca novel setebal bantal? Hehe
BalasHapusKebetulan keluargaku hobi sama. Suami dan aku sukanya sepedahan, kalau anak suka baca buku dan berenang. Tapi, kesukaan makanan beda jd masak musti beda2 dan banyak varian heheheh
BalasHapusaku dan suami ada sih hobi yang beda, cuma pengen saling survive sama hobi asing2 tapi gak ganggu. sering2 diomongin aja sih, kayak suami hobi ikan, aku pengen bekas sampah atau siakp dia harus lebih rajin aja mulai dari perwatan dan juga soal sampah, hehehe. diobrolin aja sih kalo aku
BalasHapusHehe emang kalau beda hobi kyknya kudu kompromi nih dikomunikasikan waktunya kapan bisa menggeluti hobi kapan juga waktunya buat bersama seluruh anggota keluarga ya mbak.
BalasHapusKalau main game khususnya anak2emang sebaiknya ditemenin ya biar gk kelamaan hehe
Seneng banget gak siih... suami ada temen main?!?
BalasHapusPunya jagoan yang asik diajakin main dan bahagia bersama gini...rame pasti suasana di rumah.
Suamiku, gak ada lawan main.
Hahah...anaknya cewe-cewe semua mungkin berasa kurang seru yaa..
Jadi mama yang ajakin main di plays.org
Skuy~
wajar sih kalau beda hobi dengan anggota keluarga
BalasHapusnamanya juga pilihan masing-masing ya mbak
yang penting harus saling menghormati
Hobi beda di dalam keluarga kayaknya banyak yang ngalami ya. Kalo main game juga di rumah yang sama cuma anak-anak, aku sekarang main lagi karena ketemu plays. Anti donwload, jadi enak ya main di sini
BalasHapusAku malah hobi ngegame banget sejak remaja mba, tapi bukan yang gamer kayak anak sekarang main PUBG, free fire dan yang sejenis gitu. Masih yang enak aja untuk mengisi waktu, macam masak-masakan Dinner Dash dan berbagai game time management yang masak2 gitu lah :D Cuma di game doang aku suka masak, kalau kenyataan sehari-hari mah kagak hehehee..
BalasHapusBoleh nih cobain plays dot org ini, mau main yang Sudoku. Itu game sebenarnya membingungkan, dia tuh menghibur kan ya maksudnya, tapi kok nyuruh orang berpikir yaaa wkkkk... tapi aku sukaaa... Sejak jaman di Intisari ada rubrik Figjig (otak atik naruh angka agar klop) aku udah tergila-gila dengan games model gini hingga akhirnya era Sudoku datang, jadi keterusan sampe sekarang.
sepakat banget mbak, dalam membina hubungan itu komunikasi adalah kunci. aku sama suami juga beda hobinya, tapi kalau pas main game bisa kompak juga sih hehe
BalasHapusNggak masalah dong. Pokoknya yang menjadi kunci adalah: komunikasi. Kalau udah komunikasinya bener, percaya deh, bakal saling menghargai pada setiap perbedaan yang ada. Termasuk urusan beda hobi gini.
BalasHapuswah gitu ya, anak bungsuku senengnya nari dance kpop. dulu lagi sma barenga aku nari cirebonan. anak pertamaku cosplay. Aku kurang paham dg dance kpop tapi dia ajdi guru yg populer karena suka dance
BalasHapusBeda hobi sebenarnya gak akan jadi masalah, cuma yah gitu deh kadang suka kesepiann aja hihu, yg penting daling suport ya kak
BalasHapusSaya dan suami juga beda hobi. Tapi hobi kami bisa dikerjakan di rumah. Kalau untuk anak-anak ya kami berusaha mendukung hobi mereka, termasuk main game dan menyediakan game yang ramah anak. Salah satunya dari plays.org ini.
BalasHapusHobiku dan suami Ama anak2 juga beda blaaass kok mba 🤣. Tapi kami udah ditahap saling ngerti supaya jangan ganggu 🤣. Suamiku hobi tenis meja. Aku baca buku, anak2 nge-game juga 😄.
BalasHapusEh tapi kami ada sih hobi sama, sama2 doyan nyobain wahana ekstreme di themepark 😄. Cuma Krn skr pandemi aja JD ga bisa bareng.
Btw, sukaaaa bgt Ama games yg zombie typing. Aku sama anak2 barusan mainin hahahaha. Seruuuu. Si adek Krn blm bisa ngetik cepet jadi kalah Mulu, Reus ngambek 🤣. Dan aku baru sadar kalo kecepetanku ngetik makin berkurang 😄
Wah hobi memancing termasuk hobi yang ga aku mengerti. Diam lama gitu nyari ikan. Menunggu. Butuh kesabaran, bukan aku banget. Hiks. Salut mba bisa berkomunikasi dg hobi tersebut. Iya hobi anak zaman sekarang banyak yang berhubungan dengan teknologi ya. Termasuk main game
BalasHapusAlhamdulillah merasa beruntung saya hobi dan aktivitas memiliki banyak kesamaan. Mungkin lebih tepatnya satu sama lain bisa saling menghargai. Mendaki gunung, kami semua suka. Mancing dan bakar ikan sampai main di pantai atau sungai, air terjun dll kami juga suka. Sampai baca buku, nonton dan main game, Alhamdulillah kami masih bisa melakukan dan main bersama
BalasHapusTentu saja semuanya tidak sama ahlinya. Justru disitu senangnya jadi kita satu sama lain saling bantu. Mendaki gunung, si ayah yg jadi leader. Hunting kuliner dan traveling dalam kota, saya yg biasanya diandalkan. Jadi kita satu hobi meski tidak keranjingan
Wah, aku juga main games online gratis di plays org nih. Anteng ya banyak banget variasi permainannya. Anak2ku juga suka hehehe :) AKu udah nyonain yang Mr. Bean mengumpulkan sampah, bugs bunny yang loncat indah sambil dapetin wortel dan sebagainya, seru :)
BalasHapusBegitulah keluarga. Kadang hobi yg berbeda membuat kita mencoba, kali aja cocok dg kita para emak.Berhubung suami & anak kan jelas cowok hehehe. Kalo soal main game sama² jadi hobi tapi beda jenis gamenya nih. Kalo aku dan paksu sama ttg game jadul. Kl anak ya game online yg sedang in lah.
