Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku
Beri aku sedikit waktu
Biar cinta datang karena telah terbiasa
(Risalah Hati - Dewa 19)
Hayoo…siapa yang langsung ingat tren “aku gak bisa Yura?” Meski hanya menyanyikan ulang, tren itu membuat nama Yura lekat dengan lagu Risalah Hati. Jangan-jangan, malah ada yang baru tahu lagu itu setelah dinyanyikan Yura?
Sebagai generasi millennial, saya tahu lagu itu dari lama dong. Dan pada Sabtu, 25 Januari 2025 lalu, saya berkesempatan menonton lagu itu dibawakan langsung oleh band aslinya, Dewa 19. Sebenarnya, tidak bisa dibilang 100 persen asli sih. Sebab, saat rilis tahun 2000 di album Bintang Lima, lagu itu dibawakan dengan vokal Once Mekel. Sedangkan saat saya menonton langsung di Lapangan Tirtayasa, Kediri, Dewa menampilkan lagu itu feat Marcello Tahitoe.
Nggak masalah sih… Bagi telinga awam saya, lagu ini asik-asik saja saat dinyanyikan Once, Ari Lasso, Virzha, maupun Ello. Mungkin karena nyawa lagu-lagu Dewa itu bukan di vokalis-nya ya.., tapi di Ahmad Dhani hihihi. Eh ini bukan bermaksud menafikan vokalis dan anggota band lainnya yaaa… Tentu karena kepiawaian semua anggota band, maka siapapun vokalisnya, lagu-lagunya tetap terdengar enak. Tentu pendapat ini sangat subyektif. Beda telinga, bisa beda pendapat. Dan itu sah-sah saja.
***
Saya tidak punya kemampuan musik dan vokal, tetapi tahu-lah hits band-band mainstream era 90/2000-an. Dan lagu-lagu era itu merupakan salah satu topik komunikasi saya dengan si sulung yang sudah remaja, Ale. Tips parenting manapun pasti menekankan pentingnya komunikasi dengan anak. Apalagi anak remaja yaaa...usia ngeri-ngeri sedap nih.
Kalau bukan karena Ale, rasanya tidak mungkin saya menonton konser Dewa 19. Ini kali kedua saya menonton konser karena menemani si anak lanang. Kali pertama menonton berdua adalah saat konser Paskita di Surabaya, Juni 2024. Seru juga sih menonton penampilan Tulus, Fourtwnty, Danilla, dan lain-lain. Dan dampaknya….si bocah jadi ketagihan nonton konser.
Euwwwww….
Saya suka lagu-lagu Dewa 19. Namun, saya bukan tipe yang pengin-banget menonton konsernya sih. Apalagi pengalaman saat acara Paskita, senang sih bisa bonding sama si ABG. Tapi jujur capek bangeeet boook. Ya gimana, emak-emak usia 40-an, tidak bisa lagi dibilang mamah mudah kan ya…wkwkw.
Kalaupun memaksa #merasamuda, faktanya sudah tidak sangat-muda. Saat musik berdentam keras, rasanya bukan hanya sampai telinga tapi menghujam hingga dada hahaha. Plus, berdiri sekian jam di depan panggung itu bikin tremor dan encok wkwkwk. Beda dong dengan Ale yang energinya mulai berlipat.
Dan tiba suatu hari, angin berkabar konser Dewa 19 di Kediri!!
Sedikit kilas balik, Dewa 19 adalah band yang hits saat saya bertumbuh remaja. Tahun berlalu, band asal Surabaya ini sudah berubah dari formasi awalnya. Meski demikian, Dewa 19 tetap eksis sampai sekarang. Bahkan, Dewa 19 sering disebut sebagai salah satu band legend di Indonesia.
Meski sudah tidak (atau belum?) mengeluarkan album baru, lagu-lagu lama Dewa 19 tetap disukai. Tak hanya oleh kaum muda di masa lalu, tapi juga anak-anak muda di masa kini. Penggemar Dewa 19 jadi lintas generasi. Ale, si gen Z edisi akhir (lahir tahun 2010) adalah salah satu penggemar muda lagu-lagunya Dewa. Tak hanya Dewa, dia juga suka Sheila on Seven, Slank, Padi, dan band-band lawas lainnya.
Ya begitulah…dampak dari begitu mudahnya mengakses musik di zaman digital ini. Beda banget dengan zaman kita, eh saya tumbuh sebagai remaja. Mana bisa mendengarkan musik sesuka hati di Spotify. Tak terbayang juga bisa setiap waktu melihat aneka video musik di Youtube.
