Sesuatu yang baru memang sering mengundang rasa penasaran untuk mencoba. Termasuk di antara hal baru itu adalah Bus Trans Mamminasata yang diluncurkan pada November 2021. Bus berkelir merah-hitam-kuning itu relatif belum lama menjadi bagian dari lalu lintas Kota Makassar. Senyampang belum hilang aroma barunya, saya akan mencatat pengalaman pertama naik Bus Trans Mamminasata.
Supaya tak terlalu ribet, selanjutnya saya akan menyingkat nama Bus Trans Mamminasata menjadi BTM. Jujur, saya belum akrab dengan nama Mamminasata. Sebagai pendatang yang juga relatif baru, saya mesti browsing untuk mencari arti Mamminasata. Ternyata, Mamminasata menjelaskan cakupan area layanan, yakni akronim dari Makassar, Maros, Sungguminata, dan Takalar.
BTM merupakan implementasi dari program BTS (buy the
service) Kementrian Perhubungan yang diluncurkan sejak awal 2020. Hingga saya menulis ini, program BTS sudah
dijalankan di sepuluh kota di Indonesia, yakni Medan, Palembang, Bandung,
Bogor, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar. Nama bus
di masing-masing kota berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi lokal.
Saya kutip dari bisnis.tempo.com : program BTS
adalah pembelian layanan angkutan umum oleh pemerintah pada operator angkutan
umum swasta. Melalui program ini, pemerintah membayar operator berdasarkan
nilai angkut yang dihitung per kilometer. Lewat program BTS, pemerintah
memberikan subsidi 100 persen biaya operasional kendaraan kepada operator
angkutan. Program ini bertujuan untuk menciptakan transportasi umum yang nyaman
dan terjangkau bagi masyarakat.
_______
~Intermezzo : ada yang langsung kepikiran BTS dalam arti lain? 😀Berhubung saya bukan (atau belum?) termasuk penggemar KPOP, saya malah jadi penasaran dengan kepanjangan boyband BTS. Selama ini, saya hanya sering mendengar nama BTS tanpa ingin tahu artinya. Akhirnya, saya jadi tahu kalau nama grup idola jutaan manusia itu punya dua arti, yakni Bangtan Sonyeondan (Bulletproof Boy Scout) dan Beyond The Scene (cmiiw).~
_______
Meski sudah diluncurkan di akhir tahun, tapi saya baru
menjajalnya di akhir Januari. Bukan karena tidak antuasias, tapi karena di
November – medio Desember, entah kenapa saya masih relatif jarang melihat bus
ini (mungkin saya tidak banyak keluar rumah). Terus, medio Desember – medio
Januari saya pulang ke Jawa Tengah (dan saya baca di berita, di periode itu BTM
memang tak beroperasi). Setelah kembali dari mudik, barulah saya cukup sering
ketemu BTM di jalan. Jadi pingin coba deh.
Keinginan itu klop dengan anak-anak yang hobi naik angkutan
umum. Sejak tinggal di Makassar, kami sama sekali belum pernah naik angkutan
umum yang lazim disebut pete-pete. Pertama, karena kami tiba di Makassar saat
masih heboh pandemi. Naik angkutan umum sebisa mungkin dihindari. Kedua, tidak
ada pete-pete yang lewat jalan dekat rumah.
Padahal, dulu waktu masih tinggal di Siantar, Ale selalu
senang kalau diajak raun-raun (keliling-keliling) naik angkot. Sinar Siantar
adalah nama angkutan yang lewat jalan dekat tempat tinggal kami. Begitu pindah
ke Medan, tidak ada mobil angkutan umum yang lewat dekat rumah. Untuk
pergi-pulang sekolah, saya biasa menggunakan kereta (yang di sana berarti
sepeda motor). Atau (kalau sedang sempat) ayah BJ yang antar-jemput pakai
mobil.
Hari hujan dan ayah tak bisa menjemput bukanlah kombinasi
yang menyebalkan buat anak-anak. Dalam situasi seperti itu, biasanya saya akan
berangkat menjemput naik ojek/taksi online. Nah, pulangnya anak-anak pasti pilih
naik angkot! Tawaran naik taksi online mereka tolak mentah-mentah. Padahal,
seperti saya tulis tadi, tak ada angkot yang rutenya lewat dekat rumah. Mesti
dua kali naik angkot (ganti rute) terus sambung becak motor. Ribet yaaa...
