Pengalaman Menggunakan Laundry Koin


Sekitar empat atau lima tahun lalu, saya takjub saat pertama kali melihat outlet laundry koin. Wah, sudah ada juga tempat laundry seperti ini, demikian pikir saya waktu itu. Sistem laundry yang sebelumnya hanya saya lihat di di film barat, akhirnya saya lihat di dunia nyata.

Dunia nyata bagian Medan 🙂. Yak, outlet laundry koin yang saya maksud berada sejalur dengan sekolah anak-anak di Jalan Katamso. Terlepas dari segala keruwetannya, Medan tergolong kota besar. Namun, tetap saja kota ini berjarak cukup jauh dengan Jakarta yang merupakan barometer kemajuan. Jadi, tolong anggap wajar kalau saya merasa takjub (huehehehehe).

Buat saya, laundry koin merupakan ketakjuban kedua setelah laundry kiloan. 

Duluuuu, saya hanya tahu tempat laundry yang biayanya dihitung per item pakaian/cucian. Tempat-tempat laundry biasanya terlihat mewah. Kalaupun kata mewah terasa berlebihan, setidaknya tempat laundry semacam itu bukan seperti warung kecil di pinggir jalan. Pengguna jasanya pun terlihat mewah. Mereka datang menggunakan mobil, lalu keluar menenteng pakaian yang digantung dan dilapisi plastik. Pasti pakaian mahal… 

Melihat pemandangan seperti itu, mana terpikir mencuci baju di laundry. Punya mesin cuci saja masih sebatas mimpi.

Waktu berlalu, tempat laundry kiloan tumbuh seperti cendawan. Wah, ada ya laundry yang pakaiannya dihitung kiloan. Tarifnya tentu lebih bersahabat. Soal kualitas, ya jangan dibandingkan. Ada harga, ada rupa. Tampilan outlet laundry kiloan biasanya lebih sederhana. Tidak selalu di ruko, outlet laundry kiloan malah ada yang bertempat di teras rumah.

Saya mulai menjadi pelanggan laundry kiloan saat tinggal di Medan. Berhubung di rumah sudah ada mesin cuci, saya hanya menggunakan jasa setrika (soalnya, saya tidak suka menyetrika 🙂). Kalau dikalkulasi, lebih hemat setrika di laundry daripada memanggil tukang setrika ke rumah. 

Demikianlah. Soal pergombalan di rumah saya adalah dicuci menggunakan mesin, lalu setelah kering dipilih berdasarkan perlu disetrika atau tidak. Yang tidak perlu disetrika,  langsung dilipat dan masuk lemari. Sedangkan yang perlu disetrika, saya bawa ke tempat laundry. 

Kebiasaan ini berlangsung sejak di Medan, pindah ke Makassar, hingga sekarang tinggal Kediri. Saya tak pernah kesulitan mencari tempat laundry untuk setrika. Di kompleks tempat tinggal pun biasanya ada tempat laundry kiloan. Seperti saya tulis di atas, tempat laundry kiloan (tumbuh) seperti cendawan. Jadi, dimanapun relatif mudah ditemukan. (Jangan bilang susah ditemukan di hutan yaaa… kalau di hutan sih cendawan betulan😂)

Situasi itu membuat saya tidak pernah berpikir untuk mencoba jasa laundry koin.  Lalu, kapan pengalaman pakai laundry koinnya? 

***

Pengalaman Pertama

Akhir Desember 2024. Kami mudik Natal seperti biasa. Yang tak biasa di mudik kali ini adalah untuk pertama kalinya kami tak lagi menempuh jalur udara. Dari Kediri pulang ke Klaten lalu Temanggung, mana perlu naik pesawat. Lewat tol malah lebih cepat.

Seperti biasa, Desember adalah  bulan basah. Hujan turun hampir setiap hari. Di Klaten, yakni di tempat mertua tak ada mesin cuci. Kalau mencuci manual, pasti pakaian lama keringnya. Bisa saja sih mencuci pakai mesin di tempat kakak ipar. Tapi, dalam kondisi hujan terus- menerus, sudah diperas pakai mesin pun tetap butuh waktu untuk kering. 

Pada saat itulah saya terpikir untuk mencoba jasa laundry koin. Pasti bisa langsung kering kan ya… Saya pun mencari informasi di google tentang laundry koin di Klaten. Ada beberapa outlet laundry yang saya maksud dan salah satunya tidak jauh dari rumah mertua. Beneran tidak jauh karena masih dalam range kesediaan saya untuk berjalan kaki 😂

Singkat cerita, siang-siang saya membawa cucian ke laundry tersebut. Dari luar, warna-warni mesin laundry langsung tertangkap pandangan mata. Oleh karyawan, buntelan pakaian yang saya bawa langsung ditimbang. Eh cuma tiga koma sekian kilogram. Sementara, laundry koin berlaku satu biaya dengan berat cucian maksimal  tujuh kilogram. Artinya, cucian dengan berat di bawah tujuh kilogram tetap dikenai biaya yang sama, yakni Rp 25.000 untuk self service cuci kering.