Masa itu seperti belum terlalu lama berlalu. Tapi bedanya sudah sangat njomplang. Zaman itu mendengarkan musik hanya dari radio dan tape recorder (kalau punya/bisa pinjam kasetnya). Masa itu adalah melihat video musik hanya di televisi yang kanalnya masih terbatas. Adakah yang baca ini dan dulu suka nunggu acara MTV? Cung di komen yaaa…hehehe.,
Tentu saja, Ale sangat antusias mendengar kabar konser Dewa 19 di Kediri. Pokoknya mauuu bangeet nonton. Dan si ayah yang lagi murah hati langsung mengiyakan keinginan si bocah. Hmmmh…. Begitu deh kalau bapak mau menyenangkan hati anak (btw, beberapa malam lalu kami membahas tentang "kontribusi negatif" kami -orangtua millennial- dalam membentuk mental “kurang berjuang” gen Z dan gen alfa. Mungkin, salah satunya karena lebih longgar dalam memenuhi keinginan tersier mereka..wew).
Kalau tidak salah, bulan Oktober tiket sudah mulai dijual. Saya membeli dua tiket VIP secara online di Dewatiket.id. Satu buat Ale, satu lagi buat yang menemani Ale, entah itu saya ATAU si ayah. Namun, seperti saya tulis di atas, saya nggak merasa HARUS banget untuk menonton. Demikian juga si ayah. Jadi, saya sempat bilang ke Ale, kalau ada teman dia yang mau menonton, boleh kok beli tiketnya. Istilahnya…WTS-lah.
Bukan….bukan wanita tuna susila yaaaa.. WTS dalam hal ini adalah want to sale. Biasanya istilah ini dipakai orang yang menawarkan tiket yang sudah dia punya lewat media sosial. Saya pertama ketemu istilah wts = want to sale saat cek-cek IG menjelang acara Paskita. Otak saya jelas nge-lag lah. Secara,di generasi saya, WTS itu umum dipakai untuk menyingkat tiga kata : wanita tuna susila. Sementara sekarang, singkatan itu sudah jarang terdengar, digantikan oleh tiga huruf yang lain, yakni PSK (pekerja seks komersial) >> yang walaupun tidak hanya wanita, tapi kok kesannya tetap mengarah ke wanita. Iya nggak sih?
Hahaha, pemahaman tentang istilah bisa menjadi penanda usia yaaa…
Sampai menjelang hari H, nggak ada teman Ale yang beli tiket itu (saya juga nggak woro-woro wts tiket di media sosial sih). Ya kan jualnya harus ke orang yang bisa nonton bareng Ale, bukan ke sembarang orang. Terus si ayah bilang, “bunda ajalah yang ngawani Ale, aku yang jaga Elo.”
Ya udin, pasti bukan kebetulan kalau saya harus kembali nobar sama si bocah. Saya iyakan karena bisa jadi, ini akan jadi konser terakhir kami menonton berdua. Dia akan bertumbuh makin besar. Di masa mendatang, mungkin dia akan menonton konser bersama teman-temannya. Semoga kelak “menonton konser bersama bunda” menjadi memori baik dalam ingatannya. (Ihiii…Memori Baik, judul lagu barunya Sheila on Seven doong)
***
Sejak membeli tiket, Ale sudah tidak sabar menunggu hari H. Dan ketika hari itu tiba, dia sudah sangat antusias sedari pagi (bahkan sejak kemarin-kemarin 😂). Konser dijadwalkan mulai pukul 18.00 dengan band pembuka Haira, dilanjut perform The Lucky Laki, baru kemudian Dewa 19 sebagai pemuncak.
Saya sih penginnya datang ke Tirtayasa pas sudah dekat waktunya penampilan Dewa 19. Namun, Ale mau datang awal supaya dapat spot nonton yang bagus. Ya sudah lah, saya mengalah. Pukul 17.30 kami berangkat ke Tirtayasa, nggak jauh kok, cukup 15 menit dari rumah. Tiba di sana, suasana di sana sudah ramai.
Sekilas saya melihat wajah-wajah para calon penonton untuk menakar usia 😀. Berbeda dengan saat konser Paskita yang didominasi wajah-wajah usia Gen Z, wajah penonton konser Dewa 19 benar-benar lintas usia. Ada yang usianya tampak jauh di atas saya, tapi terlihat juga anak-anak yang tampak lebih muda dari Ale. Konser Dewa 19 jadi kayak family time gitu..tontonan keluarga hahaha.