Tapi begitulah, kata mereka, naik angkot itu serasa naik
Lamborgini. Mungkin karena naik angkot di Medan itu kadang ngebut macem Dominic
Toretto di film Fast and Furious, jadilah serasa Lambo. Hihihi,
imaji yang emejing...secara mana pernah kami naik Lambo.
***
Duuh, maaaaaf. Dalam cerita di tulisan maupun lisan, saya
kebiasaan muter-muter dulu. Nggak to the point gitu. Sekarang fokus ke cerita
naik BTM ya wan-kawan..
Sebelum mudik, saya ada janji ketemuan dengan seorang teman
dari Medan yang kini sama-sama bermukim di Makassar. Rabu (27/1) pagi, saya
ingat janji itu dan langsung mengontaknya. Singkat cerita, kami janjian pukul
15.00 di Mall Panakukkang yang hanya sekitar 5 kilometer dari rumah.
Kesempatan nih mencoba BTM.
Sebelumnya, saya sudah mendapat info tentang keharusan untuk
mengunduh aplikasi Teman Bus dari grup Whatsapp kompleks. Siangnya, saya
menanyakan info tambahan dari grup WA blogger Anging Mamiri. Sippp...tinggal
cuzzz...
Oh iya, kata Teman merupakan akronim dari Transportasi
Ekonomis Mudah Andal dan Nyaman. Aplikasi Teman Bus hanya 12 MB, jadi tergolong
ringan. Tampilan muka dan cara mendaftar (sign up) juga simpel. Tinggal pilih
alternatif akun, lalu akun Teman Bus segera aktif. Selanjutnya, pengguna bisa
langsung memilih kota – jadwal – koridor – bus yang sedang beroperasi. Di
aplikasi, langsung tampil peta dan jalur yang dilewati masing-masing koridor. Sangat membantu jika
kita adalah pengunjung yang buta peta kota.
Sejauh ini ada empat koridor yang tertera di aplikasi, yakni :
- K1MS : Mall Panakkukan – Pelabuhan Galesong
- K2MS : Mall Panakkukang – Bandara Internasional Sultan Hasanuddin·
- K3MS : Kampus 2 PNUP – Kampus 2 PIP
- K4MS : Mall Panakkukang – Kampus Teknik Unhas Gowa
Pengguna tinggal klik kode koridor yang sesuai tujuan.
Selanjutnya akan tampil halte dan jadwal bus dalam waktu terdekat. Tertulisnya
sih halte, tapi faktanya sejauh ini belum ada bangunan fisiknya. Sepertinya
menyusul ya...Sembari menunggu bus, saya klik setelan untuk mendapatkan barcode
yang nanti dipindai saat masuk bus.
Saya tidak tahu, apakah saat ini BTM sudah bisa melayani penggunaan e-money card atau masih harus menggunakan aplikasi Teman Bus. Haha, saya juga nggak nanya sih...
Berhubung si sulung enggan ikut (ABG mode on), saya hanya pergi
berdua dengan si bontot, Elo. Salah satu rute BTM benar-benar di ruas jalan
depan kompleks kami. Jadi, saya dan Elo hanya perlu jalan kaki keluar kompleks
sekitar lima menit. Ndilalah passss tiba di gerbang kompleks, ada satu BTM yang
melintas tanpa kami sempat menyetopnya. Yaaaaa, we missed the bus...
Namun, hanya perlu sebentar waktu untuk menunggu. Tak sampai
sepuluh menit, bus selanjutnya sudah tiba. Berhubung belum ada halte, kami
perlu menyetop dengan melambaikan tangan seperti kalau naik angkot.😀
(Edit : ternyata nggak perlu menyetop karena bus akan berhenti di tiap halte, ada atau tidak ada penumpang. Kalau tempat duduk sudah penuh, meski berhenti di halte, pengemudi akan melarang calon penumpang yang hendak masuk).