Ada juga sih layanan drop-off (tidak self service). Tapi kalau dilihat dari daftar tarif,outlet laundry ini tidak melayani jasa setrika.


Ya sudah deh, namanya juga pengalaman pertama. Belum tahu kalau sistem biayanya seperti itu. Lagipula, yang penting saat itu adalah pakaian langsung kering.  

Berhubung saya belum pernah berpengalaman swalayan di laundry koin, saya minta bantuan mas-mas karyawan. Pertama, saya diberi koin untuk dimasukkan ke mesin cuci. Setelah koin dimasukkan, tinggal tekan tombol untuk mencuci. Setelah cucian selesai, pakaian harus dipindah ke mesin pengering. Saya kembali diberi koin untuk mengoperasikan mesin pengering. Mesin sudah disetel standar, jadi setelah dimasukkan koin, pengguna tinggal sekali tekan. Gampang kok… 

Ada dua hal baru buat saya, yakni pertama menggunakan mesin cuci bukaan depan. Berbeda dengan mesin cuci di rumah saya yang bukaan atas. Hal kedua adalah menggunakan mesin pengering. Di Indonesia sudah banyak rumah tangga yang menggunakan mesin cuci. Namun, sepertinya tidak demikian dengan mesin pengering pakaian. Ya nggak sih? Tinggal di negeri tropis, kita dianugerahi mesin pengering terbesar sejagat raya, yakni matahari. Tapi, mesin yang satu ini memang suka ngadat kalau musim hujan tiba 😂 .


Total waktu yang saya gunakan untuk mencuci di laundry koin Borobudur adalah satu jam lebih sedikit (lupa deh lebih berapa menit). Datang saat cuaca terang, mencuci dan mengeringkan dalam kondisi hujan derasss, lalu pulang saat hujan sudah reda. 

Pengalaman Kedua

Usai libur natal dan tahun baru, kami kembali ke Kediri pada tanggal 2 Januari 2025. Di rumah sudah ada cucian kotor yang saya tinggal. Ditambah lagi cucian kotor dari liburan plus selimut-selimut dan sprei terpasang yang lembab karena cuaca. Hmmmh… mana Januari itu katanya hujan sehari-hari  (tapi ternyata itu cuma kekhawatiran saya ^_^). Yang pasti, sudah kepikiran dulu, dengan kapasitas mesin cuci saya yang terbatas, gunungan cucian pasti harus diselesaikan secara serial. Huuft…ditambah urusan menjemur sampai kering, bakalan selesai berapa hari tuh?

Akhirnya, saya memutuskan untuk menggunakan laundry koin di seberang kompleks perumahan. Tempat laundry koin ini buka beberapa bulan lalu. Di depan outletnya tertulis “laundry koin” pada spanduk kombinasi biru-putih berukuran besar. 

Berbekal pengalaman pertama, saya terlebih dulu menimbang pakaian kotor sebanyak tujuh kilogram. Menimbangnya pakai timbangan badan 😀, jadi ada kemungkinan kurang tepat. Benar saja, saat ditimbang di lokasi, ternyata tujuh kg lebih sedikit (300 gram kalau nggak salah). Ya sudah, kelebihannya saya sisihkan saja.


Outlet laundry yang kedua terlihat lebih modern dibandingkan outlet pertama. Mesin cuci dan pengeringnya terlihat baru dan kinclong. Ruangan tidak luas, tetapi desain dan dekorasinya menunjang kenyamanan saat menunggu cucian. Selain itu, ada free-wifi. Biayanya sama, yakni Rp 25.000 per 7 kg, tapi ada opsi biaya Rp 20.000 per 7 kg jika membawa sabun dan pewangi sendiri. 

Satu hal, meski di depan outlet tertulis LAUNDRY KOIN, tetapi faktanya sama sekali tak ada penggunaan koin. Mesin cuci dan pengering sudah disetel standar oleh karyawan, sehingga pengguna tinggal memasukkan dan mengeluarkan cucian. Kalau bingung tombol mana yang harus dipencet, para karyawan sigap membantu.

***

Demikian pengalaman saya menggunakan laundry koin. Berhubung sudah ada mesin cuci, plus saya ada waktu, sepertinya saya tidak akan menjadi pelanggan laundry koin. Namun, bisa jadi saya membutuhkannya saat kondisi tertentu. 

