Minggu ini aku membuat sebuah pencapaian pribadi, yakni berani membuat video pendek yang menampilkan profil diri sendiri. Videonya berisi informasi tautan ke blog_dw, yakni mengenai Pembuatan Surat Rujukan Kacamata BPJS. Videonya ada di atas…
Teman-teman yang tersambung denganku di media sosial, baik itu FB (lis.dhaniati) atau IG (@lisdha_dw) mungkin sudah melihat video tersebut. Video pertama, aku lanjutkan dengan video kedua. Isinya masih seputar kacamata BPJS (hehehehe…mana tahu ntar dapat endorse dari BPJS).
Ini videonya :
“Hanya” video pendek. Juga sangat amat sederhana.
Namun, seperti di awal tulisan tadi, aku menyebutnya sebagai sebuah pencapaian. Sesuatu yang mungkin biasa saja buat seseorang, bisa jadi adalah pencapaian berharga buat orang lain bukan?
Di sini, aku mau cerita tentang behind the scene (BTS) alias di balik layar dari video tersebut ~padahal nggak pakai layar hehehe. Yang mau kuceritakan bukan BTS secara teknis. Toh, hanya video pendek. Pengambilan gambarnya menggunakan handphone dan sama sekali tidak ribet. Aku hanya perlu beberapa kali took action ~halah.
Yang agak lama adalah tahap mengedit. Selama ini aku jarang mengutak-atik video. Aplikasi edit video Inshot di gawaiku lebih sering menganggur daripada kubuka-buka. Aplikasi Canva juga lebih sering aku pakai untuk mengedit foto.
Jadi, kemarin aku agak lama mengedit video pendek yang pertama. Sedangkan editing video kedua sudah lumayan lebih cepat ketimbang video pertama. Masih edit ala-ala lah.. Tapi segitu pun aku sudah seneng…
Nah, BTS yang mau aku bagikan adalah lebih ke urusan psikis. Jadi, bukan hanya BTS dari mikir - ambil gambar - edit, tetapi jauh lebih ke belakang lagi.
Semua itu ada kaitannya dengan self confidence a.k.a percaya diri.
Jujur, selama ini aku memiliki masalah dengan self confidence. Aku merasa tidak pede untuk melakukan berbagai hal, terutama terkait dengan membuat konten. Jangankan konten yang bergerak (video), membuat konten tulisan pun aku sering tidak pede. Perjalanan blog sangat selow, dan aku yakin ada kaitannya dengan kurangnya rasa percaya diri itu.
Duluuu, aku pernah datang ke sebuah acara dengan bintang tamu Bunga Citra Lestari yang waktu itu masih gadis. Dia terlihat cantik, sangat menonjol dibandingkan orang-orang yang hadir pada saat itu. Namun, dalam sesi tanya jawab, dia mengatakan terkadang dia merasa tidak percaya diri.
Dalam hati aku bilang :
Apa?? Kamu itu BCL dan kamu kurang pede?? Dengan segala sumber dayamu itu kamu tetap merasa kurang pede?? Kok bisa???
Namun, ternyata hal seperti itu memang bisa terjadi.
Ketika mendengar masalah kekurangan pede-ku, terutama dalam hal menulis, orang yang mengenalku juga mungkin akan memberikan respon yang senada. Oke - oke, aku memang tidak selevel BCL dalam banyak hal. Namun, aku juga punya sumber daya yang mungkin akan membuat satu atau dua orang bilang : “Apa? Kamu kurang pede?”
Tapi memang iya…
Aku pernah berpikir kalau kurang pede-ku ini berkaitan dengan kondisiku sebagai ibu rumah tangga. Dari perempuan pekerja kemudian menjadi IRT, tak semua orang bisa melaluinya dengan smooth. Termasuk aku.
