Ilustrasi |
Dengerin podcast keluarga presenter Kick Andy : Andy F Noya, jadi pengin nulis soal ngidam. Judulnya pakai kata flash back karena kejadiannya memang sudah berlalu. Tuh si bontot beberapa bulan lagi akan berusia sembilan tahun. Lagipula, memori ngidamku lebih kuat saat hamil anak pertama sih. Artinya ngidamku sudah belasan tahun yang lalu.
Hamil pertama memang lebih banyak di persoalan fisik (ngidam, kram, dan sebangsanya). Sementara, hamil kedua lebih santai soal fisik, tapi nggak karu-karuan dalam hal psikis. Kapan-kapan nulis cerita flash back kehamilan kedua deh. Soalnya rada-rada nyambung sama topik yang masih hits sampai kini, yakni childfree.
Dulu pas hamil malah jarang nge-blog sih…
Sebelum ke bagian ngidamku, aku cerita dulu kisah ngidam di keluarga Andy F Noya. Mungkin ada juga teman_DW yang sudah dengar di kanal Youtube Doa Ibu Selamanya (Sruput Nendang). Aku suka aja dengar obrolan keluarga itu… lucu tapi sarat pesan.
Di sana diceritakan, ketika hamil, Ibu Palupi (istri Andy F Noya) sama sekali nggak merasakan ngidam. Nah, yang ngidam justru Bang Andy!
Di masa awal kehamilan, Ibu Palupi tuh santuy nggak merasakan gejala gimana-gimana. Sampai-sampai, dia nggak menyangka kalau sudah mulai hamil. Sebaliknya, Bang Andy yang suka mual, pusing, dan pengin makanan tertentu. Pas periksa dokter, malah disuruh cek kehamilan (yang dicek tentunya Bu Palupi ya, bukan Bang Andy-nya 😀😀).
Eh beneran dong, test pack kasih tanda garis dua alias Bu Palupi positif hamil.
Konon katanya, sebelum kejadian itu, Bang Andy adalah suami yang tidak percaya soal ngidam. Menurut dia, ngidam hanyalah taktik istri untuk caper ke suami. Oleh Bang Andy, hal itu nggak cuma dibatin, tapi dikatakan dengan terang-benderang. Bahkan pakai nantang😀
Faktanya, gejala ngidam memang tidak terjadi pada semua perempuan hamil, ya kan? Ada perempuan yang ngidam macem-macem, dari yang mudah dituruti hingga syulit dipenuhi. Ada juga yang "hamil kebo" alias selow aja, nggak ngrasain apa-apa. Sampai-sampai ada yang nggak sadar kalau hamil (hingga beberapa bulan).
Mungkin Bang Andy mengacu ke para perempuan yang "hamil kebo" ini yaaa… Ternyata malah dia yang mengalami gejala ngidam. Kena karma…mungkin istilah ini akan dipakai sebagian orang hehehe.
Aku jadi browsing di internet, kondisi suami mengalami gejala ngidam memang nyata adanya. Katherine E Wynne Edwards, profesor biologi dari Queen’s University Kanada, mengatakan kondisi suami ngidam disebut couvade atau kehamilan simpatik. Ada beberapa hipotesis tentang penyebab couvade, di antaranya empati pada pasangan, cemburu, rasa tidak mampu menjadi ayah, rasa bersalah, atau egois/cari perhatian.
Perempuan aja bisa jadi nggak sadar kalau sedang ngidam akibat kehamilan (dipikirnya masuk angin biasa). Apalagi laki-laki yaa….
Jadi, kalau ada pak-bapak yang mengalami gejala ngidam, seperti morning sickness, moody, masuk-angin, pengin makanan tertentu, dan lain-lain…..coba deh istrinya dibelikan test-pack hehehe.
***
Sekarang ke cerita ngidamku :
Aku hamil Ale ketika tinggal di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Hawa di sana dingin karena tak jauh dari Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak. Rumah kontrakan kami di Kabanjahe, ibukota kabupaten yang tak jauh dari Berastagi. Daerah sejuk tempat ngadem orang-orang Medan. Kata BJ, daerah Berastagi itu ada di mainan monopoli. Hmm.. aku yang mainnya ular tangga, baru tahu fakta itu.