Begitu masuk bus, pengemudi langsung mengarahkan saya untuk
memindai kode batang dari aplikasi Teman Bus. Selanjutnya, saya dan Elo tinggal
duduk manis. Saat itu, semua kursi terisi penuh. Segala-gala dalam bus terlihat
masih kinclong. Aroma baru masih benar-benar terasa.
Update foto : minggu selanjutnya si Mas perdana coba BTM |
Update foto : naik pas kosong, jadi bisa foto dalam kondisi lega |
Antusiasme warga jelas terlihat dalam perjalanan saat itu.
Mungkin karena selain baru dan nyaman, layanan BTM juga masih gratissssss (entah
sampai kapan). Meski kursi masih tersedia, sebagian penumpang pilih berdiri
untuk keperluan pose foto, baik selfie maupun diambilkan teman. Saya yang
sebenarnya tak terlalu hobi foto-foto diri jadi ketularan. Selain welfie, saya
juga minta tolong sesama penumpang untuk mengambilkan foto saya dengan Elo (tercyduk
eh terniaaaaat :D). Lalu lintas sore itu lancar, jadi hanya butuh sekitar 15
menit untuk tiba di Mall Panakkukang.
Meskipun itu juga merupakan kunjungan perdana saya ke mall
sejak tiba di Makassar (saya memang nggak hobi ngemall😀), cerita di sana tak perlu saya tuliskan. Sebab, inti
datang ke sana adalah bertemu teman.
BTM menjadi salah satu perbincangan saya dan teman saya. Berhubung
belum pernah menggunakan BTM, teman saya antusias untuk mencobanya. Sayangnya,
belum ada koridor BTM di dekat kost-nya. Jadi, dia mengiyakan opsi untuk
mencoba BTM ke tempat tinggal saya. Sekalian main, lalu nanti pulang ke
kost-nya naik ojol.
Dia pun antusias mengunduh aplikasi Teman Bus. Lebih
antusias lagi ketika tahu layanan BTM masih gratis. Asik dong, sebagai
pendatang yang masih tergolong buta kota bisa jalan-jalan aman, nyaman, dan
bebas biaya. Dia langsung berencana untuk mbolang menggunakan BTM.
***
Terkait “masih gratis”, saya jadi ingat potongan kalimat di
bagian akhir novel Saman-nya Ayu Utami.....kapitalisme juga bisa menyediakan
fasilitas resik tanpa ongkos. Sudah belasan tahun lampau saya membaca Saman,
tapi entah kenapa, potongan kalimat itu masih awet di kepala. Tentu saja beda
konteks antara BTM dengan fasilitas yang
dimaksud dalam novel tersebut. Toh,
nanti BTM juga akan berbayar.
Yang sedikit saya tahu, seperti di kota-kota lain,
operasional BTM juga sempat menuai demo dari pengemudi angkutan kota. Cerita
klasik yang terus terulang : “yang lama” merasa tersisih oleh kehadiran “yang
baru”. Sebelum ada BTM, juga sempat ada
program BRT (bus rapid transit) yang
dioperasikan Perum Damri tetapi kemudian berhenti.
Semoga layanan BTM terus berkelanjutan dan ditemukan solusi untuk permasalahan yang ditimbulkan. Bagaimanapun, warga kota tentu mendamba angkutan massal yang ekonomis, mudah, andal, dan nyaman. (*)
BRT pernah cobain sama teman2 blogger. Keneknya malas ngasih karcis, saya tagih sampai dikasih semua. Masa naik sama anak, yang seharusnya dengan rute keliling kota, kami dapat 9 atau 12 karcis, cuma mau dikasih setengahnya. Bau2 korupsi kan 😅
BalasHapusBtw, jadi ingat, saya pernah diajak Fuji cobain BTM tapi kumasih sok sibuk. 🙊 Sampai sekarang saya memang belum naik bus ini. Mbak Lisdha sama Fuji?
Jadi halte2 yg mangkrak itu bekas dulu BRT ya mb Niar? Waah gitu ya (oknum) kondekturnya? Pantes aja di berita dibilang merugi jd berhenti.
HapusAaakk, busnya baguuuss, ini mirip bentuknya dgn Suroboyo Bis di kotaku mbaaa
BalasHapuskalo Sby Bus ciri khasnya bayar pake sampah plastik.
tapi, makin ke sini kayaknya udah bs bayar pakai QRIS.