Meski menjadi IRT adalah keputusanku, tetapi perjalananku tidak bebas hambatan. Beberapa tahun lalu, aku sempat merasa kehilangan diriku. Aku tahu, aku tidak sendirian merasakan itu. Menjadi perempuan sekaligus ibu ~ dan sering berpindah kota menciptakan kompleksitas tersendiri.
Tapi, siapa sih manusia yang nir-problem? Menjadi lelaki sekaligus bapak juga kompleks kok…
Kupikir-pikir lagi, sejak kecil aku memang sudah akrab dengan rasa kurang pede sih. Jadi bukan semata karena menjadi IRT. Bersyukur, aku bisa bangkit. Memang bukan kebangkitan yang melesat. Aku memang sudah tak lagi merasa "terlalu gelap", tapi ternyata aku masih tetap bergelut dengan rasa kurang percaya diri.
Aku tahu, rasa itu sangat kontraproduktif. Namun, juga tidak mudah bagiku untuk menaikkan percaya diri. Btw, kondisi ini tidak tampak di permukaan lho… Mungkin karena aku tipe sanguin yang mudah haha-hihi, juga relatif mudah mengenal orang baru ~ ketrampilan wajib buat aku yang beberapa kali pindah kota.
Jadi, selain circle terdekat, mungkin hanya orang dengan kepekaan tinggi atau kemampuan melihat something behind yang bisa merasakan kekurangan pede-ku (juga kerapuhanku).
***
Sebenarnya aku sudah lama berpikir untuk rajin membuat konten, terutama untuk akun IG @buminjel (kalau senggang, sila difollow, ntar aku folbek). Itu bukan alter dari akun @lisdha_dw, melainkan itu akun khusus untuk kegiatanku membuat sabun dari minyak jelantah (yang kusingkat jadi buminjel). Jadi selama beberapa waktu ini, aku lumayan sering membuat buminjel dengan minyak jelantah pribadi maupun dari tetangga di kompleks tempat tinggal.
Meski belum kontinyu, tetapi hasilnya sudah berlebihan buat kupakai sendiri. Jadi, aku sering membagi sabun-sabun itu pada orang-orang yang kurasa membutuhkan. Aku punya rencana tersendiri terkait dengan buminjel ini. Aku ingin membuatnya lebih komersial guna melancarkan tujuan sosialnya. Aku terinspirasi dari sebuah channel persabunan alami yang sering aku lihat di Yutub. Aku ingin bikin konten-konten tentang buminjel.
Meski sudah ada pemikiran, tapi lagi-lagi terganjal oleh kurang pede tadi. Apalagi dalam konsepku, harus ada video-video yang menampilkan profil (bukan ala-ala video DIY yang kelihatan tangan doang). Nah…sudah merasa nggak pede dulu tuh…
Halaaah…pede aja lagi..
Seseorang dengan kadar pede melimpah ruah, atau mungkin sudah lulus ujian pede, bisa jadi akan bilang demikian. Bahkan diriku sendiri juga bilang begitu. Memang mudah sih bilangnya…mudah juga mendengarnya. Namun, sungguh, tidak mudah untuk melakukannya ~ pokoknya ruwet karena ada aja alasannya. :D
Namun, waktuku sudah tiba kali yaaa…
Beberapa waktu lalu, di beranda Youtube-ku, muncul short video gemesh punya Gendhis Momo. Aku lihat video Gendhis yang bikin parodi model barang branded. Duh, lucu banget sih mbake…. Dia tampak sangat natural dan humble. Dari satu video itu aku jadi menjelajah video-video lain.
Ternyata Gendhis sudah hits di dunia beauty influencer. Menulis ini membuatku mencari info tentang dia, ternyata dia adalah Tiktoker yang sudah punya lebih dari 1 juta follower. Yeiii...aku jelas kudet karena aku nyaris nggak pernah buka Tiktok.