Kabanjahe itu kota kecil dan sepi. Mungkin sekarang sudah lebih ramai yaa… Tapi, ketika aku tinggal di sana (wicis belasan tahun lalu), Kabanjahe masih sepiii (jauh lah kalau dibandingkan Medan). Cuma, aku kan orang kampung, jadi nggak terlalu masalah tinggal di kota kecil (hitungannya sudah kota ketimbang desaku-yang-kucinta). Masalah yang paling krusial buatku sih air bersih saja… Ngalir cuma dua jam sehari cuy…
Sebagai kota kecil, tak banyak variasi makanan yang bisa ditemui. Warung makan yang lumayan besar juga bisa dihitung dengan jari. Paling mudah sih kalau mau cari makanan non-halal BPK alias Babi Panggang Karo (ya memang di situ tempat aslinya hehehe).
Aku hamil Ale sekitar dua atau tiga bulan setelah tinggal di sana. Waktu itu, lidahku belum beradaptasi dengan rasa Sumatera Utara. Sambal andaliman yang kini kurindukan masih terasa getir-pedas-aneh di lidah. Rias alias kincung alias kecombrang juga masih belum nikmat terasa.
Setiap makan di luar, keningku sering berkerenyit karena masakan yang terasa aneh. Rempahnya lebih kompleks…di sanalah aku jadi kenal masakan yang menggunakan banyak rempah seperti kapulaga, jintan, dan kembang lawang.
Ya gimana, aku lahir dan besar di Jawa Tengah yang masakannya cenderung manis dan bumbunya tak terlalu kompleks. Setidaknya demikian di dapur emakku. Lha wong bumbu daun jeruk saja emakku suangat juarang pakai kok.
Bergeser dari Jateng, aku tinggal di Jawa Barat yang banyak lalapan dan sambal (tapi nggak bikin aku secantik eneng-eneng Sunda..udah nasib sih itu wkwkw).
Ya udin, hamil Ale itu bener-bener struggle soal makanan.
Entah berapa lama aku hanya mau makan sup ayam hangat yang baru dimasak. Harus-kudu-mesti bener-bener baru dimasak, hot from the pan. Susah dong kalau beli matang di luar (belum lagi lidah masih berjuang untuk adaptasi). Jadi, waktu itu di kulkas selalu kusediakan irisan sayuran (wortel, kol, brokoli, dan sebangsanya). Setiap mau makan, aku buat sup porsi kecil untuk aku makan.
Suatu kali aku kepengin bakso. Bukan sembarang bakso tapi bakso uleg ala Temanggung. Yah…gimana, jauh amat. Kudu pulkam untuk makan bakso itu, kan dipaket juga nggak bisa. Untuk keinginan yang satu itu aku bilang sama diriku dan calon bayi : hei, nggak semua keinginan itu kudu dituruti tauk!!!
Itu kayaknya karena lagi homesick aja sih….hehehe.
Pernah suatu petang (menjelang isya) aku pengin makan sate madura. Waktu itu BJ lagi keluar kota. Sate madura yang biasa kami beli ada di SPBU sekitar 1-2 km dari rumah. Ya udin, aku jalan kaki ke sana sendirian (entah waktu itu memang aku pengin jalan atau angkutan sudah nggak ada). Pulang masih jalan kaki, nenteng sate sembari mikir : gini amat pengin makan sate hehehe.
Oh ya, ada satu ngidam yang berkaitan dengan tulisanku di sini. Yakni, aku lumayan sering kepengin makan Pizza Hut (iya, merk ini, bukan Domino atau yang lain hehehe). Di Kabanjahe ada satu tempat yang jual pizza, tapi jelas bukan PH. Kalau BJ lagi ke Medan, kayaknya aku lumayan sering minta dibelikan pizza di sana. (Kata BJ, itu kali pertama dia take away Pizza Hut hehehe).
Sebagai orang ngidam, aku membayangkan seloyang pizza yang hangat. Cocok banget dimakan di hawa Kabanjahe yang kadang dingin kebangetan (buatku). Namun, jarak Medan - Kabanjahe itu paling cepet ditempuh sekitar tiga jam. Sudah pasti, pizza sudah dingin setiba di rumah tinggal. Bisa diangetin sih, tapi kan jadi nggak bisa langsung santap. Mesti nyalain kompor dan manasin pas dulu.