Aku selalu sukaaaa naik transportasi umum cem gini.
pan kapan mau cobaaaa ah, naik BTM
BTM kadohan mbaaa...trans semanggi suroboyo sik cedak :)
Hapusiya lho penampakan bus nya okay banget, keren.. jadi pengen cobain bus trans mamminasata juga deh.. tapi kapan ya heheh.. btw reviewnya lengkap banget mba
BalasHapusSebelum BTM di Mks bisa cobain Teman Bus yg di bandung apa bogor mbak.. :)
HapusSenangnya yang bisa cobain transportasi massal yang enak gini.. Pengen banget ada sarana kayak gini juga di daerahku...
BalasHapussemoga Madura menyusul Mbak Diane..
HapusAku termasuk yg sempet kepikir Ama BTS K-Pop 🤣. Tapi jujur malah baru tau kepanjangan BTS kpopnya mba.. maklum, bukan fans juga 🤣.
BalasHapusNaaah sukaaa deh kalo ada transportasi yg bagus dan nyaman begini. Aku juga kalo nyaman, pasti lebih milih angkutan begini saat traveling.
Sementara untuk angkutan2 lama yang ngambek karena merasa income-nya menurun, haduuuh, dari dulu selalu begitu Yaa. Jadi inget pas gojek awal2 masuk 🤣. Tapi toh, teknologi memang selalu menang. Justru kita yg harus mengikuti trend nya 😁
Haha..tos soal kepikiran BTS mbak Fanny :)
HapusMemang angkutan massal yang nyaman itu dambaan umat :)
Kalau di kotaku ada sejenis BTM, boleh dicoba juga sih. Aku naik bus kaya gini pas di Semarang dan Jogja. Enak, tapi emang muter-muter. Cocoknya buat orang perjalanan santai, bukan yang diburu waktu. PRnya juga kudu baca koridor mana yang dilewati
BalasHapusKayaknya kalau lagi buru2 mennding naik ojol ya.:)
HapusEnak kalau ada BTM begini, gratis lagi hihihi...Setuju sama Saman, kapitalis bisa kok menyadiakan fasilitas resik tanpa ongkos...di Jakarta naik TJ bayar, tapi hemat..atau Jaklingko juga nyaris gratis karena pengemudi dibayar oleh pemerintah daerah. Mungkin konsep seperti ini bisa jadi solusi sehingga enggak ada kecemburuan antar operator/pengemudi angkutan
BalasHapusNtah ini freenya sampai kapan, heheje. Kalaupun sudah berbayar, semoga tetap terjangkau utk semua kalangan. Program kementrian, pasti sudah ada skema pembiayannya ya kan Mbak..
Hapuskepanjangannya Mamminasata panjang juga ya, aku aja belum hapal
BalasHapusbis semacam ini yang di Surabaya belum sempet aku cobain, padahal pengen banget
ehh ternyata di Makasar ada ya, semoga kalau ada kesempatan balik lagi ke Makasar bisa rasain naik bis ini juga
Wah...mudiknya ke Mks mb ainun...yup semoga bis ini berkelanjutan. Ga mandeg spt yg sebelumnya.
Hapusoalah... ini sperti transjakarta ya!
BalasHapusbutuh banget emang bus bus yang milik pemerintah sehingga semua kelengkapannya juga dipenuhi, termasuk rute dan jalurnya
Yuup mak neng...ini upaya pemerataan juga kan ya..jangan oranh jkt aja yg bisa menikmati fasilitas macam gini hihihi
HapusAku baru ngeh ada aplikasi Teman Bus :D Keoengen cona naik bus Trans rute mana aja deh rela yang penting jadi naik hahaha :D Anak2 kecil biasanya demen nih, ABG juga kadang hahaha. Seandainya nanti jadi berbayar, semoga ongkos bus ga memberatkan masyarakat ya. Biar pada terbiasa naik bus ajalah menghindari kemacetan hihihi.