Terus, ketika buka IG maupun YT, video Gendhis juga nggak pernah ada di berandaku. Ya gimana, aku kan memang jarang lihat video-video kecantikan. Hari itu, entah aku klik apa sehingga algoritma YT memunculkan Gendhis di timelineku. Gara-gara lihat video-video dia, aku jadi belajar dandan hahaha.
Tuh yaaa..pengaruh video emang nyata banget. Bersyukurnya dalam hal ini aku kena pengaruh yang baik, setidaknya aku jadi bisa melukis alis wkwkw.
Selanjutnya, ada peristiwa lain yang tidak berkaitan tetapi juga memengaruhiku.
Sekitar dua minggu lalu, aku datang ke acara literasi digital yang digelar Siberkreasi dan Kominfo di Kota Makassar. Usai acara utama, peserta dibagi ke beberapa kelas dengan topik tertentu. Aku ikut kelas public speaking yang diampu Makpon (emak founder) Kumpulan Emak Blogger, yakni Mak Mira Sahid.
Aku pilih kelas public speaking karena saat itu dateng bareng beberapa teman blogger. Sebagai member KEB, mau dong ketemu sama founder hehehe. Sama sekali tidak terpikir olehku tujuan ikut kelas guna meningkatkan rasa percaya diri. Kayaknya waktu itu ikut sebagai anggota hore-hore aja..
Aku sudah biasa lihat orang bicara di depan forum. Namun, entah kenapa waktu itu aku merasa amazed banget lihat Mak Mira bicara (thanks a bunch Makpon). Sampai sekarang, aku juga masih terngiang-ngiang tiga poin yang disampaikan Mak Mira di awal sesi, yakni :
Mau berpikir
Berani bersuara
Tak usah takut salah
Sebenarnya pesan yang mudah ditemukan di mana-mana bukan? Hanya saja, mungkin karena saat itu diulang terus-menerus (dan dengan cara yang menarik), jadi lebih meresap (hehe bumbu kalik…). Tapi ya…aku belum ada action apa-apa.
Hingga semesta kembali memberikan dorongan ketika aku les Bahasa Inggris akhir pekan lalu. Dalam latihan conversation, aku bilang, aku punya blog dan tutorku bercerita kalau dia punya channel Youtube.
Waah..tak kusangka.
Aku menambahkan kalau aku punya problem dengan self confidence, padahal bikin video adalah salah satu cara yang bagus untuk berbagi. Terlebih di masa sekarang, ketika minat baca (masih atau semakin?) rendah. Lalu, tutorku kurang lebih bilang begini, coba saja, dulu pas pertama bikin video, saya juga masih apa-adanya.
Conversation gado-gado hari itu seperti menguatkan poin-poin yang sudah kutangkap di minggu sebelumnya. Dan… aku bersyukur sekali karena aku tidak mengabaikan semangat itu. Aku bisa mengeksekusi-nya meski dalam bentuk yang masih sangat sederhana. Ya nggak apa-apa, semua perjalanan panjang juga dimulai dari satu langkah bukan?
***
Teman-teman DW yang membaca tulisan ini, mungkin sudah ada yang terbiasa mencoba segala sesuatu dengan percaya diri. Namun, sebaliknya mungkin ada juga yang masih bergelut dengan rasa kurang percaya diri.
Aku nggak bilang kalau saat ini aku sudah siap untuk gas pol, tetapi setidaknya aku merasa sudah ada langkah maju. Yang terlihat hanya sekadar video pendek, tetapi bagiku berarti lebih dari itu.
Mungkin ada teman-teman yang masih berkutat dengan persoalan yang itu-itu saja. I feel you. Pasti gemessss dengan hal-hal kontraproduktif semacam itu.
Semoga ada dorongan-dorongan yang entah apa dan bagaimana caranya bisa membuat kita maju setapak demi setapak.