Tapi udah bagus sih…. masih keturutan. (Tapi aku bukan tim yang percaya kalau ngidam nggak diturutin bikin baby ngences yaaa … Ya kalo emang susah banget atau berisiko tinggi, masa kudu maksa).
Aku pernah baca, ada calon bapack yang ketangkep polisi gara-gara melakukan kejahatan demi memenuhi ngidam istri. Entah cuma alasan atau beneran yaaa… Tapi, kalau beneran kok ya ngenes banget. Jangan-jangan kalau gede anaknya bakalan tipe “apa-apa harus-wajib-kudu dipenuhi.”
Kalau sekarang Ale jadi doyan sama sebangsa pizza, mungkin karena dia sudah mencicip sejak di kandungan ya… Bersyukurnya, dia mah nggak kudu pizza dari restoran. Pizza ala-ala buatan mamaknya, bahkan pizza roti tawar pun dia mau aja.
So..bagaimana dengan teman_DW yang mampir ke tulisan ini? Apa pengalaman atau cerita seputar ngidam? Kalau tak keberatan, monggo cerita di komentar yaaa…
wah orang kabanjahe rupanya!
BalasHapusAku pernah punya cem ceman orang sana, katanya sepi dan sejuuuk dingin, dan yes... makanannya kebanyakan B2 hihihi...
jadi ketawa pas si adek dikasih pizza roti, tapi kan enak yaaa dek buatan mama!
Ahaaa..ternyata sempat punya cem2an di sana. Marga apakah makneng? Haha...kepooo
HapusWow, mbak Lisdha yang terbiasa masakan manis, tahu2 pas ngidam kudu beradaptasi dengan menu2 di Sumatera Utara wkwkwkwkw :D Ga kebayang haha... Tapi lama-lama bisa khan? Zaman aku ngidam kayaknya biasa-biasa aja sih. Kadang buat seru2an aku minta apa gitu makanan yang jarang eksis supaya suami ada usaha nyari hahahah :D Gemes bener deh :D
BalasHapusWaah...berarti kata2 Bang Andy itu ga sepenuhnya salah yaa..Mbak Nurul seperti yg dia bilang wkwkkw
HapusPengalaman ngidamnya hampir samaa, Mbak. Waktu hamil kedua saya malah gak ngerasain apa-apa. Waktu hamil pertama itu yang riweuh. Gak mau makan nasi, langsung mual kalau bau bawang/masakan. Untung aja setelah 4 bulan mulai kerasa normal lagi
BalasHapusTosss Mak..golongan selow di hamil kedua hehehe
HapusWaktu hamil anak pertama aku ngidam ini dan itu.. tapi pas hamil anak kedua, malah suamiku yang ngidam. Wkwkk
BalasHapusjadi ya aku percaya aja kalau laki-laki pun bahkan bisa ngidam juga.
Eh nemu yg mengalami kasus kayak di Bang Andy nih...ngidam apa suami Mbak Rani waktu itu?
Hapusaku jadi ingin ikutan flashback juga nih saat hamil tahun 2013 lalu. Aku tuh dulu hamil kebo, alhamdulillah banget. Karena aku dulukan kerja jadi kebayang kalau ada mual-mual gitukan. Karena aku hamil kebo jadilah kayak biasa aja, gak ngerasain yang namanya morning sick atau ngidam. Kalau kata orang-orang "enak banget suaminya" hahahaaa
BalasHapusEnaknya banget suaminya krn dia jg ga ngidam ya mbak Chie hehehe
HapusBeragam cerita unik ya ketika hamil apalagi perihal ngidam ini
BalasHapusAku peenah baca2 memang ada justru yg ngidam di calon bapaknya. Awalnya agak ga percaya tp itu nyata terjadi di beberapa pasangan
Mau gak percaya tapi ada study ilmiahnya ya..
HapusSaya gak punya cerita apapun tentang ngidam. Bisa dibilang 2x hamil ya 2x 'hamil kebo'. Suami Saya pun gak merasakan ngidam. Tapi, gak sampai telat tau juga. Karena haid saya selalu normal. Makanya begitu telat udah langsung curiga kalau hamil meskipun gak merasakan perubahan lainnya :D
BalasHapuseh iyaa ada bapak-bapak yang ngidam seperti Bang Andy. Ada temanku yang udah belasan tahun menikah belum juga dikaruniai anak. Ga tahunya dia baru nyadar hamil setelah usia kandungan 5 bulan. Itu juga karena merasa kalau telungkup kok di perutnya keras, ada yang mengganjal. Lhaaa hamil dong.
