Salah satu tantangan dalam pindah tempat tinggal antar kota/pulau adalah urusan barang-barang. Tantangan ini terutama ketika kondisi sudah berkeluarga. Ketika masih lajang, pindah kota bisa sesimpel angkat koper atau gendong ransel. Sementara, setelah menikah, orang dan perlengkapan rumah bisa kompak beranak-pinak 🤦♀️🤦♀️
Itu konsekuensi logis sih…
Pindahan rumah sering identik dengan mengangkut berbagai perlengkapan yang sekiranya masih bisa digunakan di tempat tinggal baru. Sebagian orang punya keleluasaan dana untuk meninggalkan barang-barang lama dan mengganti hampir seluruhnya dengan barang baru. Namun, sebagian lain memilih untuk mengangkut barang-barang dari rumah lama selama masih mungkin dilakukan. Mau sih semua perabot serba baru, tapi belinya kan nggak pakai daoen :D
Jadi, kami termasuk golongan yang kedua.
Mengangkut barang selalu terjadi, entah itu dalam pindah antar kota maupun antar pulau. Memang, sudah pasti tak kami bawa semuanya. Pindahan selalu menjadi kesempatan decluttering total. Suatu hal yang mungkin jarang atau bahkan tak akan pernah kami lakukan jika sudah menetap.
Decluttering berasal dari kata clutter. Secara singkat, clutter bisa diartikan kekacauan, keberantakan, dan kekusutan. Dalam konteks ini, clutter bisa diartikan sebagai semua barang yang disimpan di rumah atau di sekitar tempat tinggal yang tidak memberikan manfaat signifikan dalam kehidupan.
Sementara decluttering bisa dimaknai sebagai kegiatan memilah dan menyingkirkan barang-barang yang tidak memberikan manfaat berarti. Decluttering tidak selalu berarti menyingkirkan barang-barang sampah yang sudah rusak dan tidak berguna. Dalam decluttering, kita bisa saja melepaskan barang-barang yang masih bagus atau bisa digunakan tetapi tidak terlalu kita butuhkan.
Barang-barang hasil decluttering biasanya bermuara pada tiga saluran, yakni dijual, didonasikan/diberikan secara cuma-cuma, atau dibuang.
Decluttering tidak selalu mudah karena sering berhubungan dengan perasaan, entah itu kenangan atau eman-eman (sayang). Tapi kalau mau pindah jauh sih, harus berusaha banget untuk menghempaskan perasaan semacam itu. Aku terbantu sekali dengan ajaran “kurangi/lepaskan keterikatan” pada barang-barang. Sudah cukup waktuku untuk menggunakan barang-barang itu. Selain soal perasaan, decluttering juga berhubungan dengan waktu. Semakin banyak barang berbanding lurus dengan waktu yang dibutuhkan.
Beda Jarak, Beda Cara
Pengalaman pindah antar kota (jarak dekat) dan antar pulau (jarak jauh) meniscayakan cara/jasa pengiriman yang berbeda. Saat pindah dari Karo ke Pematangsiantar dan dari Pematangsiantar ke Medan, jarak tidak terlalu jauh dan masih satu provinsi. Saat itu kami cukup menggunakan jasa pengiriman lokal/perorangan. Barang-barang pun cukup dimasukkan ke dalam kendaraan lalu langsung dikirim ke kota tujuan.
Berbeda halnya ketika pindah antar pulau. Kami harus menggunakan jasa ekspedisi yang punya jaringan nasional. Saat pindah dari Medan ke Makassar, kami menggunakan jasa ekspedisi yang sudah biasa bekerja sama dengan perusahaan tempat BJ (suami) bekerja, yakni JNE cargo.
Namanya pindah antar pulau yaaa… mau dikemas se-aman apapun, kurasa tidak mungkin memberikan keamanan 100 persen dari kerusakan. Saat itu ada kerusakan pada beberapa barang di dalam dus. Meski sedikit kesal, tapi ya mau bagaimana lagi?
Tapi waktu itu sempat terjadi kebingungan penghitungan jumlah koli paket ketika barang-barang tiba di Makassar. Sepertinya karena beberapa barang dijadikan satu oleh pihak ekspedisi, sehingga ada perbedaan catatan antara kami dengan kurir.
Dalam pindahan dari Makassar ke Kediri, semula BJ tetap mau pakai ekspedisi yang sama. Namun, aku mau coba ekspedisi yang lain. Mana tahu proses maupun hasil pengirimannya lebih oke. Tapi ini juga gambling sih, sebab aku juga belum punya pengalaman dengan ekspedisi yang aku maksud.
Kali ini aku mau mencoba ekspedisi Raja Pindah.