Oh ya, ada satu lagi penyakitku, yakni masih sering payah menjaga konsistensi. Jadi, aku beranikan diri untuk berbagi cerita di sini. Syukur-syukur bisa bermanfaat bagi orang lain meski ini lebih sebagai pengingat bagi diriku sendiri, kalau-kalau ada masanya semangat ini redup lagi. (LSD)
hadir bund, semangaaat.
BalasHapus. menunggu langkah berikutnya👍
Hailuuu bunaaa.. tengkiuuu...
Hapusdan sekarang minimal udah terlihat aksinya ya mbak, memberanikan bikin video sendiri dan diupload, itu sudah sebuah prestasi
BalasHapusaku sendiri pernah merasa kurang pede, tapi aku coba tepis gitu, latihan pede, yakin aja pokoknya dan mencoba berpikir aku bisa aku bisa
Makasih suntikan semangatnya Mb Ainun. Memang harus dipaksa nih...dan aku mikir kalau belum tiba timelinenya, ya emang blm bisa aja.. haha bisa keliru jg sih pikiran ini.
HapusSemangat terus mba. Wah nanti aku cek2 ah akunnya. Hihi. Keren deh mba bisa memberanikan diri ya setelah dapat materi langsung praktik. Aku pernah merasa kok jadi IRT gini ya waktu awal2 di rumah. Adaptasi, merasa kurang ini itu huhu. Sempat ingin menarik diri, alhamdulillah enggak jadi 😁
BalasHapusHaha..tengkiu mak ucig..tunggu video2 aku yaa..
HapusKereen, kka Liiiss..
BalasHapusMemang kalau gak dimulai dengan langkah pertama, mana ada ribuan langkah berikutnya dan prestasi yang menanti setelahnya.
Saluutt sama kak Liis yang selalu mau belajar dan mencoba hal baru.
Semangat berkonten ria di dunia digital. Semoga semakin seru, semakin konsisten dan semakin bikin bahagia.
Nuhuun maklen. Setelah nulis ini aku uda dua kali live di FB. Biasa buat org lain, tapi masih luar biasa buat aku :D
HapusSemangat yaa, mbaa. Semoga segera menemukan tricknya agar bisa selalu nyaman di depan layar atau di depan banyak orang.
BalasHapusAku dengan segala kekuranganku termasuk PD buat ngomong di depan orang. Tapi itu juga setelah keterima jadi penyiar di radio kampus dulu. Sebelumnya mah boro-boro, haha.
Sampai saat ini masih sering nemu momen nggak PD buat tampil di layar bahkan suka males lihat hasilnya. Jadi memang harus terus belajar untuk bisa menemukan zonanya dan momennya sih.
Iya benerr..harrus terus belajar ya Mak Ike. Aku ini jd belajar terus supaya ga belibet ngomong di depan kamera. Rekam hapus..rekam.hapus..repeat wkkwkw
HapusSebuah pencapaian luar biasa Mba Lisdha..aku ngikuti kisah" buminjel nya lho. Ditunggu video-video lanjutan ga cuma seputar minyak jelantah tapi yang lainnya.
BalasHapusJujur aku makin ke sini juga makin ke sana rasa pede nya. Padahal dulu pas masih (((mudaa))) pede aja lagi. Tapi memang faktor piliha jadi IRT, merasa bukan siapa-siapa, ngaruh banget buat diriku huhuhu...Dan menghempaskan itu susah. Maka kalau diminta bikin video yang full tampil biasa undur diri dulu akutu hiks
Dirimu jadi menyemangtiku nih, semoga makin sukses dan ada pencapaian-pencapaian yang lainya
Smangaaat kita!!
Kesini dan kesana ini kan jadi ga nyambung ya mak dian hehehe..saling menyemangati kita yaa...nuhuuuun
Hapuswah selamat mbak sudah berani mengambil langkah ke depan. Saya juga selama ini selalu nggak percaya diri kalau bikin konten terutama yang berkaitan dengan berbicara begitu. kemarin sempat ikutan kelas public speaking juga biar lebih pede bicara di depan umum.