BalasHapusbtw temanku pernah penempatan Kabanjahe. Kayaknya emang masih sepi deh di sana. Kira-kira sekarang udah ada PH belum yaaa
Bisa juga ya saat hamil ngidam pengen pizza. Sekarang jadi udah gede suka makan pizza. Aku dulu sempat pengen kuliner Surabaya. Tapi nggak langsung terwujud saat itu juga. Tapi bbrapa lama kemudian diajak suami makan lontong balap. Trus pas ke Surabaya dibeliin banyak kuliner Surabaya. Hehehe
BalasHapusHaha.. bumil selalu punya cerita seru ttg ngidam2. Meskipun kadang memberatkan. Molly emang pernah denger loh klo suami bisa ngidam juga.
BalasHapusSama, Mak! Aku juga bukan tim yang percaya kalau ngidam nggak diturutin bikin baby ngeces. Jadi dulu waktu hamil, kalau semisal pengin sesuatu tapi nggak memungkinkan, yaudah nggak apa-apa hehe ~
BalasHapushihi aku suka deh denger cerita-cerita soal ngidam-ngidam para bumil ini hihi, tapi memang aku akuin masakan di Medan itu kaya akan rempah banget hihi
BalasHapusini yang terjadi nih sama aku mba, selama hamil tuh jadi lebih suka makanan western eh sekarang anaknya lebih suka makanan western juga
BalasHapusKebayang sih, lidah Jawa terus pindah ke Sumatera. Pasti mau makan pun susah. Bersyukur karena ngidam dan kehamilannya tetap aman ya, Mbak. Btw, aku berharap semoga nanti pas hamil, suamiku yang ngidam, hahaha
BalasHapusLucu ya ibu hamil kadang ngidamnya tuh spesifik banget. Kayak aku dulu pernah ngidam mangga indramayu yang sudah matang. Berhari-hari suamiku nyari nggak dapat juga, karena pada saat itu belum musimnya. Ya gimana coba? Haha. Akhirnya setelah beberapa lama, mertuaku datang membawakan mangga indramayu matang, Masya Allah langsung kukupas dan santap saat itu juga. Haha.
BalasHapusaku dulu pas hamil anak sulung ngidam dendeng rusa ya Allah. hahaha. untung waktu itu ibuku masih tinggal di Kalimantan terus dikirimin deh
BalasHapusKomdisi.setiap.orang berbeda beda ya maak...kalau aku ngebo ga bobo nungging dam.berakhir di ga nafsu apa2....
BalasHapusTmnku ada yg salah pas eqktunya.mefet...
Aku juga lahir di Medan, hehhe...
BalasHapusDan kayanya gak semua yang diidamkan sang Ibu saat hamil jadi kesukaan anaknya, kak Lis..
Huhu...aku suka banget makan salad pas hamil ((kecut kecut tapi gak mau rujak ulek, monya rada kerenan dikiiitt, salad mayo gitu gitu)). Sekarang anakku gak excited blas kalo liat sayuran.
Tapi memang masa hamil dan ngidam ini masa paling menyenangkan sih ya..
Meski yang namanya hamil itu selalu ada kisahnya masing-masing.
Wah, seru juga ya mbak kalau kita mengingat kembali masa-masa saat hamil dan ngidam
BalasHapusaku dulu nggak sempat ngerasain ngidam, nyium bau makanan aja uda mual
huuhuu
Aku kalo inget2 masa ngidam, malah bingung mba. Kok kayaknya ga ngerasain hahahaha. Yg ada pas hamil si Kaka aku ttp aktif traveling, bahkan pas winter lagi ganasnya waktu itu di Beijing. Giliran hamil adeknya, aku ga mau blaaas keluar rumah. Makanya 2015-2016, aku vacum dari traveling, ga nambah chop pasport samasekali. Selesai lahiran, langsung balas dendam sekaligus Bbrp negara 🤣🤣
BalasHapusSelain itu, aku inget aku jadi ga suka makanan tertentu, kayak gulai..padahal sblmnya aku doyan banget gule mba.pas hamil, nyium baunya aja LGS mual.
Tapi sebatas itu aja, ga ada kepengen samasekali makanan aneh2 🤣