Singkat cerita, saya dan Ale masuk gate. Eh iya, saya bawa bekal tumbler dan irisan apel (jaga-jaga kalau kelaparan 😂). Tapi ternyata nggak boleh masuk bawa makanan dan minuman (karena di dalam ada booth ma-min). Akhirnya, tumblers dan apel saya titipkan dengan membayar Rp 30.000. Kalau nggak mau titip-bayar, barang harus dibuang ke tempat sampah. Ya kan sayang.. 🙂.
Sampai di dalam, acara belum dimulai. Sesuatu yang saya khawatirkan terjadi, yakni hujan deras (memang langit sudah mendung sedari sore). Bersyukur saya sudah prepared mantel hujan. Jadilah kami bermantel-ria sembari menunggu acara mulai. Untung molornya tidak terlalu lama. Begitu hujan reda, band Haira langsung memulai performnya.
Jujur saya baru tahu band ini. Saat Haira tampil, saya malah sibuk mencari info tentangnya di internet hehehe. Setelah Haira, lanjut penampilan The Lucky Laki yang digawangi Al El Dul, yakni anak-anak Ahmad Dhani dengan ex-wife Maia Estianty. Oh ya, ada satu personil lagi yakni Timur Zavier yang adalah anak gitaris Dewa, Andra Ramadhan. Hmmh..coba anak laki-laki Ari Lasso dan personel Dewa lainnya juga juga gabung di The Lucky Laki… apapun nama band-nya jadi seperti Dewa Junior yaaa wkwkwkw.
Ketika Al El Dul baru nampak sekilas di sela backstage, para gadis sudah pada heboh teriak-teriak. Ya gimana, mereka bertiga memang termasuk cogan (cowok ganteng) dengan ciri khas masing-masing. Apalagi saat The Lucky Laki tampil di panggung, makin ramelah hebohlah teriakan-teriakan para penonton hawa.
Saya nggak ikut-ikut teriak gemash loh yaaa… Jaga citra sebagai emak-emak wkwkwk.
Di sela penampilan Al-El-Dul dan Zavi saya justru menjadi lambe turah yang menginfokan drama kehidupan pernikahan Ahmad Dhani - Maia - Mulan pada Ale. Ya kan Ale belum lahir saat huru-hara rumah tangga itu menghebohkan nusantara wkwkw. Tapi nggak sekadar me-lamtur dong, ada pesan moral yang saya sampaikan pada Ale (haha #pesanmoraldong). Saya bilang ke Ale kalau jadi anak pesohor itu ada konsekuensi tersendiri. Mau tidak mau, mereka akan terus disorot dan dibandingkan dengan orangtuanya.
Sebenarnya itu jaga-jaga saja supaya Ale tidak silau pada Al-El-Dul wkwkwkw. Anak usia segitu biasanya kan lihat bagian enak-enaknya aja ya...
Selesai penampilan The Lucky Laki, tibalah giliran Dewa 19 tampil di panggung. Ya maap, saya tidak akan menulis detail penampilan mereka. Kami dapat spot di sisi kanan panggung, jadi angle foto-foto juga alakadar (kamera HP saya juga alakadar sih hehehe).
Pokoknya petjah lah… Ello memukau dengan rock star style tapi tetap ramah. Seperti biasa, di beberapa lagu, Pakdhe Dhani yang jadi lead vocal. Bahkan di single terbaru Dewa 19, Tak Ada yang Sebanding Denganmu, Dhani pegang vokal sementara Ello memainkan keyboard.
Sebuah kejutan bagi penonton ketika di penghujung penampilan, ada semburan asap, confetti, dan ledakan kembang api. Jadi kayak perayaan tahun baru atau 17-an gitu… Sambil turun panggung, drummer Agung Gimbal melempar stik drum yang langsung jadi rebutan. Hal serupa dilakukan Andra yang menyebar banyak pick gitar ke arah penonton.
Sayang sekali, Ale tidak beruntung mendapatkan pick yang dilempar Andra. Anak itu sampai mengais-ngais rerumputan, kalau-kalau ada pick yang jatuh di sela confetti. Hal itu dia lakukan sampai banyak penonton meninggalkan area. Duuh..angel wis angel. Saya sampai mengutip kalimat Umar Bin Khattab demi menghibur kekecewaan dia gara-gara tidak mendapat pick gitar Andra :
…apa yang melewatkanmu tidak akan pernah menjadi takdirmu, dan apa yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah melewatkanmu.
Puji Tuhan, acara malam itu berlangsung lancar, tidak ada kericuhan ataupun kemacetan parah. Sebagai orangtua, concern saya adalah keselamatan anak dan penonton lainnya 🙂.
Terimakasih Creativetag untuk kerja baiknya. ❤️❤️🙏
Posting Komentar untuk "Nonton Konser Dewa 19 Bersama Anak Lanang"
Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)