BalasHapusTengkiu mb antung. Kita sama2 saling menyemangati yaaa...
HapusAkupun pada dasarnya ga PD-an
BalasHapusAwal bikin konten video yg menampilkan wajah msh sering ragu dan canggung. Tapi apresiasi utk mba lisdha..karna bikin video juga butuh effort maksimal
Makasiiih mbak siti. Dan keraguan itu harus dilibas dg langkah pertama ya kan..
HapusPermasalahan kita sama, Mbak. Kurang percaya diri kalau bikin video kita. Saya juga lagi belajar nih. Yuk, sama-sama semangat, kudu konsisten dan pantang menyerah.
BalasHapusYuk yuk yuk mb ery..ya gimana lagi, skrg video lebih bisa menjangkau ketimbang tulisan tok huhuhu
HapusSelamat mak lisdhaaakuu dirimu keluar dari zona mager...brani live fb ayoo PD muncul karena dibangun kudu brani ya mak...ini q jg lg krisis PD apalgi mau presentasi ttg penyebaran hoax di sekolah maju mundur ga PD hikss
BalasHapusYg kaitan sama TOT kemarin ya mak..go go go mak yeni. Kamu salah satu inspirasikui
HapusWah selamat mak udah bikin video diri, saya masih gak pede nih buat tampil di video, moga ikutan jadi pede juga
BalasHapusAmiiin..mb yayat stylish bgt, pasti cantiiik tampil di video
HapusBener banget mbak, apa yg bagi orang biasa aja, tp bisa jadi ini pencapaian kita yg besar. Terus semangat ya mbak, karena dikit2 lama2 jadi bukit. Lama2 pasti akan lihai juga nanti
BalasHapusMakasiih mak ruli. Emang mengawali itu kadanh beraaat ya..setelah terlewati jd lebih ringan.
HapusHampir sama sih mba akupun kadang kurang pede dan gak bisa menjaga konsistensi padahal itu hal penting untuk maju y semoga bisa teratasi nih....
BalasHapusAmiin..sama2 saling menyemangati kita mak...
HapusLangkah pertama biasanya memang agak berat, setelah itu makin ringan kalau ditambah dengan upgrade skill dari pengalaman orang lain. Ketidakpedean memang kadang terjadi, seperti si BCL itu, kitanya sudah merasa dia secara alami jadi sorotan eh malah katanya kadang tidak pede.
BalasHapusBtw, kalau Momo Gendhis memang sudah lama terkenal, Mbak. Dia dulu sering bikin tutorial make up. Bisa dikatakan guru make up untuk para awam seperti saya. Hahahaha.
Yah, begitulah adanya. Di antara banyak beauty influencer yang ngajarin make up cuma dia yang cocok menurut saya.
Meski dulu pernah join member jaringan kecantikan "O" tapi saya mmg ga (atau belum?) ada interest ke beauty..jd nonton YT pun jarang buka itu. Makanya algoritma ga ngarah ke mbak Gendis hihi..tp skrg jadi tau dan mesti say thanks ama dia..
HapusWah, banyak hal yang membuat berani mencoba ya. Keren, memang saya akui semakin menua kalau aku malah semakin pdnya berkurang, beda dulu suka sekali mencoba hal baru
BalasHapusTerus semangat dan menginspirasi ya mba... Semua diawali dari sebuah langkah kecil kita. Jangan-jangan setelah ini jadi ketagihan upload mba? Hehehe
BalasHapusMasalah yg samaaa mba 🤣. Itulah kenapa sampe skr aku ga pernah bikin YT. Banyak temen yg nyuruh, Krn cerita traveling pasti lebih bagus dlm bentuk video. Tapi aku ga PD
BalasHapusBicara depan kamera bukan sesuatu yg bikin aku nyaman. Aku LBH suka menulis, makanya sampai skr setia Ama blog 😄