Beda orang, beda kondisi. Pasti banyak juga yang terbantu oleh layanan laundry koin. Terbukti, saat di outlet Kediri, selama saya menunggu cucian, ada saja customer  datang dan pergi.

Di antara teman-teman pembaca tulisan ini, apakah ada seperti saya, yakni yang baru saja mencoba laundry koin? Atau sudah biasa menggunakan laundry koin?  Atau belum pernah mencoba laundry koin? Atau.... malah punya usaha laundry koin? 🙂 

Sila share di komentar :) 

  

18 komentar untuk "Pengalaman Menggunakan Laundry Koin"

  1. Kalau ngitung parameter jauh dekat dari Jakarta dengan wah saya yg di Cianjur merasa minder nih
    Iya, dibandingkan Medan kan deketan Cianjur dari Jakarta mah. Tapi ciba disini belum ada ojek online... Apalagi itu laundry pakai koin. Meski laundry biasa sih udah ada juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...ulah minder atuh Teh. Padahal mah ya, masih buanyak daerah yang juga masih so-so saja. Tapi khusus Jabar - Banten, karena dekat Jakarta, jadi lebih sering dikomen yaaa..

      Hapus
  2. Aku belum pernah dan pengen
    Cuma ini anak bungsuku gak ada yang jaga
    Nanti tahun ini kalau sudah genap 3 tahun rencananya mau coba keluar karena si bungsu dah makin pinter ditinggal keluar sebentar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau masih ada balita memang gerak kita terbatas ya Mak..iya sabar tunggu bentar lagi :)

      Hapus
  3. betul banget mba jasa laundry di tempat aku udh buanyak sampe cuma beda beberpa meter jaraknya. Cuma belum ada nih yang self service pake koin di sini mah mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneran makin banyak ya jaasa laundry ni Mak..Persaingan makin ketat hehehe

      Hapus
  4. Saya yang terakhir, Mbak..Punya usaha laundry hihi. Tapi yang lebih modern lagi, karena pakai aplikasi. Jadi sekali nyuci / sekali ngeringin Rp 10.000. Karena pakai aplikasi jadi enggak perlu 24 jam ditunggu. Pegawai saya hanya bekerja dari pukul 12.00-20.00 Sisanya, suami mengawasi dari CCTV. Oh ya jarak laundry dari rumah saya beda kota-beda provinsi (25 km jaraknya). Tapi berkat teknologi, semua bisa berjalan dengan baik.Alhamdulillah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya bikin pertanyaan yang "punya usaha laundry" karena mb dian lhooo hahaha. Wah pinisirin sama laundry mb dian, tampak hitech gituuu..cemana lah laundry pake apk

      Hapus
  5. relatively affordable yaa laundry koin inih. enak juga sih gak ribet urusan sm pihak lain dan gimana2 karena semua kita handle sendiri termasuk bayar. Jadi ya lebih yakin aja dengan cucian dan baju2 kita ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak...apalagi buat orang yang OCD kalo cucian dipegang orang tapi juga ga sempat nyuci, pas banget nih laundry koin

      Hapus
  6. Jaman kuliah saya suka nyetrika krn bisa melampiaskan kebiasaan perfeksionis... tapi sekarang tydac... hahaha...
    Udahlah all in aja sama laundry, jadi tenaganya bisa dimanfaatkan untuk tugas yg lain...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah berdamai sama hasil setrika orang ya Mbak? hahaha

      Hapus
  7. Jasa seperti ini, memang bermanfaat sih, khususnya seperti sekarang sedang musim hujan dan kesibukan orang², biar lebih sat set punya baju bersih, rapi dan harum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah iya mak..musim hujan pas bangeeet nih. Cuma masih harus setrika/disetrikakan aja nih.

      Hapus
  8. di tempatku belum ada laundry koin nih Mbak, padahal asik juga sih ya kalau bisa cobain laundry koin itu, kayak lagi di luar negeri gak sih gitu :D

    BalasHapus
  9. Aku belum pernah pakai jasa laundry koin, kaa..
    Jadi takjub jugaa...beneran kaya di luar negeri yaak.. cakeepp euuii..
    No riweuh riweuh club.

    Di tempatku karena daerah perumahan, jasa laundry tuh masih yang dijagain orang gituu... belum nemu yang modelan koin koin begini...
    Apa kudu pindah kota nih??
    Heheheh...

    BalasHapus
  10. Di Ungaran sudah mulai ada laundry koin nih belum pernah coba, mau ah cobain cuci dan keringkan di sana, musim hujan jadi lembab euy jemurannya

    BalasHapus
  11. hoo iyaa kukira laundry koin ya masiukin koin beneran, ternyata nggak ya maaak.. wkwkwkwk. ih makasi sharing pengalamannya ya mak, aku jg belom pernah ke laundry koin niih.. hihi

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)