BalasHapuskalau di cirebon, gaka da peminatnya
BalasHapusbus sekarang keren ya. aku pun belum nyobain trans pakuan di bogor ini. pas lagi nunggu angkot, lupa ada bus hahaha. maklum baru, jadi ga ngeh. sempet beroperasi gratis, lalu dihentikan, skr mulai jalan lagi. mudah2an aku ga lupa lagi mau naik busnya :D
BalasHapusAku tuh senang kalau ada transportasi umum yang amana dan nyaman. Kita juga misalnya berkunjung ke kota atau wilayah itu ga ragu juga untuk mencoba. Makasih mba informasinya. Semoga bisa coba juga :)
BalasHapusAsyik nih, ada BTM di Makassar. Semoga layanannya terus ada ya, ada jalur ke bandara juga. Jadi selain naik damri, dari bandara bisa naik BTM ya
BalasHapusWahh keren juga BTM ini ya mbak
BalasHapusBus nya nyaman, ini seperti Surabaya Bus
Tapi disini bayarnya pakai sampah plastik
Nyaman banget naik BTM. Seru yaah..keliling kota dengan aman dan nyaman.
BalasHapusDi Bandung ada bus sekolah, kak.. Dan berhentinya memang di daerah-daerah ramai sekolah. Hanya memang kudu tau jadwal sama treknya yaa..
Seperti BTM, aku harap Bandung juga punya kendaraan massal yang nyaman.
Waah seru banget makliss, busnya okee lho mak ituu,
BalasHapusKemarin di solo ga coba bus tingkat werkudoro mak?
Wah nama busnya bagus Bus Trans Mamminasata. Jadi pengen nyobain. Harus ke Makasar nih biar bisa nyobain bus ini
BalasHapusNah, iya keluarga di Palembang lada nyuruh mudik katanya buat nyobain BTM, hahaha. Okelah moga bisa lebaran ini mudik deh biar bisa Explorer
BalasHapusUdah ada empat koridor itu udah lumayan lho. Apalagi melewati kampus unhas kan mahasiswa jadi terbantu sekali. Wow masih gratis pula. Perlu dimanfaatkan hehe buat keliling lah.
BalasHapusWah kalau di Bandung belum ada karena di sini angkotnya banyak dan udah jadi ciri khas kota. Dulu adanya bus damri tapi itu pun lama sekali nungguinnya karena jadwalnya nggak tentu. Aku malah udah pernah naik semacam BTM yang di Jakarta, Semarang sama Solo. Haha.
BalasHapusTau aja kalau dengar BTS kepikirannya langsung kpop, langsung dikasi penjelasan di awal. di Solo juga ada nih, tapi masi melayani sekitar kota Solo aja, pengen juga kalau rutenya bisa sampai ke kota2 satelit gitu
BalasHapusWah asyik di sana skrng angkutan massalmnya makin oke ya mbak. Aku sendiri juga suka pakai angkutan umum gtu buat jalan2 keliling kota.
BalasHapusRutenya juga mayan banyak dan panjang ya udah. Bisa jd nanti akan nambah lagi tuh mbak.
Owalah dirimu tu terhitung baru aja pindahannya yaa, kirain udah agak bertahun2 di sana lho :D
Busnya nyaman banget, seperti bus bandara ya mba. Terus udah dikasih tanda jaga jarak supaya penumpang inget terus kudu jaga jarak.
BalasHapusMudah-mudahan adanya BTM ini bikin masyarakat Makassar makin seneng naik angkutan umum.
Kalaupun suatu saat akan bayar, setidaknya masih terjangkau untuk semua kalangan.
Asyiiik Naik BTM. Ternyata itu singkatan areanya yah
BalasHapusMasih baru, gratis juga, jadi bisa pose di dalam bus. Ini tuh kayak waktu LRT di Jakarta masih gratis. Beuuuh rame bangeeeet!
Jadi keliling Makassar makin mudah Naik BTM
Aduh, lihat pada naik bus begini aku jadi kangen naik bus. Jujur, sejak pandemi aku belom pernah naik bus. Duh, udah mau 2 tahun. Wkwkwk. Seru deh naik bus. Anak-anakku kepengen deh naik bus. Mereka udah lebih lama lagi gak naik bus. Seruuuu kata mereka. Bus zaman sekarang mah nyaman soalnya ya. Kayak bus ini.
BalasHapus