BalasHapussaya juga sudah nyoba permainan di plays org ini, lumayan buat me time main zuma kesukaan dari zaman dulu kala hihi, enaknya gak perlu download dulu, tinggal buka di chrome hp
BalasHapusenggak juga sih mbak, kalau menurutku malah asyik ya hehe saya juga sama suami hobinya beda banget. Meski dia juga suka menulis, tapi banyaknya nulis jurnal ilmiah, kalau saya nulis yang ringan dan lucu aja hehe ehtapi kalau lagi main game sih kompak juga
BalasHapusgames di plays.org banyak banget, seru2 lagi. kayaknya seharian juga gak bakalan cukup maeninnya
BalasHapusApa pun masalahnya, komunikasi memang kunci. Btw, aku dulu suka ikut mancing Kakak. Kaya gabut emang, tapi seru pas dapat ikan. Pernah juga ikut di perahu dan mabok, hahaha
BalasHapusEntah deh nanti kalau punya pasangan kaya gimana. Yang pasti, harus ngasih waktu buat hobi masing-masing. Lumayan buat me time
sama aku juga nggak hobi main game, tapi pas nontin film mother gamer jadi lebih berempatilah sama anak-anak yang hobi main game, nggak asal ngomong apa serunya
BalasHapusBeda hobin tapi kalau masih bisa dikomunikasikan insyaAllah jadi memudahkan ya mba. Makasih rekomendasinya mba :)
BalasHapusWajar aja kok punya hobi yang berbeda dalam keluarga. Aku suka tuh dipaksa2 main games, padahal ga suka main games. Tapi kalau games yg ringan kaya di plays.org seru
BalasHapusSuami saya juga hobi mancing, Mbak. Dulu saya juga sempet bete dengan hobinya itu. Tapi sekarang dibawa santai aja. Kalau dia ngajak mancing, saya ikut sambil bawa laltop. Jadi dia mancing, saya ngeblog, deh! Hehehe
BalasHapusDi rumah aku hobi kami beriman beda tapi ada juga yang sama yaitu suka makan dan Jalan, hahaha. Kalo main game saya sama anak yang sulung kurang suka
BalasHapusnamanya juga hobi, pastinya setiap orang punya hobi masing-masing ya mbak
BalasHapusapalagi dalam keluarga, beda hobi g masalah asal bisa dikomunikasikan
Iya nih harus selalu bersedia untuk mengkomunikasikan dengan anggota keluarga yang lain. Saling toleran juga dengan hobby anggota keluarga yang lain selagi ga bertentangan dengan nilai-nilai agama dan norma masyarakat bisalah dikompromikan
BalasHapusGamenya lucu-lucu ya, aku baru tau mbak kalau di plays ada game semacam itu next time pengen ajak anak-anak main bareng plays.org deh
BalasHapusBeda hobi bisa menjadi masalah kalau gak lancar komunikasinya yaa..
BalasHapusAku juga suka KZL kalau suami kumpul sama temen-temen, tapi aku belum kebagian waktu kongkow gitu.. Alih-alih marah, biasanya aku suka mengobati diri dengan pesan makanan online. Hahhaa...
Hobi yang aneh.
Di keluargaku juga beda-beda hobinya, Mak. Gak pa pa wis, pokok enjoy aja. kadang-kadang kami ikut support hobi anak, sering juga anak-anak support hobi ayahnya. Cuma hobi ibuk yang gak terlalu banyak peminat, hehe. Tapi woles aja, yang penting saling memahami.
BalasHapusAku juga beda hobi Kak tapi ya seru sih. Untunglah tidak ada masalah. Aku juga suka main di plays. Andalan banget nih kalau pas butuh refreshing. Nggak vperlu download, gak ada iklan. Bisa lupa waktu main di sini. Banyak banget gamenya hehe.
BalasHapusaku bisa jadi hobi mancing kalo setiap lempar kail dapat ikan...hehehehe. ia kadang bapak2 mancing pulang gak dapat ikan.. tapi hobby gimana lagi ya...
BalasHapusBetul banget, hobi memang nggak ada alasannya kenapa. Ya karena suka saja. Saya juga punya teman yang hobinya mancing. Di laut malah mancingnya. Mungkin bisa jadi selama proses mancing banyak inspirasi yang didapat ya... He2...
BalasHapusWajar banget beda hobi dalam keluarga. Namanya manusia dilahirkan ga sama. Saya sama suami aja beda banget, saya suka suasana hening, sementara suami yg musisi akan lebih sering menyetel musik atau lagu, memainkan alat musik. Tapi urusan main games, kami sama2 senang buat mengurangi kadar stress 🤣
BalasHapusSebenarnya hobi setiap anggota dalam keluarga saya juga beda-beda nih, tapi ada satu yang sama yaitu suka main game hehehe. Jadilah beberapa kali dalam sebulan itu kami bermain game bersama biar lebih dekat. Btw, setuju banget kalau dibilang komunikasi adalah kunci karena tanpa komunikasi yang baik sulit untuk menyatukan perbedaan, hehe
BalasHapus