Aku tahu jasa ekspedisi tersebut dari mobil box mereka yang sedang melintas di jalanan. Nama Raja Pindah langsung memberikan informasi tentang spesialisasi layanannya, yakni pindahan. Dengan demikian, aku berharap mendapat pengalaman pindahan barang yang lebih memuaskan. Aku cek websitenya, Raja Pindah melayani aneka kebutuhan pindahan (perusahaan, perorangan).
Di website Raja Pindah, tertera alamat cabang di Makassar. Di hari yang sama, BJ mencari informasi tentang raja pindah di Instagram. Info alamat kantor di website dan di Instagram tidak sama. Hmmh, kurasa salah satunya pasti belum update. BJ bilang pernah melihat kantor raja pindah di daerah Jalan Serigala (seperti tertera di IG). Alih-alih menghubungi nomor kontak, BJ memilih datang langsung ke kantor cabang untuk mendapatkan informasi seputar pindahan.
Perhitungan Biaya
Sependek pengalaman, saat pindah jarak dekat (antar kota), biaya pindahan dihitung berdasarkan jenis kendaraan dan jarak pindahan. Pemilik kendaraan/staf ekspedisi akan datang ke rumah dan menaksir kebutuhan kendaraan berdasarkan jumlah barang. Sedangkan dalam pindah antar pulau, biaya dihitung berdasarkan volume (meter kubik) dan jarak pindahan. Untuk menaksir biaya, staf ekspedisi akan datang ke rumah dan mengukur volume masing-masing barang. Setelah penghitungan total volume dikali biaya per meter kubik, mereka akan menginformasikan total biayanya.
Setelah tahap ini, terserah ke konsumen sih, mau lanjut (harga cocok) atau tidak.
Berhubung dipindah kantor, biaya pindahan ditanggung perusahaan ya gess.. Meski sudah decluttering, nominal biaya kirim tetap berakhiran juta. Gila aja kalo pindah antar pulau bayar sendiri. Aku bakal mikir panjang atau malah mending nggak pindah kalau suruh bayar sendiri. Hari itu BJ meneruskan informasi total biaya, selanjutnya perusahaan yang negosiasi dengan ekspedisi. Setelah ada kesepakatan biaya antara perusahaan dengan pihak ekspedisi, barulah kami mendiskusikan jadwal penjemputan dan pengiriman barang.
Barang-barang pindahan kami dikirim lewat laut. Aku nggak tahu, ada tidak layanan pengiriman dalam volume besar seperti ini yang melalui udara. Mungkin ada, tapi biayanya pasti wow yaaa.. Dalam pindahan kami kemarin, tarif per meter kubik kurang lebih Rp 1,5 juta. Dari perusahaan suami, ada batasan maksimal volume barang. Setelah diukur, total barang kami masih jauh dari batas. Amaan..
Tahapan Pindah Barang adalah sebagai berikut :
🚚 Estimasi biaya. Seperti kusebutkan di atas, staf dari Raja Pindah datang ke rumah untuk estimasi biaya. Untuk mempermudah proses ini, sebaiknya barang-barang kecil seperti pakaian, buku, dan aneka perlengkapan sudah dikemas dalam kotak/kardus. Penggunaan kotak/kardus akan memudahkan pengukuran volume. Sementara barang-barang yang tidak bisa dikemas sendiri (misal furniture) sudah didata sehingga staf ekspedisi tinggal mengukur.
Dalam proses ini, jumlah dan jenis barang yang akan dikirim harus sudah fixed. Jangan berubah lagi saat penjemputan barang. Sebab, estimasi biaya didasarkan pada jumlah volume saat pengukuran. Perubahan jumlah barang akan berakibat pada penghitungan ulang.
Semula, aku kira berat barang akan berpengaruh pada biaya. Rupanya tidak gess. Jadi seumpama ada barang-barang yang punya ruang kosong (misal lemari atau mesin cuci), dalamnya bisa kita isi barang-barang yang bisa muat ke dalamnya. Ini bisa jadi salah satu tips untuk meminimalisasi volume barang.
Untuk kendaraan, baik mobil atau sepeda motor, berlalu tarif khusus.
🚚 Penjemputan barang. Kesepakatan waktu penjemputan barang bisa dilakukan setelah deal harga. Saat hari H penjemputan barang, ternyata tim Raja Pindah datang serombongan. Malah saat itu mereka sempat telfonan dengan tukang untuk bongkar AC. Ya ampuun, ternyata layanan mereka include bongkar AC. Masalahnya, staf yang datang saat estimasi biaya bilang kalau AC mesti sudah dicopot saat penjemputan barang. Hmmmh, kalau ternyata include biaya bongkar AC kan kami nggak perlu sewa tukang sendiri. Mungkin memang sudah rezekinya Kang Tukang AC.
