Menulis ini dalam perjalanan ke arah barat, tepatnya dari Ngadirejo Temanggung ke Jakarta. Agenda yang terbilang dadakan karena memang tidak direncanakan sejak merancang mudik Natal, Makassar - Temanggung. Entah lah, jalan-jalan dadakan malah kadang terealisasi. Sementara, perjalanan yang diangankan sejak jauh hari malah tidak jadi.
Ayah BJ sudah kembali ke Makassar pada Senin lalu. Tapi kami tetap berempat pergi ke Jakerda, yakni ditambah kakak sepupu Ale~Elo, yakni Mas Iel. Agenda utama sih....mau berkunjung ke Monas ^_^. Orang Jakarta boleh ketawa baca agenda itu....Tapi kami ini penduduk luar Jawa. Monas masih jadi validasi kunjungan ke ibukota negara 😎. Aku sendiri baru sekali ke Monas, yakni saat karya wisata SMP (sudah lamaaa kali tuuuu 😀).
Ini akan jadi catatan pertama dari kunjungan ke Jakarta. Hal yang ingin aku tuliskan adalah : akhirnya aku berkesempatan naik bus OBL alias Safari Dharma Raya! Pas kemarin beli tiket, sebenarnya aku tidak sedari awal meniatkan beli tiket OBL. Namun, singkat cerita dapatnya bus OBL.
Apalah naik bus saja sampai bilang "akhirnya"....
Ya karena aku memang sama sekali belum pernah naik OBL. Padahal bus ini termasuk legend dalam urusan perjalanan. Lha gimana, aku memang sangat jarang bepergian dengan bus (bahkan ini memang diniatkan banget naik bus karena Ale~Elo belum pernah naik bus jarak jauh).
Aku ingat sebuah postingan di "buku muka" beberapa waktu lalu. Postingan Mbak HRD tempat aku bekerja dulu. Beliau yang aslinya Temanggung sampai akrab banget dengan bus OBL. Lha gimana nggak akrab kalau sering naik OBL saat perjalanan Temanggung - Jakarta atau sebaliknya.
Meski aku bukan siapa-siapanya si empunya OBL, tapi kok aku ikut bangga saja sama perusahaan ini. Pasti karena pengaruh faktor primordial, yakni aku dan perusahaan bus ini sama-sama dari Temanggung 😊😊.
Aku masih ingat impresi yang kutangkap setiap lewat kantor pusat OBL di Temanggung. Bangunan kuno yang anggun terawat dan tiap kali aku lewat terlihat lengang. Bangunan yang pasti sudah memiliki ribuan cerita di dalamnya.
Dulu aku tak pernah berpikir macam-macam, kecuali terpesona dengan ketenangannya. Belakangan, setelah membaca buku memoar Ong Hong Kian, dokter gigi Presiden Soekarno yang ber-ibu peranakan Tionghoa dari Temanggung, aku jadi berpikir tentang kantor OBL itu. Entah, ada persambungan atau tidak antara Ong Hong Kian dengan keluarga pendiri OBL. Setidaknya mereka sama-sama peranakan golongan "the have" di kota tembakau ini.
***
Bagi bus-mania, terutama di lintasan Jawa - Nusa Tenggara, nama OBL pasti tak asing lagi. Sepertinya, dulu aku masih sempat melihat tulisan OBL di lambung bus. Belakangan, sepertinya tak ada lagi tulisan OBL, tergantikan nama "Safari Dharma Raya" dengan gambar gajah. Tapi bagi generasi lama macam aku (haha, sekarang sudah masuk generasi lama dong), rasanya nama OBL sudah kadung nancep di ingatan. Ketimbang menyebut Safari Dharma Raya yang panjang, mending bilang OBL yang lebih singkat.
Berhubung aku bukan termasuk bus - mania, aku tak terlalu memerhatikan perubahan itu. Tapi gara-gara pengalaman pertama ini, tadi aku jadi browsing tentang OBL. Terpenting adalah untuk tahu kepanjangan OBL yang kupikir adalah singkatan dari Bahasa Belanda. Eh ternyata OBL adalah singkatan dari Oei Bie Lay, yakni nama pendiri OBL.
Sejarah OBL sudah terentang dari tahun 1950-an yang bermula dari ekspedisi hasil bumi di daerah Temanggung dengan label Perusahaan Truk Hien. Dari angkutan hasil bumi kemudian berkembang menjadi angkutan penumpang dengan nama Safari Dharma Raya.
Safari berarti perjalanan, dharma berarti berkat, raya berarti jalan raya. Sehingga filosofi nama Safari Dharma Raya adalah melayani perjalanan dengan penuh berkat dan keselamatan bagi penumpang maupun pengendara di jalan raya.
Gambar empat gajah di badan bus membuat bus ini juga dikenal sebagai "bus gajah" (aku baru tahu ini gara-gara browsing hihihihi). Gajah dipilih sebagai perlambang kekuatan, kebijaksanaan, dan kekuatan. Adapun jumlah empat gajah merupakan representasi kekompakan dari empat putra-putri keluarga OBL.
Hmmh..setelah sekian lama tahu bus OBL, baru sekarang aku seniat ini mencari informasi tentangnya. Tentu saja karena pengalaman pertama naik dan.... bosan dengan view jalan tol sedari tadi 😀.
Bus baru saja melewati Cikarang. Tak berapa lama lagi, aku akan turun dari bus ini. Overall, pengalaman pertama yang cukup menyenangkan meski tadi aku dan the bocils sempat sedikit mual.
Terima kasih OBL..
Sumber info: www.safaridharmasakti.com
Nah, iya sudah seperti tradisi kalau sesuatu yang mendadak lebih terlaksana daripada yang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Mantep banget bisa liburan, eh baru dengar tentang OBL juga keren busnya.
BalasHapusAku malah lagi pengen sinar jaya Dik. OBL ke bekasi sekarang mahal je, hampir 300-an.
BalasHapusKualitas OBL yo wis turun sak iki. engket-engket kalau jalan