Tim yang datang ini langsung gercep packing dan repacking barang-barang. Barang yang memang belum dikemas, seperti kasur (iya..ada satu kasur yang kami bawa kemana-mana hahaha) dilapis kertas lalu didobel plastik. Barang-barang elektronik lapis bubble wrap dan akan didobel kemasan kayu. Sementara, kotak-kotak yang sudah aku kasih label, mereka dobel packing menggunakan plastik wrapping.
Proses ini beda banget dengan pengalaman saat pindah dari Medan ke Makassar. Saat itu kotak karton tidak didobel plastik. Selain itu, semua barang diangkut dulu baru dikemas ulang di kantor ekspedisi. Entah memang demikian cara kerjanya atau saat itu masih pandemi COVID sehingga kontak harus diminimalkan.
🚢 Pengiriman barang. Setelah selesai proses di rumah, barang-barang dibawa ke ekspedisi. Di sana dilakukan pengemasan lanjutan kemudian proses pengangkutan ke kapal. Semula, BJ berhitung kalau barang akan diangkut oleh kapal pada hari X (kutulis X karena aku lupa hari apa). Namun ternyata barang-barang baru bisa diangkut oleh kapal di jadwal selanjutnya. Jadi agak terlambat dibandingkan perhitungan BJ, tapi nggak telat-telat amat sih.
🏠 Penerimaan barang. Kapal yang mengangkut barang kami berlabuh di Surabaya. Usai proses bongkar, selanjutnya barang diantar ke Kediri dan diterima BJ. Aku tidak menyaksikan proses penerimaan barang di rumah Kediri. Sebab, saat itu aku dan anak-anak masih di Makassar.
Item jumlah barang yang dikirim sama dengan yang diterima. Jadi, no problem dalam hal ini. BJ tidak mengecek kondisi satu per satu barang (dalam pindahan, unboxing barang itu akan jadi proses tersendiri hihihihi). Namun, BJ sempat mengecek kotak televisi karena dari luar ada terlihat ada papan yang patah.
Hal yang tidak diinginkan terjadi, patahan kayu itu menekan kemasan karton dan berakibat rusaknya layar LCD TV.
Haduuuh…kenapa si TV nggak kami jual layaknya kulkas dan beberapa barang elektronik lainnya ya? Menyesal kan..kan..kan..
Sebenarnya kemungkinan kerusakan ini sudah terpikir sebelumnya. Kerusakan sedikit juga terjadi pada dua sepeda motor, yakni baret-baret di beberapa bagian. Memang tidak merusak fungsi sih, tapi jadi gangguan estetika. Kalau barang-barang lain sih aman.
Kezel sih. Tapi nasi sudah jadi nasi goreng…Selain menginfokan, BJ tampaknya enggan mengurus lebih lanjut ke Raja Pindah. Ya sudah… Kuanggap risiko dari pengiriman jarak jauh (haha, kok pasrah banget gini yaak…). Terbayang sih proses muat-bongkar barang di kapal. Tenaga angkut pasti tidak memperhatikan satu per satu barang. Yang penting semua barang beres dikerjakan.
Paling Aman
Memang paling aman itu nggak usah bawa banyak barang kalau pindah, terutama barang-barang elektronik. Tapi seperti kubilang di atas, nggak semua orang bisa pindah tanpa membawa barang-barang dengan alasan masing-masing. Apalagi masih pindah domestik dan biaya ditanggung, mending dibawa meski tetap decluttering lebih dulu.
Mungkin potensi kerusakan bisa diminimalkan kalau barang-barang diangkut pakai mobil yang sama hingga tempat tujuan. Namun, untuk perpindahan antar pulau dengan barang tak terlalu banyak, adakah layanan demikian? Kalaupun ada, mungkin biayanya jauh lebih mahal.
Demikian pengalamanku seputar pindah barang antar kota/pulau. Boleh lho kalau mau share pindah barang versi kalian. Silakan tulis di kotak komentar.
Pindahan barang selalu jadi keriwehan tersendiri ya mbk. Aku dulu pindah antar pulaunya,ngangkat di mobil pribadi aja barang2 yg penting, selebihnya dibagi sama tetangga. Kalo yang deket pakai mobil pick up hehe
BalasHapusIya mba..kalau deket bisa pakai pick up dilansir hihihi
HapusKapan hari adek sepupuku pindahan dari Surabaya menuju Pamekasan...."cuma" ke madura loh pindahnya tapi ya ampuuunnn rem to the pong, REMPOOONGG
BalasHapusKebayang dirimu mbaaa, pindah dari luar pulau
daebaakk kamuuhh mbaa ❤️💪💯
Eh...surabaya sama mexico jg beda pulaau lho maaak..meski ada jembatan sih hehehe
HapusMemang, pindahan antar pulau tuh beneran tantangan, ya mbak. Mulai dari penaksiran biaya, penjemputan barang, hingga pengiriman melalui laut. Tapi, ya, seperti yang dikatakan, hidup itu penuh dengan kejutan! Semoga di tempat baru semuanya berjalan lancar dan barang-barang bisa menemukan tempatnya dengan nyaman. Sukses terus, ya!
BalasHapusMakasiiih mba..yang lebih sedih itu urusan sama kucing2 sih mbaa..huhuhu
HapusSemoga diganti dengan yang lebih baik yaa, ka Liiss..
BalasHapusPindahan dengan segala resikonya..
Ka Lis pasti lelah lahir batin.
Istirahat dulu, ka Liiss..
Makan gorengan sambil ngopi ama akuu..
Huhuhu..
Dulu Ibukku pindahan dari Medan ke Jawa pake peti.
Memang jatuhnya jadi mahal banget yaa.. Bikin peti kayu, terus udahannya ya diloakin. Dan memang sih yaa... sebelumnya kepikiran kalo barang elektronik bisa jadi investasi, tapi nyatanya agak sulit karena resiko di jalan dan ekspedisi yang memang cara kerjanya brak-bruk.
In syaa Allah ada hikmahnya.
Ka Lis abis ini ganti tipi yang melengkung Ultra HD.
Kulkasnya yang layar sentuh. Aamiin~ aamiin~
Haha..amiin maak. PUJI TUHAN jd uda ganti tipi google nii. Kulkasnya yg biasa aja wkwk
HapusPindahan itu yaa memakan tenaga, waktu, emosi, juga duit. Huhuuu harus declutttert karena ga mungkin semua diangkut. Andai rumah dipasang balon udara biar terbang dari UPG ke Kediri :))
BalasHapusSyukurlah udah beres pindahan yaa walaupun TV rusak dan motor baret.
Salut dengan keluargamu, mbak, yang telaten hidup berpindah-pindah.
Eh jd inget film Up ya mba..rumahnya terbang pake balon hehehe
HapusPengalaman pindahan baru dekat2 aja nih mba. Paling jauh pas lg kuliah, itu jg ke Depok doang..dekeeut 😅 kebayang deh barang anak2 kan udah merintil juga ya.
BalasHapusAku baru dengar Raja Pindah mba. Oh pak su di JNE cargo ya mba, alhamdulillah udah terlaksana walau lelah njiwa raga kudu ngupi, ngemie.. enakknya 😁 sehat2 ya mba
Aku yang pindahan rumah dari Bekasi ke Tangerang Selatan aja berasa kayak gak sudah-sudah, ini lebih pada ke memilah barang dan bongkarnya nanti sih. Ngebayangin ini antar pulau, pasti lebih lumayan lagi capeknya. Semangat ya mbak.
BalasHapusWaah kebayang betapa repotnya, dan juga butuh dana yg lumayan cukup besar. tapi juga senang ya mbak kalau tempat pindah yg dituju adalah kota impian. Selamat menikmati tempat baru.
BalasHapusTetap semangat ya, Mba Lis dan keluarga. Kalau jadwalnya suami pindah ya mesti ikut ya, Mbak.
BalasHapusKalau masih satu provinsi masih oke dan mudah lah ya. Lah ini dari Medan ke Makassar. Alamaak. Pastinya butuh kesabaran banget nih. Belum lagi ya itu, ada barang-barang yg rusak selama pengiriman.
Saya juga pernah punya pengalaman pindah rumah beberapa kali. Meskipun dalam satu kota, tetap saja acara pindahan itu memang repot hehehe
BalasHapusDan pernah ketika memutuskan pindah ke kota lain, mengikhlaskan beberapa barang untuk ditinggal dan diberikan pada orang yang membutuhkan.
Memang pindahan setelah nikah apalagi beda kota cukup lumayan beres-beres barangnya. Dulu waktu dari Semarang ke Bandung saya pakai kereta api sebagian packing barangnya terus lanjut mobil box. Lumayan pokoknya nata-nata barangnya lagi di tempat baru
BalasHapusWah, klo pindahan antar pulau atau kota tentu lebih menantang angkat barang barangnya ya mbak
BalasHapusKlo aq dulu pakai jasa ekspedisi, tapi ya cuma bawa buku buku sih, pindah dari jakarta ke Surabaya
Aku pengalaman pindahan cuma bawa baju dan barang pribadi sih. Jadi hanya ditenteng. Ternyata pindahan dekat dan jauh tuh beda ya. Kupikir bisa sekalian sewa semobil misalnya. Ternyata gak gitu kerjanya
BalasHapusShalom Lisdha.
BalasHapusSeru ya acara pindahan barang. Aku juga pernah tapi hanya seputar kota yang sama "Depok" untuk hemat biaya beberapakali PP pake mobil pick up. Karena kalau mobil box lumayan mahal ya. Puji Tuhan walaupun pick up tapi barang-barang selamat tidak ada yang rusak